104. Secret

664 33 0
                                    

EP. 104. Secret

********

Walaupun tiba di Dufan sore hari, tapi tak mengurangi kebahagiaan serta semangat Langit dan Shien untuk berjalan-jalan di sana.

Mereka tidak menaiki wahana ekstrim yang menguji adrenalin karena Shien tak cukup berani untuk menaiki itu. Keduanya hanya mencoba beberapa wahana ringan, namun tetap membuat senyum di wajah mereka merekah. Karena berdua bersama orang yang dicintai, apapun yang dilakukan terasa lebih menyenangkan.

Langit membawa Shien ke wahana Ice Age. Dia benar-benar menyesal karena satu tahun yang lalu dia mengabaikan hal ini, di saat Shien sangat menginginkan untuk masuk ke wahana tersebut.

"Makasih, ya, Lang, kamu udah nunjukin kalau Dufan ternyata seseru ini." Ujar Shien dengan senyum merekah yang tak menyurut sedikit pun dari bibir kemerahannya.

Setelah bermain di Dufan, mereka berjalan sambil bergandengan tangan di pinggir pantai dengan masing-masing memegang minuman bubble di tangan mereka yang bebas. Langit dan Shien berniat untuk menikmati matahari terbenam dan festival kembang api terlebih dahulu sebelum pulang.

"Justru aku minta maaf, Shi, karena udah ngecewain kamu waktu itu. Aku udah ngerusak pengalaman pertama kamu tentang Dufan." Sahut Langit merasa bersalah, hatinya kembali meringis mengingat bagaimana hancurnya perasaan Shien satu tahun yang lalu.

"Tapi kamu udah memperbaikinya hari ini, dan aku pikir ini dua kali lipat lebih menyenangkan." Shien menghentikan langkahnya dan otomatis membuat Langit melakukan hal yang sama.

Shien tersenyum menatap mata Langit yang tampak sendu. "Kamu tahu kenapa?" Tanyanya kemudian. "Karena aku bersama kamu. Karena setiap waktu yang aku habiskan bersama kamu, selalu menjadi waktu terindah yang aku miliki, and I want to be with you for a thousand times and more."

Langit tersenyum geli sekaligus haru. Mendadak hatinya seperti ditumbuhi ribuan bunga yang bermekaran.

"Me too. Do you know? The most beautiful thing in this world is being with you, Shienna." Langit lantas melepaskan genggaman tangannya dari tangan Shien, lalu dengan cepat memeluk tubuh istrinya itu, tanpa sadar jika mereka sedang berada di tengah-tengah khalayak ramai. "And loving you is the most beautiful thing that I've ever have in my life. I love you. I'm so in love with you."

"Lang, ta–tapi ini di depan umum, banyak yang lihat. . . ." Shien mencoba menyadarkan.

"Biarin. Lagian aku peluk istri aku sendiri, bukan istri orang."

"I–iya tapi aku malu, Lang."

Namun bukannya melepas pelukan itu, Langit malah semakin mengeratkan pelukan tangannya di sepanjang pundak Shien hingga membuat semua orang yang juga sedang menunggu matahari terbenam, memperhatikan mereka dengan senyuman tipis. Entah merasa romantis atau geli dengan adegan itu.

Sejenak Shien terdiam, hingga akhirnya dia tersenyum dan mengangkat tangannya untuk membalas pelukan Langit.

"I love you too." Balas Shien berbisik.

Cukup lama keduanya berpelukan, sampai akhirnya mereka melihat langit mulai menjingga karena matahari bersiap untuk kembali ke peraduan, barulah Langit mengurai pelukannya dan mengajak Shien untuk duduk di salah satu bangku yang berada di pinggir pantai.

Keduanya menyaksikan matahari terbenam yang selalu menghadirkan pemandangan romantis dan juga memukau bagi setiap mata yang memandangnya.

"Shien. . . ." Panggil Langit setelah beberapa saat tak ada percakapan di antara mereka.

"Hum?" Sahut Shien tanpa mengangkat kepalanya yang bersandar manja di bahu Langit.

"Kamu tahu, gak, apa yang lebih cantik dari sunset?"

SO IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang