81. Bukan Sleeping Beauty

627 43 3
                                    

EP. 81. Bukan Sleeping Beauty

********

"Shien, ayo kita ke kebun binatang." Seru Shawn seraya mengulurkan tangannya pada Shien yang tengah duduk di ayunan.

"Bener, Kak? Aku boleh ikut?" Sahut Shien tak percaya dengan mata berbinar penuh semangat. Shawn mengangguk, membuat Shien berseru senang, tapi itu tidak berlangsung lama.

"Tapi Mama sama Papa gak ngebolehin aku keluar rumah." Katanya sambil menunduk sedih. Shien sadar, sampai kapan pun dia tidak akan pernah bisa melihat kebun binatang, salah satu tempat yang diimpikan dalam hidupnya.

"Kita pergi berdua. . . ." Ujar Shawn, membuat kening Shien mengernyit tak mengerti. "Mama sama Papa gak bakalan tahu. Kamu mau, kan, ikut sama Kakak?" Sambungnya seraya menggerakan tangan, memberi instruksi agar gadis itu segera meraih uluran tangannya.

"Ke kebun binatang?" Tanya Shien sambil menelengkan kepala, mata jernihnya yang berbentuk seperti biji kacang almond mengerjap lugu, rambut panjangnya yang dikuncir kuda ikut bergerak seiring gerakan kepalanya.

"Yep." Sahut Shawn mengangguk mantap.

"Mama sama Papa gak bakalan marah?" Tanya Shien ragu untuk menyetujui.

"Gak akan!" Lagi, Shawn menjawab yakin. "Ayo." Serunya sekali lagi, lalu membantu Shien kecil turun dari ayunan.

"Tunggu!" Sambar Papa yang tiba-tiba muncul. "Shien gak boleh pergi ke mana-mana. Tunggu sembuh dulu, baru boleh pergi ke kebun binatang." Ujar Papa tegas.

Shien menunduk, menatap genggaman tangan Shawn dengan murung.

"Aku cuma ajak dia sebentar, kok, Pa. Shien, kan, gak pernah pergi ke sana." Shawn tak menghiraukan, lalu menoleh ke arah Shien sambil tersenyum menenangkan, seolah mengatakan untuk jangan mengkhawatirkan apapun.

"Tetap gak boleh!" Sahut Papa cepat, tapi lagi-lagi Shawn tidak mempedulikannya. Anak laki-laki berusia dua belas tahun itu hanya tersenyum sebentar ke arah Papa, lalu bergerak pergi dengan membawa serta Shien dalam gandengan tangannya.

Mama terbangun dengan keringat dingin membasahi dahi dan pelipisnya. Padahal, dia baru saja tertidur selama satu jam, tapi sudah kembali bangun.

Selama dua bulan sejak Shien dinyatakan koma, Mama menjadi kesulitan tidur, bahkan takut untuk tidur. Karena saat Mama tertidur, mimpinya selalu sama.

Selalu tentang kecelakaan yang dialami Shien, tentang Shien yang berpamitan untuk pergi, terkadang dia juga melihat Shawn yang ingin mengajak Shien pergi seperti tadi, bahkan yang lebih parah Mama malah melihat Nathan mencabut semua peralatan medis yang mengungkung tubuh Shien sebagai penunjang hidupnya, lalu Nathan menutup seluruh tubuh Shien dengan kain putih.

Maka dari itu, Mama jarang tertidur akhir-akhir ini. Mama sangat takut jika saat dia terbangun, ternyata yang dilihatnya itu bukan mimpi.

********

Selama dua bulan Shien berada di rumah sakit, Mama yang setia menemaninya, walaupun tidak dua puluh empat jam non stop karena Shien berada di ruang ICU dengan kunjungan terbatas, sementara dirinya membuka satu kamar untuknya menginap.

Selama itu pula, Shien bukannya membaik. Keadaannya bahkan sangat kritis, hingga sampai saat ini Shien masih berada di ruang ICU, tidak bisa dipindahkan ke ruang pemulihan karena kondisinya sama sekali tidak menunjukkan kemajuan apalagi menunjukkan tanda-tanda kesadaran.

Satu kali dia mengalami kebocoran katup jantung sehingga Shien harus kembali masuk ke ruang operasi, dan berulang kali mengalami gagal napas serta henti jantung.

SO IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang