95. Tunangan

658 44 3
                                    

EP. 95. Tunangan

********

Langit berjalan santai di koridor rumah sakit setelah beberapa saat yang lalu dia menyelesaikan pekerjaannya. Wajahnya tampak berseri-seri dengan senyum semringah terukir jelas di bibirnya.

Hari ini adalah saatnya. Saatnya dia dan Shien kembali bertemu.

Langit jadi tidak sabar untuk segera tiba di apartemen dan membersihkan diri, kemudian mengenakan pakaian terbaiknya untuk menyambut kedatangan sang kekasih.

Langkah Langit terhenti saat ada sebuah koin menggelinding dan berhenti tepat di bawah kaki saat koin tersebut menabrak sepatu pantofelnya yang mengkilap.

Tubuh Langit membungkuk, lalu mengambil koin tersebut. Sebuah koin perak Australia berlambang koala.

Dia tersenyum memandang koin tersebut. Seketika ingatannya jatuh pada hari di mana dia dan Shien dipertemukan untuk pertama kalinya.

Berawal dari sebuah koin yang tak sengaja jatuh menggelinding, dia bertemu dengan Shien dan jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Gadis itu membuatnya terpesona dan penasaran sekaligus.

Shien. Si gadis pertama yang tidak mau menerima uluran tangannya, bahkan di saat Langit sendiri menawarkannya.

Ahh, Langit merindukannya. Benar-benar merindukannya. Apakah Shien akan datang sesuai janjinya?

Langit harap begitu. Dia tidak tahu Shien akan kembali atau tidak hari ini karena akhir-akhir ini Shien sulit sekali dihubungi. Dan sebaliknya, Shien belum menghubunginya sampai sekarang.

Hubungan jarak jauh memang cukup sulit, apalagi lintas negara seperti halnya Langit dan Shien.

Di awal-awal, mereka berhubungan dengan sangat lancar baik melalui telepon, pesan chat, atau panggilan video. Tapi seiring berjalannya waktu, hal itu semakin jarang dilakukan karena kesibukan masing-masing dan juga perbedaan waktu yang cukup jauh.

Terkadang Langit ketiduran saat menunggu Shien menghubunginya karena di Indonesia sudah larut malam, atau sebaliknya.

Tapi meski demikian, baik Langit ataupun Shien tetap berusaha untuk saling menghubungi.

Dari yang setiap hari, menjadi tiga kali dalam seminggu, lalu seminggu sekali, satu bulan sekali, dan ke depannya semakin jarang. Apalagi saat Shien memberitahu Langit akan pergi tour keliling dunia bersama orang tuanya, Shien semakin tidak bisa dihubungi dan komunikasi keduanya benar-benar terputus.

Pernah sekali Shien mengirim foto yang menunjukkan dirinya sedang berada di taman bunga Keukenhof, Belanda, dan menyematkan pesan bahwa dia akan segera kembali. Itu adalah pesan dari dua bulan yang lalu.

Setelah itu tidak ada kabar lagi, sampai hari ini. Dan Langit tidak bisa melihat aktivitasnya dari kejauhan karena Shien tidak memiliki media sosial. Ingatkan saja jika Shien sangat menjaga privasi dalam hidupnya.

Walaupun demikian, Langit percaya Shien tidak akan meninggalkannya dan pasti kembali seperti yang sudah dijanjikannya.

"April?"

Satu Alis Langit terangkat begitu mendapati anak perempuan berusia sepuluh tahun itu berdiri di hadapannya, sedang menatapnya datar. Dia adalah pasien Langit yang satu minggu lalu menjalani operasi transplantasi hati.

"Itu koin keberuntugan." Ucap April, membuat Langit speechless karena mendengar ini untuk yang kedua kalinya.

Langit tersenyum geli, sebenarnya dari mana anak-anak di sini mendapatkan koin seperti ini dan mengatakan itu adalah koin keberuntungan?

SO IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang