Monster Running Back On The Field

28. 1v1 (2)

"Woooooooooooo-!"

Aku ingin tahu apakah hanya ada 1.500 penggemar di New York.

Suaranya sangat keras.

Setelah gol pertama Santiago, pendukung tandang New York mencemooh habis-habisan. Mereka terang-terangan mengangkat jari tengah dan tak segan-segan mengumpat.

Orang-orang bilang mereka adalah perwakilan hooligan di Amerika, dan itu benar.

Saat suporter tandang mencemooh, reaksi suporter tuan rumah pun semakin tajam.

Ketika seorang pemain New York City menangkap bola, pendukung tuan rumah secara terbuka mencemooh, dan jika ada pemain di tim kami yang dilanggar, mereka siap untuk menendang pagar dan berlari.

Reaksi penonton juga mempengaruhi para pemain di lapangan.

Priit!

Santiago menangkap bola dan menggiringnya, namun gelandang lawan menjegalnya dengan kasar hingga terjerat dan terjatuh.

"Woooooooooooo-!"

Ejekan tercurah, tidak tahu persisnya ditujukan kepada siapa.

Wasit datang berlari, dan pemain yang terkena tekel mengangkat bahu seolah tidak ada yang salah. Sedangkan Santiago...

"Awas kau bajingan! Aku akan mematahkan tulang keringmu sebentar lagi!"

Kepribadian Santiago juga tidak mudah.

Pemandangan Santiago yang berlari ke depan dengan binar di matanya adalah pemandangan yang memberi kita gambaran kasar tentang arah pertandingan ini.

Secara khusus, New York City adalah tim yang paling banyak melakukan pelanggaran di MLS Timur dan Barat.

Pelanggaran halus adalah defaultnya, dan tergantung pada kecenderungan wasit, mereka secara terbuka melakukan pelanggaran.

Khususnya di MLS, wasitnya sangat murah hati, tapi hari ini lebih dari itu.

"Hei! Wasit! Itu melanggar aturan!"

Aku mengoper bola dengan cepat, tetapi Vázquez terjatuh ke lantai setelah lawan melakukan tekel terlambat.

Meski begitu, wasit menggelengkan kepalanya.

"Dasar wasit bajingan! Ambil mobil antipeluru saat kamu pulang hari ini!"

"Aku akan memukulmu dengan senapan sekarang juga!"

"Wasit anjing! Apa kamu bermain poker di rumah dengan kartu? Kenapa kamu tidak mengeluarkannya!"

Reaksi penonton semakin liar...

Priit!

Tekel, peluit dibunyikan, dan pemain saling bertabrakan lagi.

Banyak sekali pelanggaran yang dilakukan kedua tim sehingga tidak lebih dari lima operan yang dilakukan. Ini adalah angka yang tidak termasuk pelanggaran yang dilakukan tanpa wasit meniup peluit.

Alur permainan terhenti. New York City memecah arus dengan pelanggaran yang cerdik namun kasar. Kami seharusnya bisa mencetak gol pertama dan mendapatkan momentum, tapi sepertinya mereka mencoba mengubahnya kembali ke ritme mereka sendiri.

Pass tidak terjadi.

Bagaimanapun, aku harus bermain sepak bola bola panjang.

"Jefferson!"

Joshua menguasai bola jauh di belakang. Dan bola tersebut dikirim langsung ke Vázquez, yang berteriak dan menendang bola tersebut.

Saat aku menangkap bola yang terbang dari jauh dengan chest trap, bek lawan berpura-pura melawan dan menyelinap untuk menusuk dadaku dengan sikunya.