39. Bad Day

546 31 2
                                    

EP. 39. Bad Day

********

Shien terbangun mendadak di esok harinya. Dia ketiduran. Padahal, tadi malam Shien berniat untuk membuat dirinya tidak jatuh tertidur.

Shien takut jika yang terjadi kemarin adalah mimpi. Mimpi, jika dirinya benar-benar sudah terikat dengan Langit sekarang.

Namun, ketakutan Shien berlebihan, karena begitu bangun Shien melihat notifikasi chat dengan nama Langit tertera di layar ponselnya, begitupula dengan cincin pemberdian Langit yang melingkar cantik di jari manisnya, semakin meyakinkan Shien jika yang terjadi kemarin adalah kenyataan.

Shien tersenyum, mengejek dirinya sendiri. Dia tidak percaya, pertahanan yang selama ini dibangunnya untuk tidak mengikat diri dengan siapapun dengan mudahnya hancur begitu saja karena sosok laki-laki tampan bernama Langit.

Shien menghela napas, menyeka keringat kecil yang memenuhi dahi dan pelipisnya, lalu dibacanya sekali lagi rentetan pesan chat yang dikirim Langit beberapa menit lalu.

"Morning, Shien. Udah bangun belum? Semalem mimpiin aku, gak?"

Shien tersenyum geli. Entah kenapa, isi pesan seperti ini saja sudah membuat hatinya berbunga-bunga. Apa dia terlambat tumbuh? Shien merasa seperti anak ABG yang baru mengenal apa itu yang namanya pacaran dan jatuh cinta.

Ehh, tunggu. Tapi Shien ini memang pengalaman pertama Shien. Baik jatuh cinta ataupun pacaran. Ehh, malah sudah bertunangan.

Shien mengangkat tangan kiri dan melebarkan telapak tangannya hingga benda kecil yang melingkar di jari manisnya itu tampak kerlap-kerlip tertimpa cahaya matahari yang menerobos melalui gorden kamarnya.

"Woy, Nona Shien yang kaku. Belum bangun juga? Udah jam berapa ini?"

"Hei, bangun!"

"Sayang."

"Sayang."

Shien tersenyum geli, membayangkan ekspresi kesal Langit karena dia tak kunjung membaca atau membalas pesan chatnya.

"Hari ini gak bisa ketemu kamu. Kerjaan aku banyak banget, terus ada janji sama temen juga nanti."

"Kamu belum masuk kerja, kan?"

"Kalau gitu, istirahat yang banyak. Siapin energi buat kencan kita nanti, karena aku gak yakin cuma ngajak jalan sama cium kamu doang. 🙊"

Shien menghela napas seraya memutar bola mataya malas setelah dia membaca pesan terakhir dari Langit. Bisa tidak jika Langit tidak menggodanya sekali saja?

Shien menyingkap selimutnya, bersiap-siap untuk bangkit dan mencuci wajahnya di kamar mandi, tapi terurungkan ketika notifikasi chat kembali masuk ke ponselnya yang ternyata dari Langit lagi. Sepertinya laki-laki itu melihat Shien sudah membaca pesannya.

"Kalau udah bangun, dibalas, dong, chatnya, Sayaaang."

"Aku berangkat kerja sekarang. Give me one kiss and say that you love me."

"Ohh, iya. Aku PAP foto aku pagi ini. Takut-takut kamu kangen."

Gadis itu menahan tawanya, Shien terlalu geli dengan isi pesan yang dikirimkan Langit. Tak langsung membalas pesan tersebut, Shien memilih untuk membuka kiriman foto dari Langit.

Seulas senyum seketika terukir di bibirnya saat melihat wajah Langit dengan senyum manisnya terpampang memenuhi layar ponsel. Laki-laki itu berfoto di dalam mobil, sudah rapi dengan setelan kerjanya.

Setelah itu, Shien lantas membalas pesan tersebut. Karena sudah bisa dipastikan, jika Shien tidak membalasnya, maka Langit akan protes dengan terus-menerus mengiriminya pesan. Tapi, Shien hanya membalas pesan terakhir. Akan terlalu panjang jika dia membalas semua pesan Langit satu per satu.

SO IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang