16. I Feel In Love With You At First Sight

695 42 5
                                    

EP. 16. I Feel In Love With You At First Sight

********

Aroma jeruk menyeruak ke dalam indra penciuman Langit begitu dia menginjakkan kakinya di kamar Shien. Langit berdecak kagum, kamar Shien begitu luas dan sangat bersih, juga rapi. Kamar ini seperti miniatur, tidak ada barang yang lusuh sedikitpun.

"Dia penderita OCD atau apa?" Langit bergumam, dia merasa kamar Shien terlalu rapi. Dia teringat Jingga yang juga suka kerapihan, tapi kamarnya tak serapi kamar Shien.

Kedua bola mata Langit beredar melihat sekeliling kamar Shien. Begitu banyak action figure Princess Disney menghiasi rak lemarinya.

"Pantasan dia jadi penulis cerita anak-anak." Langit kembali bergumam sambil tersenyum.

Sejurus kemudian, matanya memicing saat dia menemukan action figure pangeran Eric yang berdampingan dengan putri Ariel. Langit heran karena ada pangeran nyempil di antara banyaknya koleksi putri.

"Mulan, Pocahontas. Gue bisa tambahin itu." Langit memperhatikan koleksi action figure milik Shien sembari mengabsen yang kurang.

Sekarang dia tahu Shien sangat menyukai action figure Disney, maka dia bisa memberikannya hadiah itu untuk merayunya. Siapa tahu saja hati Shien sedikit tersentil. Sebab, biasanya para gadis akan senang jika diberikan hadiah berupa hal-hal yang disukainya. Begitulah pikir Langit.

Langit berjalan ke arah meja kerja. Terdapat beberapa novel karya penulis terkenal tertata rapi di sana. Dia lalu mengambil salah satu secara random. Ternyata itu A Walk To Remember, novel karya Nicholas Sparks.

"Seleranya boleh juga." Langit manggut-manggut. "Tapi ini terlalu tragis."

Senyum di wajah Langit tiba-tiba menyurut saat mengingat kisah dalam novel itu yang menceritakan tentang sepasang anak remaja yang melewati banyak rintangan dan kejadian yang tidak menyenangkan, hingga keduanya pun jatuh dalam rasa cinta. Sayangnya, kisah mereka tak berakhir baik, karena salah satu dari mereka ternyata mengidap penyakit serius hingga merenggut nyawanya.

Setelah meletakkan kembali buku itu, pandangan Langit kini tertuju pada koin Australia yang tergeletak manis di atas meja rias sesaat setelah dia melangkahkan kakinya ke sana. Senyuman tipis kembali tersungging di bibirnya. Tangannya lantas terulur meraih koin itu, lalu memelintirnya hingga koin tersebut berputar-putar.

Saat Langit hendak berbalik untuk mengagumi hal-hal lain di kamar itu, Tahu-tahu Shien sudah berdiri di ambang pintu.

Langit terlonjak kaget. Namun beberapa detik setelahnya dia merasa senang karena yang masuk adalah Shien, bukan Shanna atau orang lain. Dia sudah menunggu kesempatan untuk bisa berdua saja dengan gadis itu.

"Lagi ngapain?" Tanya Shien penuh curiga seraya berjalan menghampiri laki-laki itu.

"Eung. . . , lagi lihat-lihat aja." Jawab Langit salah tingkah sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Ahh, dia merasa seperti seorang pencuri yang kena gep pemilik rumah. Langit lantas bersandar pada meja, tangannya berusaha menggapai apa saja yang ada di atas meja rdias untuk dijadikan alasan. Tapi, yang terambil malah G-Strings milik Shien yang entah kenapa bisa ada di sana.

Baik Langit maupun Shien, mereka bengong sesaat dengan bola mata yang membulat lebar. Wajah Shien langsung merah padam.

Sial, benda itu pemberian dari Shanna yang dengan gilanya membelikan barang seperti itu. Shien hendak membuangnya ke tempat sampah kemarin, tapi dia lupa dan malah meletakannya di sana. Dan sekarang Langit . . . .

"Ohh, maaf, aku gak senga–"

"Ini baju gantinya." Shien merampas G-String dari tangan Langit dan menukarnya dengan pakaian ganti yang dia bawa. Lalu, dengan segera dia membuang benda itu ke dalam tempat sampah yang ada di pojok kamar tanpa banyak bicara.

SO IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang