40. Di Luar Dugaan

570 35 2
                                    

EP. 40. Di Luar Dugaan

PROMOTE SESIKIT, YES.

Hai readers yang baik hati. Semoga sehat selalu dan banyak rezekinya.

Seperti yang udah aku bilang kalau MENJADI DIA berencana untuk terbit versi cetak.

Barangkali ada dari kalian yang berminat menjadi calon pembeli novel MENJADI DIA, silahkan isi list di bawah ini, yes.

*List pembelian*

Nama lengkap pembeli:

Alamat:

No.hp/wa:

Ekspedisi:

Jumlah pemesanan:

Note: Pemesanan nanti dalam via shopee, ini hanya untuk sekadar list. Tolong diisi, yaaaa. 😉

Untuk yang berminat, bisa langsung hubungi via pesan di akun wattpad aku Ademanis89 atau wa:  085795515987.

Terima kasih sebelumnya, gaes. Selamat membaca.

********

Shien mengurungkan niatnya membelikan sepatu untuk Langit. Bukan karena model sepatunya tidak bagus atau Shien tidak memiliki uang. Tapi, itu karena Shien belum mengetahui ukuran sepatu Langit saat ini. Shien akan memeriksanya dulu, barulah dia membelikannya.

Alhasil, dia memilih untuk kembali dan menghampiri Shanna apakah kakaknya itu sudah selesai memilih sepatu yang diinginkannya atau belum.

"Kak, udah selesai belu–" Shien yang kembali menghampiri Shanna tertegun begitu dia melihat sosok gadis berpenampilan modis bak seorang model, sedang saling melemparkan tatapan sengit dengan sang kakak.

Yang jelas, Shien tidak suka gadis itu.

Mendengar suara Shien, gadis itu lantas mendongak. Sorot matanya nampak terkejut, nyaris tak percaya dengan siapa yang dilihatnya. Namun sejurus kemudian, senyum menyeringai tersungging di kedua sudut bibirnya.

"Long time no see, Shienna." Gadis itu menatap Shien dalam-dalam. "Kayaknya baru kemarin lo pergi setelah bunuh Shawn. Ehh, sekarang udah pulang lagi aja. Masih sanggup hidup ternyata." Tudingnya kemudian.

Shien merasa jantungnya dihantam sebuah batu yang sangat besar. Dia memandang gadis itu dengan tatapan marah, tangannya mengepal erat di kedua sisi pahanya.

Shien tidak pernah mengusik gadis itu, tapi kenapa menyerangnya seperti ini?

"Ehh, gue denger lo udah bisa ngomong juga, ya? Gue kira lo gak bakalan bisa ngomong selamanya." Gadis itu tersenyum mengejek.

"Cukup, Terry! Teriak Shanna yang kegeramannya sudah mencapai titik puncak. Beruntung toko sepatu tersebut sedang sepi dan tidak ada pelanggan lain, sehingga teriakannya tidak terlalu menarik perhatian.

Terry.

Sepupu tiri Shanna dan Shien dari pihak Mama yang sejak kecil sering merundung mereka jika bertemu. Gadis itu begitu sombong dan kurang sopan.

Shien tidak menyangka, ternyata sifat buruk itu melekat erat hingga Terry dewasa. Terlebih, Shien mendengar cerita Shanna jika Terry selalu mengganggu dan mengatai Shanna bodoh selama mereka berada di satu sekolah yang sama, tepatnya sampai Shanna SMP.

Hingga akhirnya, Shanna memilih masuk SMA yang berbeda dengan Terry agar gadis itu tidak mengganggunya lagi. Bahkan Shanna terpaksa harus merelakan untuk tidak sekolah di SMA impiannya hanya demi menghindari Terry.

Bukannya Shanna tidak bisa melawan, hanya saja dia sudah terlalu malas jika harus meladeni Terry terus-menerus.

Entah apa yang membuat gadis itu senang menindas mereka. Baik Shanna atau Shien, mereka sama-sama tidak mengerti.

SO IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang