34. Be With You

549 34 1
                                    

EP. 34. Be With You

********

Bugatti Veyron milik Langit berhenti di depan rumah berpagar besi yang menjulang tinggi. Penjaga rumah yang sudah tidak asing dengan wajah Langit pun menyapanya dengan ramah begitu mobilnya bergerak memasuki halaman rumah.

Dengan dua buah goodie bag di satu tangan, sementara tangan lain memegang sebuket bunga Lily warna kuning yang memiliki simbol kesehatan atau kesembuhan. Sudah jelas bunga itu akan diberikan untuk siapa, bukan?

Beberapa jam yang lalu selepas kedatangannya kembali ke Indonesia. Laki-laki itu sengaja tidak memberitahu Shien perihal kedatangannya karena Langit ingin memberi gadis itu kejutan dengan datang ke kantornya langsung.

Tapi sesampainya di sana, Langit malah mendapati kabar bahwa Shien sudah empat hari tidak ke kantor. Resepsionis tidak memberitahu alasannya, sehingga membuat Langit khawatir. Takut-takut gadis itu sedang sakit dan masuk rumah sakit lagi.

Alhasil, Langit memilih untuk kembali dengan banyak pertanyaan dan kekhawatiran di hatinya. Namun dalam pikiran penuh tanya itu, beruntung Langit berpapasan dengan Fina saat dia baru saja akan memasuki mobilnya kembali.

Fina mengatakan bahwa Shien sakit, tapi juga memintanya untuk jangan khawatir karena Shien hanya terkena demam dan flu, serta sementara dia bekerja dari rumah sampai benar-benar sembuh.

Berdasarkan informasi dari Fina, sampailah Langit di sini sekarang. Berdiri di halaman rumah yang luas, tapi sangat sepi seperti tak berpenghuni.

Jelas saja, selain penghuninya sedikit, ini juga hari kerja. Jadi sangat tidak heran jika rumah yang terbilang cukup besar ini suasananya semakin sepi.

Langit bergeming di tempatnya, menatap ke arah balkon kamar Shien. Tersenyum tipis, Langit membayangkan ekspresi pemilik kamar itu saat dia menemuinya nanti.

Sedang apa dia sekarang? Selonjoran di atas tempat tidur sambil membaca buku? Atau hanya rebahan? Duhh, Langit tak sabar untuk bertemu gadisnya.

Ehh, gadisnya? Iya, gadisnya.

Tidak mau membuang-buang waktu untuk menebak-nebak apa yang sedang dilakukan Shien saat ini. Langit lantas bergegas meninggalkan mobilnya setelah dia menekan lock remote, kemudian berjalan ke arah pintu utama dan menekan bel.

Tante Risa keluar dengan balutan pakaian kasualnya. Antara heran, terkejut, dan juga senang, dia membukakan pintu untuk Langit.

"Langit." Tante Risa terlihat sangat antusias melihat Langit yang ternyata datang ke rumahnya. Tapi dia sedikit heran karena melihat sebuket bunga di tangan laki-laki muda itu.

Langit kemudian dengan sopan menyalami Tante Risa dan disambut dengan baik oleh wanita paruh baya itu.

"Makin ganteng aja, kamu." Ucap Tante Risa memuji Langit yang memang benar terlihat semakin tampan sejak terakhir kali bertemu dengannya di rumah sakit beberapa pekan lalu.

"Haha, Tante bisa aja. Tante juga tambah cantik, malah kelihatan awet muda. Pantesan aja Shien sama Shanna cantik, ternyata turunan dari Mamanya." Balas Langit sambil mengedipkan sebelah matanya.

Tante Risa tersipu sambil tertawa anggun. "Paling Bisa emang Langit ini. Kamu, tuh, udah kayak calon menantu yang lagi berusaha buat dapetin hati mertuanya aja, tahu, gak?"

"Kalau gitu, apa aku berhasil?" Gurau Langit dengan senyum mengembang di wajahnya.

Tante Risa terkekeh geli, lalu memasang ekspresi pura-pura berpikir. "Emm, boleh juga."

Lalu gelak tawa ringan terdengar dari mulut keduanya.

"Udah ahh, ayok, masuk." Tante Risa mengelus pundak Langit. Karena terlalu senang mengobrol, dia jadi lupa mengajak Langit untuk masuk.

SO IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang