EP. 73. Kenapa?
********
Shien memejamkan matanya sambil menghela napas panjang guna mencari kesabaran di sana.
Moodnya jatuh sejatuh-jatuhnya setelah beberapa saat lalu Fina membawanya ke ruangan Tante Hilda, lalu menunjukkan berita acara peluncuran buku seseorang yang diadakan tadi malam.
Yang menjadi fokusnya adalah buku tersebut sama persis dengan buku baru Shien yang akan diterbitkan sebentar lagi. Selain cover dan nama Penulis, isi di dalamnya persis sama.
Beberapa orang mungkin bisa memiliki ide yang sama dalam menciptakan suatu karya, tapi dalam cara penuangannya sangat tidak mungkin sama layaknya sebuah duplikat, seperti yang terjadi pada karya baru Shien sekarang.
Shien melempar buku sastra bergambar yang mirip dengan miliknya itu ke atas meja dengan kasar. Antara ingin marah dan menangis sekaligus.
"Gak mungkin aku plagiat karya orang, Tan." Shien mengusap wajahnya frustrasi.
Shien berusaha meredam emosi dengan menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Berkali-kali dia menghembuskan napas berat. Kepalanya terasa berat, menatap ke atas langit-langit. Sesekali dia memijat keningnya.
"Iya, Tante tahu dan Tante percaya." Sahut Tante Hilda sungguh-sungguh. Dia adalah orang yang paling tahu kemampuan Shien. Jadi, atas dasar apa Tante Hilda tidak mempercayai keponakan kesayangannya itu?
Shien berdecak. Sedikit banyak menyesali kecerobohan dalam menyimpan tablet miliknya sampai benda itu hilang entah ke mana. Dan lebih cerobohnya lagi, Shien tidak memasang security password pada benda itu.
Sekarang, karyanya dicuri orang tak bertanggung jawab. Buku barunya yang dia buat dengan sepenuh hati dan cukup menguras tenaganya itu kini sudah tidak mungkin bisa diterbitkan lagi.
Setelah emosinya cukup reda, Shien bangkit dengan sedikit sentakan dan duduk tegap.
Dia menyadari sesuatu. Tabletnya bukan hilang, tapi jelas seseorang mengambilnya untuk tujuan tertentu. Salah satunya mungkin seseorang ingin mencuri karyanya, atau lebih parahnya mencuri informasi atau data-data penting perusahaan.
"Itu direncanakan, Shi. Tablet kamu hilang diambil orang, dan kamu ceroboh." Ujar Tante Hilda sedikit menegur Shien, tapi sikapnya masih terlihat sangat tenang.
"I think so." Gumam Shien membenarkan terkaan Tante Hilda.
"Sekarang apa yang akan kamu lakukan? Menuntut penulis itu? Sudah jelas dia yang mencuri karya kamu." Tanya Tante Hilda, geram dengan Penulis yang sudah berani-beraninya mencuri karya baru milik keponakannya.
"Berdasarkan latar belakang yang Fina dapat, dia Penulis karya sastra anak-anak yang cukup kontroversial. Gak banyak prestasi yang dia dapatkan selama hampir lima tahun menjadi Penulis. Beberapa karyanya ada yang diprotes publik untuk ditarik kembali karena isinya gak sesuai dengan buku bacaan yang seharusnya dibaca oleh anak-anak." Jelas Tante Hilda seraya menyerahkan tablet miliknya yang berisi informasi Penulis yang sudah mencuri karya Shien.
Shien menerima tablet tersebut dan membaca kembali informasi yang ada di sana dengan seksama. Termasuk mengamati foto si Penulis bernama Lala yang sepertinya dia seumuran dengan Shien.
"Kamu ada pernah nyinggung dia, Shi?" Tanya Fina hati-hati.
Shien menggeleng dengan sebelah tangan memijat keningnya yang berdeyut nyeri. "Ketemu aja gak pernah."
"Kalau gitu kita harus tuntut dia. Penulis gak bermoral kayak gitu harus dikasih pelajaran. Selain hukuman penjara, dia juga harus dapat sanksi sosial biar sekalian gak bisa nulis dan menerbitkan karyanya lagi. " Ujar Fina dengan emosi yang meluap-luap, sebelah tangannya meninju lengan sofa geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
SO IN LOVE [END]
عاطفيةHi, Readers. Kisah ini adalah Spin Off dari STILL IN LOVE. Yang suka baca jangan dilewat satu part pun, yes. Aku lebih suka orang yang baca ceritaku daripada sekedar vote. Thanks, all. ******** "Dia adalah gadis pertama yang tidak mau menerima ulur...