Episode 3

29 5 0
                                    

Suara bel berbunyi tapi hari ini tidak di adakan upacara karena guru akan rapat, jadi tak ada upacara setiap pagi senin. Jam menentukan 8 tepat, anak baru itu jalan menyusuri lorong dengan pak wakil kepala sekolah, dan anak-anak lain pada keluar dari kelas hanya untuk melihat dan ada juga yang hanya intip-intip dari jendela kelas mereka.

Semua anak-anak penasaran dengan anak baru itu mau di kelas berapa dia akan masuk ke kelas mana, karena saking penasaran hingga banyak yang intip-intip dari jendela dan ada juga yang mengikut sampai kelasnya, anak baru itu seperti di kawal.

Ternyata dia di kelas 8-A pak Danu wakil kepala sekolah itu menyuruh anak-anak kelas tenang dan duduk di bangku mereka masing-masing. KM kelas menyiapkan temen-temannya untuk duduk dan mempersilakan pak danu wakasek bicara.

"Assalamualaikum, selamat pagi semuanya."

"Walaikumsalamwarohmatuwohiwabarokatu, Pagi pak." Dengan kompaknya.

"Hari ini kita kedatangan teman baru, dia ini pindahan dari luarnegeri, semoga bisa akrab dan jadi temannya, jangan kalian kucilkan dia walau dia tinggal di luarnegeri tapi dia orang indonesia, nak perkenalkan dirimu." Ucap pak danu bergantian dengan bicara dengan anak baru.

"Baik pak. Hallo semuanya, Salam kenal teman-teman, nama saya BAYU ARDIANSYAH SYAPUTRA, semoga kita bisa berteman. Terimakasih." Ujarnya singkat.

"Irit banget ngomongnya." Celtuk sindy.

Semua anak tertawa. "Maaf karena saya binggung mau memperkenalkan saya gimana?" Ucapnya lagi.

"Sudah-sudah kalian akan tanya sepuasnya sekarang biarkan nak bayu duduk dulu, nah bayu kamu bisa duduk di bangku yang kosong di sebelah sana." Suruh wakasek.
"Baik pak, terimakasih."

Setelah itu wakasek pergi dari ruang kelas 8A itu, semua anak cewe langsung mengerubungi kursi RAFA, banyak banget yang mau kenalan secara langsung dengan anak baru itu.

("Kok kayanya aku pernah lihat anak itu yah tapi dimana?") Ucap dalam benak anisa yang bertanya-tanya sama wajah anak baru itu seperti tidak asing.

Sedangkan ayu teman sebangku anisa juga ikutan mengerubungi anak baru tersebut.

("Coba aku ingat-ingat dulu, dimana ya.~~~Ah~ aku inget sekarang, diakan yang nolongin aku kemarin waktu aku di jahili sama nadir iya-iya, jadi cowo misterius itu masih seusiaku toh, kirain sudah dewasa, mukanya mungkin kalo pake baju biasa pemborosan kali ya. Hahahaha---") ketawa anisa dalam benaknya.

Sedangkan bayu sesekali melirik pada anisa jika ada cela dari anak-anak yang mengerubunginya itu sedikit longgar, dan menatap setiap anak-anak yang memberikan pertanyaan. Karena saking risinya ketua kelas membubarkan semua temen-teman yang mengerubungi bayu, sedangkan bayu hanya tersenyum tipis melihat expresi Rafa.

"Maaf ya bayu gitulah anak-anak kelas kalo ada barang baru langsung mengerumunin kamu pasti ngga nyaman kan." Ujar rafa memperjelas kata baru sambil melihat kearah teman-temannya.

"Santai aja kok fa. Lagian akukan tadi bilang mau beteman dengan semuanya, jadi wajar kalo mereka langsung datangin saya."
"Wah kamu emang baik banget."

Jam menujukan pukul 9 bel istrirahatpun berbunyi semua anak-anak yang ada di kelas termasuk anak cewe mengajak bayu untuk ke kantin bareng.

"Bayu ayo kita ke kantin, suara bel ini cepet bunyinya." Ujar anjas.

"Benarkah, perasaan bel sekolah sama saja yah." Jawab bayu.

Bayu bangkit dari kursinya karena anjak teman-teman cowo itu, sesaat bangkit berdiri bayu melihat sebentar anisa yang sedang memberikan kembalian pada pembelinya, anisa hanya mampuh melirik sedikit kepada bayu.

"Eh anisa."
"Iya ada apa.?"
"Itu yang tadi anak baru yah."
"Iya, emang kenapa?"
"Namanya siapa?"
"Bayu."
"Ouh bayu, ternyata namaya sama kaya kakak aku."

"Hehe... Emang nama pasaran, tolong salaminnya buat dia dari ikha kelas D." Ujarnya ikha sambil berlari keluar sesaat gerombolan anak laki-laki itu pergi ke kantin.

"Ya ampun semua pembeli dari temen-temanku kok perasaan topik pembicaraamnya ngga ada yang lainnya semuanya nanyain anak baru, sampe pegel jawabnya." Dumalan anisa, karena anisa jual di kelas, karena sepi pembeli anisa keluar kelas dan menjajalkan jualan ke kelas-kelas.

Bel masuk berbunyi, semua anak-anak di harapkan masuk ke dalam kelas kembali. Beberapa menit kemudian, datanglah ibu gurunya.

"Wah rezeki kamu bayu, baru masuk hari ini sudah mata pelajaraan yang bikin steres." Ujar anjas yang duduk di depannya seraya membelikan badan ke arah bayu.

"Nggak usah khawatir kan ada RAFA." Saut gilang yang duduk di sebelahnya.

"Udah kalian fokus ke depan di hukum sama bu Rizka baru nyaho loh." Ujar rafa.

"Emang segalak itu, sampai anak-anak takut." Tanya bayu pada rafa berbisik.
"Iya."

"Nis, jualan kamu sudah habis." Tanya ayu suara rendah banget hingga seperti hanya bibir yang bergerak.

"Belum." Jawab anisa dengan gerakan bibir juga.

"Masih banyak." Tanya ayu.
"Iya, udah fokus kedepan nanti ibu rizka marah, dia lagi nulis tuh." Ujar anisa dengan rasa takutnya.

Tapi suara itu terdengar ke telinga bu rizka langsung menatap bangku ayu dan anisa dengan mata elang yang menakutkan, bu rizka langsung membuat bulu kuduk dan suasana jadi angker.

"Kalian yang duduk di banggku paling belakang, kalian pikir aku tidak bisa dengar obrolan kalian, kalo mau ngbrol di luar jangan di kelas. Kalian berdua maju kedepan sini, cepat." Ujar bu rizka yang menalutkan.

("Dasar guru killer, aku sumpai sulit dapet jodohluh.") Ujar dalam benak anisa.

"Anisa aku takut banget." Bisik ayu pada anisa seraya bangkit dari kursi.

"Emangnya elu aja, aku juga hampir pipis di celana nih." Saut anisa.

"Eh-kalian ini jalan lama banget cepetan, masih aja ngobrolnya jalan saja juga masih bisa bicara bisik-bisik begitu." Ujar bu riska.

Setelah anisa dan ayu sampai di depannya, bu rizka memberikan spidol pada mereka.

"Ini, ayu kamu isi no 1. Dan kamu anisa no 7, kamu ini jarang barangkatnya, cewe kok sukanya izin terus. Tapi kamu di absen saya tertulis Alpa bukan izin jadi, siap-siap dapet bonus dari ibu akhir pelajaran nanti." Ujar bu rizka yang melihat anisa seperti musuh.

"Baik bu." Ujar anisa menundukkan kepalanya, dan berjalan menujuh papan tulis.

("Ini gimana nyelesainya, aduh- belum belajar langsung ke papan tulis, ini apa jawabannya.") Dalam benak anisa yang binggung.

"Kenapa kalian lama sekali untuk ngerjain 1 soal ini, gimana mau ngerjain puluhan soal, 1 saja lama banget mikirnya." Ucap bu rizka yang judes.

"Sudah-sudah kalian berdiri di pojok sana sampai selesai mata pelajaran saya, cepat berdiri disana." Sambil menujuk ke ujung pintu. Anisa dan ayu hanya bisa pasrah, meletakan spidol di meja depan temannya.

Bersambung...

TERIMAKASIH BUANYAK, jangan lupa untuk like bintang dan tinggalkan komentarmu, jika menyukai karyaku ini bisa di simpan di perpus galeri kalian, seeyou.

Rabu, 16 November 2020.

Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang