101. Takut

925 39 3
                                    

EP. 101. Takut

********

"Lang. . . . ngit?" Nathan yang semula hendak berteriak langsung menurunkan nada suaranya begitu pintu terbuka sempurna.

Baik Nathan maupun Shien yang berdiri di sebelahnya, mereka mematung dengan wajah terbengong-bengong kala melihat pemandangan acara makan malam di depannya. Lain halnya dengan sekelompok orang di depannya yang menatap mereka terheran-heran.

"Maaf, kami salah ruangan." Cicit Nathan buru-buru menutup kembali pintu tersebut, kemudian menarik tangan Shien untuk beranjak dan kembali ke parkiran.

"Malu-maluin banget, Shi. Langit bener-bener lagi makan tim, aku tahu mereka yang di sana itu beberapa dokter dan perawat RH Hospital." Omel Nathan dalam perjalanan mereka ke parkiran.

"Harusnya kamu percaya aja sama dia. Untung aja aku belum sampai mukulin dia, Shi. Malunya sampai ke ubun-ubun, deh, pasti." Lanjut Nathan sambil mendudukkan dirinya di kap mesin mobil bagian depan, Shien mengikutinya. "Aku juga udah bilang kalau yang lainnya pasti udah nunggu di restoran."

"Mana aku tahu dia gak bohong, namanya juga lagi curiga." Sahut Shien membela diri dengan nada suara rendah, dia juga sama malunya dengan Nathan. Tapi meski demikian, Shien tetap kesal pada Langit karena suaminya itu berangkat berdua dengan seorang gadis.

"Makanya jadi orang jangan suka nethink." Nathan dengan gemas mencubit sebelah pipi Shien hingga membuatnya meringis kesal.

"Udah, ahh, ayo anterin aku pulang. Jadi bete aku." Ujar Shien seraya melompat turun dari atas kap mesin mobil Nathan.

"Bete gara-gara gagal mergokin suaminya selingkuh?" Ledek Nathan menahan tawanya kesal. Shien hanya mendelik sebal.

"Hey, kalian!"

Teriakan seseorang membuat keduanya menoleh. Dilihatnya Langit yang sedang berjalan ke arah mereka.

Langit yang dikejutkan dengan kedatangan istrinya dan Nathan secara tiba-tiba, langsung meninggalkan mejanya setelah berpamitan dan meminta maaf karena tidak bisa mengikuti acara makan malam hingga selesai pada rekan kerjanya.

"Sayang, kok kamu bisa ke sini sama dia." Tanya Langit merangkul bahu Shien mesra setelah berhasil menghampirinya. Sementara Shien hanya terdiam dengan wajah keruh.

"Istri lo nih yang ngajakin gue ke sini buat buntutin elo." Sahut Nathan, membuat Langit mengernyitkan keningnya tak mengerti.

Nathan lantas menceritakan apa yang terjadi tanpa ada yang terlewat hingga dia dan Shien masuk ke ruangan restoran private tadi.

Langit yang mendengar cerita Nathan malah tergelak. Pasalnya, sangat tidak biasa sang istri yang selalu berkepala dingin tiba-tiba mencurigainya seperti ini.

"Sayang, kamu salah paham. Gak mungkin, lah, aku selingkuh, kepikiran aja enggak." Langit mencubit gemas dagu istrinya itu. Namun, Shien masih betah dalam keterdiamannya. Gengsi untuk mengakui kesalahannya karena perasaan kesal masih bercokol di hatinya.

"Lagian kenapa kamu gak bilang kalau mau datang ke rumah sakit? Aku, kan, bisa ngajak kamu sekalian." Tanya Langit lagi.

"Ya tadinya aku mau ngasih surprise." Jawab Shien ogah-ogahan. "Udah, ahh, aku mau pulang."

Shien lantas melengos pergi menuju mobil milik Langit yang tak jauh dari tempat di mana mobil Nathan terparkir. Masa bodoh dengan kotak bekal yang dibawanya tadi yang tertinggal di mobil Nathan, Shien malas mengambilnya.

"Ayo." Seru Shien tak sabaran karena melihat Langit malah mengobrol dengan Nathan.

********

Sesampainya di rumah, Shien masih menekuk masam wajahnya, dan selama di perjalanan dia tidak berbicara sepatah kata pun pada Langit. Hal itu jelas membuat Langit kelabakan, bingung letak kesalahannya di mana, padahal sudah jelas Shien melihatnya sendiri tadi jika dia sedang makan malam bersama dengan timnya.

SO IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang