Sehari setelah kelulusan SMP Selly mengajak anisa jalan-jalan untuk menghibur hatinya yang ditinggal pergi oleh si bayu dan mamahnya ke Singapura, karena gak mau lihat sahabatnya sedih dan selalu memikirkan si bayu yang sedang berjuang demi hidup keluarganya, karena pesan teks surat yang di tulis oleh bayu untuk anisa itu berbeda dari semua surat yang di buat untuk teman-teman yang lain, dan surat itu juga di baca bersama dengan Selly, karena isi surat itu adalah pernyataan cinta Bayu pada Anisa dan perjanjian Bayu pada Anisa jika suatu saat Bayu sukses dan kembali ke Indonesia orang yang pertama ia temui adalah Anisa dan langsung melamarnya, itu janjinya tapi kan belum tahu takdir ingin berkata apa pada, mereka karena hanya bisa berencana tapi belum tentu yang terbaik untuk kita tapi belum tentu baik bagi tuhan (Allah).
"Nis, Coba lihat punya kamu surat yang diberikan sama Bayu isinya apa, ayo bacain dong buat aku kamu tega banget sama temen sendiri, bagi-bagi dong apa?." Ujar Selly penasaran.
"Loh kok kayak gini sih." Kaget Anisa saat membacanya.
"kayak gini gimana sih maksud kamu Anisa, coba sini aku bacain punya kamu, sini berikan lama deh. Kamu ini kalau baca, Kan aku udah penasaran banget sama isinya." Ujar Selly langsung nyerobot aja.Bukan main bapernya Selly sampe senyum-senyum sendiri baca surat tulisan tangan Bayu buat Anisa, karena jaman sekarang walau sudah ada hp atau phosel tapi Anisa kan tidak punya hp jd terpaksa harus pake surat biar ada kenangan yang di simpan menurut Bayu.
"Sudah ku duga, firasatku ini nggak akan salah. Selalu tepat pada sasarannya." Dumal Selly setelah lihat isi surat Anisa yang Dari Bayu khusus ditulis mengunakan kata-kata kelabu cinta yang kurang di pahami Anisa.
"Aku kurang ngerti si maksud ya Bayu tuh apa? Tapi kalo soal itu kan kita gak tahu yah, nanti jodoh kita siapa?."
"Ya seenggaknya kamu masih bisa berharap lah nis, ada cowo yang akan melamarmu suatu saat nanti."
"Lah kalau si Bayu duluan yang nikah gimana?."
"Kan dia sudah janji sama kamu masa iya sih dia tega ingkari janji Nya sih.""Selly semua bisa berubah, walau aku berharap, terus pada akhirnya hanya aku yang bertahan, itu bukan sebuah yang diharapkan." Ucap Anisa.
"Setidaknya kamu cukup berdoa saja. Ah sudahlah dari pada mikirin itu, mendingan kita shoping kuy, ayo~~." Sambil narik tangan Anisa.
Mereka akhirnya pergi ke pusat perbelanjaan di kota besar yang agak jauh dari tempat perdesaan mereka, naik angkot umum saat turun dari mobil tiba-tiba tas yang di bawa Selly di jambret orang itu membuat Anisa dan Selly berlarian mengejar si pencuri itu."Copet-copet~~~. Teriak Selly dan Anisa tapi tak ada yang mau membantu mereka.
"Ya ampun mereka gak dengernya, kita teriak-teriak dari tadi, orang-orang kota cuek-cuek dan acuh terhadap orang lain yang kesusahan. Kita udah capek banget ngerjar si copet iya gak sel, sel, Selly! Mana si tuh anak apa ketinggalan yah." Ujar Anisa yang ngos-ngosan sambil mencari keberadaan Selly yang tadi di belakangnya."Capek ya. Nih minum dulu." Tanya Selly yang baru datang.
"Kamu dari mana sih, aku ngejar copet kamu malah." Seraya mengatur nafasnya.
"Di kota besar gini, emang udah biasa nis, untung aku bawa cadangan tas yang gak bisa di lihat oleh si copet." Sambil me ujukan tas mini di depan tubuhnya."Kalo kamu bawa tas dua ngapain dong kita capek-capek larian ngejar si copet, kamu ini mah suka banget ngerjain orang."
"Tapi di tas itu juga sama berharganya nis, ada uang 20.000 dan handset." Ujar Selly dengan raut tak berdosa yah.
"Emang nyeselin banget nih si Selly, kalo kutahu aku mempertahankan itu, males banget buat ngejarnya tadi."
"Hehe... Maaf-maaf, maaf ya nis."Bersambung...
Terimakasih atas kunjungan Anda ke cerita saya, Jangan lupakan like, share, follow and komennya.
Senin 18 Januari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)
RomanceKisah seorang gadis bernama Annisa yang sedang mencari-cari arti sebuah kehidupan dan sebuah keluarga, hingga nasib dan takdir yang di tulis oleh sang pencipta alam semesta ini, iya juga harus berjuang untuk hidup di dunia yang begitu keras, menguru...