Part 1

195K 3.7K 24
                                    

Club Casino

Terdapat El dan teman-temannya yang tengah bersenda gurau sembari menikmati koktailnya.

"Eh tahu enggak sih, kemarin ada yang dijodohin lagi sama om Wendles," sindir Glen pada Sarvel.

"Udah diem," ketus Sarvel yang kesal.

El tampak tertawa puas melihat wajah kesal Sarvel.

"Kali ini sama cewek mana lagi?" tanya El penasaran.

Sarvel menghela napas sembari menuang koktailnya sekali lagi.

"Masak sih papa mau jodohin aku sama anak temennya, mana dia udah tua lagi," dumelnya dengan kesal.

"Tua? Masak sih? Setua apa?" tanya Glen penasaran.

Sarvel menghela napas gusar dan menatap jengah Glen.

"Tanya aja sama papa, atau kau aja yang gantikan aku untuk menikah dengannya," ketusnya kesal yang mana melemparkan perjodohan itu pada Glen.

"Enggak, wanitaku sangat banyak, enggak perlu dijodoh- jodohin, entar kalau udah pengin nikah tinggal pilih aja nanti," jawabnya dengan begitu gamblangnya membuat Sarvel dan El tertawa keras.

Mereka yang asyik mengobrol dan bersenda gurau sontak langsung terhenti kala ada seorang perempuan mendatangi meja mereka.

"El mau enggak nikah sama aku?" sontak semua mata tertuju pada wanita itu.

Tampak terlihat wanita tinggi berdiri di depan meja mereka sembari membuka kotak berudu yang memperlihatkan cincin permata mengkilap.

"Wah, kau dilamar?" gumam Sarvel berbisik.

"Berapa nyawa yang kau punya? Kau sungguh berani sekali melamar singa jantan yang sudah lapuk ini," gumam Glen membuat El berdecak kesal.

El dengan tatapan dinginnya menatap wanita tersebut.

Ziko, selaku tangan kanan serta asisten El, yang paham dengan tatapan marah tuannya tersebut sontak langsung mendekati perempuan itu untuk membawanya pergi, selagi El masih berkepala dingin.

"Jangan mengganggu waktu tuan El, kamu bisa membicarakan hal ini di lain waktu lagi," pinta Ziko yang mengusir wanita itu secara halus.

"Tolong jangan halangi aku, aku sedang melamar El," tolaknya sembari mendorong Ziko ke samping.

"El kumohon terimalah lamaranku, aku akan menerima putramu dengan baik dan akan memperlakukan ia seperti putraku sendiri," ucapnya dengan memaksa membuat El meletakkan gelasnya.

Semua wanita di sana tampak begitu penasaran dengan jawaban El.

Tapi mereka lebih penasaran dengan nasib wanita tersebut.

El Zibrano Alemannus , siapa yang tidak tahu sosok iblis berupa tampan nan rupwan itu.

Semua orang tahu sikapnya yang sangat membenci wanita dan tak segan untuk membunuhnya.

Jadi, bagi mereka para perempuan, mendekati El bagikan mengantarkan dirinya sendiri di ambang kematian.

Karena akan berakhir dengan mati di tangan El atau dipermalukan dengan segala ucapan kasarnya.

"Bagaimana jika aku menolak?" tanya El sembari menuang koktailnya.

"Aku akan melompat dari lantai atas club ini," jawabnya dengan enteng dan begitu gamblang.

El tampak manggut-manggut santai namun tidak dengan ekspresi orang-orang yang mencemaskan wanita tersebut.

El beranjak dari sofa dan mendekati wanita itu.

ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang