86. Thanks For Coming Back

577 42 4
                                    

EP. 86. Thanks For Coming Back

********

Terry masuk ke ruang ICU di mana Shien sedang berbaring sekarang. Dia berjalan perlahan mendekati ranjang pasien Shien, lalu berdiri di samping Shien dan menatapnya cukup lama.

"Ini salah kamu karena terlalu beruntung." Terry bergumam pelan. "Semua ini salah kamu karena berhasil mendapatkan hati Langit." Imbuhnya dengan tatapan penuh rasa iri dan dendam.

Terry kemudian menunduk dan membisikkan sesuatu di telinga Shien. "Aku cuma mau bantu mempermudah kamu biar gak kesakitan lagi." Lalu menarik diri dengan menegakkan tubuhnya kembali.

Memejamkan mata seraya menarik napasnya panjang. Terry mengeraskan hati, sebelum kemudian tangannya dengan gemetaran terulur untuk menarik selang ventilator dari mulut Shien sebagai alat bantu pernapasannya. Namun, gerakannya terhenti saat melihat tangan Shien bergerak.

Matanya seketika melebar sempurna, sejenak Terry memperhatikan pergerakan tangan Shien. Jari jemari lemah itu bergerak cukup lama.

Terry menelan ludahnya susah payah, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Dalam hati dia menggumamkan doa semoga Shien tidak terbangun. Dan rupanya itu terkabul, karena setelah dua menit berlalu, tangan Shien berhenti bergerak.

Terry juga sedikit menggoyangkan tubuh Shien dan memanggilnya untuk memastikan jika Shien masih dalam keadaan tidak sadarkan diri, dan gadis yang sedang terbaring lemah itu tak menunjukkan respon apapun.

Terry menghembuskan napas lega. Menyeka keringat di pilipisnya, untuk kemudian kembali menjalankan aksinya yang sempat tertunda.

"Selamat tinggal, Shien." Bisik Terry sambil tersenyum miring.

"What are you doing, Terry?"

Terry terkejut bukan main begitu mendengar suara seseorang berteriak di belakangnya dan refleks berbalik tanpa melepaskan tangannya dari selang ventilator Shien.

Shanna yang melihat Terry hendak mencelakai adiknya langsung mendekat dan menarik Terry, lalu melempar tubuhnya ke lantai.

"Lo udah gila, ya?" Shanna menatap murka wajah Terry dengan tatapan geram. Sementara yang ditatap tidak menunjukkan rasa bersalah atau takut sedikit pun meski sudah jelas tertangkap.

"Ikut gue!" Shanna langsung menarik kasar lengan Terry sebelum dia sempat berdiri.

Shanna menyeret tubuh Terry ke ruang rawat yang disewa Mama setelah sebelumnya dia meminta dokter untuk memeriksa Shien karena takut terjadi sesuatu. Shanna sangsi jika Terry belum melakukan apa-apa pada sang adik.

"Kenapa lo bisa setega ini sama Shien, Ter?" Teriak Shanna murka begitu mereka sampai di ruang rawat.

Gadis itu kembali melempar tubuh Terry hingga tersungkur di lantai, membuat Mama yang sedang membaca buku cerita milik Shien memekik terkejut melihatnya.

"Sha, ini ada apa, kok kasar gitu sama Terry?" Tanya Mama panik seraya berjalan mendekat dan berusaha membantu Terry untuk bangkit, namun kalah cepat dengan Shanna yang terlebih dahulu berjongkok dan meraih kerah baju yang dikenakan Terry, membuat Mama kembali terkejut dengan ekspresi penuh tanya.

"Lo ini manusia atau bukan, sih? Gimana bisa lo ngelakuin sesuatu sejauh ini? Apa yang udah Shien lakuin sama elo? Apa salah dia sampai lo tega ngelakuin ini sama dia?" Jerit Shanna kalap sambil mengguncang tubuh Terry.

Sementara Terry terdiam dengan tubuh gemetar melihat kemurkaan Shanna. Terry sendiri tak bisa menghindari atau membalas serangan Shanna yang terjadi dengan cepat karena rasa gugup dan takut yang membuat seluruh persendiannya terasa melemas.

SO IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang