EP. 61. Khilaf
********
"Tapi bukannya kalian saling kenal, ya?" Tanya Albi dengan keheranan penuh, keningnya nampak berkerut dalam.
"Iya, kenal. Tapi Langit bukan teman aku." Jawab Shien kembali menegaskan, lantas matanya kembali mencari-cari sosok Langit, siapa tahu saja dia benar-benar ada di sini. Tapi, nihil. Batang hidungnya saja tidak terlihat.
"Kamu cari apa, El?" Tanya Tania yang melihat Shien celingukan.
"Ehh." Shien terkesiap, dia mendadak gugup. "Enggak. Ohh, iya. Ini. . . ."
Shien lantas menyerahkan hadiah pernikahan yang kemarin dibelinya bersama Langit. Hampir saja dia lupa memberikannya.
"Wahh, makasih, El. Gak usah repot-repot, yang banyak aja padahal." Kelakar Tania sambil terkikik geli. Bian yang melihat istrinya sangat tidak tahu malu itu hanya geleng-geleng kepala. Sementara Shien mendengus geli.
"Aku buka, ya?" Izinnya kemudian.
Tanpa menunggu persetujuan dari Shien, gadis yang sedang menjadi ratu sehari itu lantas dengan semangat membuka paper bag yang cukup berat itu.
Dalam angannya, Tania berharap isi tas tersebut adalah emas seberat satu kilo gram atau berlian puluhan karat, mengingat Shien memiliki banyak uang.
Tidak mungkin, kan, gadis itu memberi hadiah murahan dan penuh kejahilan seperti teman-temannya Bian tadi? Tania harap, hadiahnya bukan majalah dewasa, permen karet durex, pelumas, atau alat kontrasepsi lain yang cukup konyol itu.
Tania tidak menyangka jika teman-teman Bian begitu jahil dan berotak mesum semua. Dia kira, profesi mereka yang notabenenya adalah dokter memiliki otak yang bersih dan pikiran lurus. Tapi, itu benar-benar melenceng dari dugaannya.
"Kok buku?" Wajah Tania merengut kecewa saat dia mengeluarkan isi tas yang diberikan Shien. Nampak buku yang cukup tebal dengan judul How to Be a Good Wife dia letakkan di atas meja.
"Karena kamu gak punya pengalaman jadi istri, makannya aku baik hati beliin kamu ini." Jawab Shien sekenanya seraya mengetukkan jari telunjuk ke atas buku tersebut.
Baik Tania maupun Bian, mereka terperangah mendengarnya. Begitu pun dengan yang lainnya. Bian menyimpulkan jika mulut Shien ini lebih sembarangan dari Biru.
"Elsa, mana ada perawan ting-ting begini punya pengalaman jadi istri? Ngeselin banget, ihh." Seru Tania bersungut-sungut, wajahnya terlipat kesal, lalu tangannya sedikit menyentak buku tersebut ke atas meja.
Shien hanya mengedik tak peduli. Menurutnya, itu adalah hadiah paling benar karena buku yang dia berikan mengandung banyak ilmu di dalamnya.
"Bagus, Tan. Jadi bukunya couple-an sama punya Bian." Clara menimpali.
"Wahh, iya. Bisa samaan kayak gini, ya?" Bian yang baru ngeuh lantas menggeser buku pemberian Langit tadi. Bahkan alasannya pun sama dengan Shien, Langit mengatakan bahwa dia memberikan Bian buku karena Bian tidak memiliki pengalaman menjadi seorang suami.
"Kamu beli ini buy one get one , ya, bareng seseorang?" Tanya Tania curiga seraya menggeser buku milik Bian agar Shien bisa melihatnya.
Shien memicing, kemudian bola matanya membulat sempurna kala dia membaca judul buku yang dicetak timbul di bagian covernya, How to Be a Good Husband.
Benar, buku tersebut mirip dengan buku yang Langit beli kemarin.
"Itu–"
"Enak aja. Sorry, kami bukan orang yang suka berburu barang diskonan."
KAMU SEDANG MEMBACA
SO IN LOVE [END]
RomanceHi, Readers. Kisah ini adalah Spin Off dari STILL IN LOVE. Yang suka baca jangan dilewat satu part pun, yes. Aku lebih suka orang yang baca ceritaku daripada sekedar vote. Thanks, all. ******** "Dia adalah gadis pertama yang tidak mau menerima ulur...