Episode 54

7 1 0
                                    

Sudah berada di dalam mobil milik Reno, karena Anisa tak bisa memasangkan sabuk pengaman akhirnya Reno membuka lagi sabuk miliknya untuk mengaitkan sabuk milik Anisa. Adegan dimana Anisa harus salfok dengan muka goodboy sangat menggoda, dengan bau tubuh khas milik Reno entah itu parfum atau sabun, jantung Anisa seperti ada gempa bersekala tinggi. Anisa meremas rok sekolahnya, karena tak bisa menahan debaran jantung dengan pria didepannya ini.

"Kamu baik-baik saja Anisa." Melihat wajah Anisa yang yang pucat karena menahan degupan jantungnya.
"Hem-- ah- iya kak, aku baik kok." Ucap Anisa gelagapan.
"Kamu sudah makan?." Tanya Reno kembali pada Anisa sesekali melirik pada jok sampingnya itu.
"Sudah-." Ucapan Anisa tidak sesuai dengan keinginan perutnya yang berkata jujur, perut Anisa malah berbunyi begitu sangat nyaring, membuat Reno melirik tajam.

"Kamu mencoba membohongin dirimu sendiri, jangan memaksaan keegoan kamu Anisa, aku tahu kamu tidak nyaman denganku saat ini tapi aku membutuh bantuan kamu, tawaranku tadi juga bukan sogokan, aku serius menanyakan yah." Ucap perjelas Reno agar Anisa tidak salah faham padanya.Usaha Reno yang ingin membuat Anisa mengerti.

"Butuh bantuan apa kak." Ucap Anisa langsung melihat Reno yang saat ini sedang mengendarai mobil dan matanya fokus pada jalanan.
"Ini soal Aluna? Entah apa yang terjadi, kemarin dia baik-baik saja tapi, hari ini dia bertingkah sangat aneh. Aluna mengurung dirinya seharian ini, entah kenapa dengan dia, katanya dia akan keluar jika aku bisa mendatangkan kamu kerumah itu permintaan dia." Ucap Reno.
"Kenapa dengan yah, aku juga ikut khawatir. Kakak, apa sebelumnya kalian bertengkar." Ucap Anisa.

"Tidak." Jawab Reno.
"Mungkin dia bertengkar dengan temanya atau punya masalah di sekolah, atau mungkin dia punya skandal di sekolah." Tebakan Anisa yang mungkin di alami Aluna.
"Bagaimana mungkin Aluna betengkar dengan temannya sedangkan dia tidak punya teman, karena Aluna home schooling, teman yang ia kenalkan pertama kali hanya kamu, aku senang akhirnya dia bisa punya teman yang sebaya." Ucap Reno.

"Hah? Kakak serius, Aluna tidak punya teman selain aku." Ucap Anisa kaget mendengar ucapan itu.
"Iya, Aluna selalu mengekor padaku tidak mau di tinggal jika aku pergi ke luar kota atau keluar negeri dia selalu ikut, jadi dia tidak pernah merasakan sekolah umum." Penjelasan Reno.
"Kakak yang baik." Guman Anisa pada pelan.
"Apa yang kau katakan."
"Ah tidak apa-apa."

Sesampainya di rumah Reno, Anisa bergegas lari menuju rumah.
"Kak, kamar Aluna dimana?." Tanya Anisa yang sekarang sudah sampai di depan anak tangga.
"Yang pintunya berwarna merah jambu dan ada bentuk hati itu kamar miliknya." Ucap Reno.
"Baiklah kakak tunggu di sini biar aku yang bujuk Aluna untuk keluar." Ucap Anisa yang langsung naik ke atas.

Sesampainya di depan pintu kamar Aluna, Anisa mengetuk pintu Aluna yang saat ini kebingung harus apa. "Aluna, Aluna ini aku Anisa, buka pintunya." Tanpa waktu yang lama kunci terbuka dan tangan Anisa langsung di tarik kedalam, karena kepanikan dan khawatir Anisa langsung memutar-mutar tubuh Aluna.

"Kamu gak apa-apa lun" ucap Anisa panik.
"Aku nggak apa-apa nis jangan puter-puter dong pusing kepala aku." Jawab Aluna.
"Kalo kamu nggak apa-apa, terus kenapa kamu mengurung diri dikamar, bikin khawatir orang aja. Kakak kamu sampai kebingungan tuh, jangan bikin orang struk jantung dong." Omelan Anisa, itu terdengar oleh Reno yang cemas di bawa.

"Ssstt-- jangan teriak-teriak, ikut aku." Ucap Aluna menghentikan ucapan Anisa, dan menarik Anisa kesuatu tempat.
"Ouh.... Kamu ini..." Anisa samakin di buat kesal dengan tingkah Aluna.
"Bagaimana Anisa, kalo aku bicara sama kakak. Aku tidak bisa membicarakan ini dengan kakak, Anisa jelaskan ini pada kakakku yah, aku malu jika harus aku yang ngomong langsung dengan kakakku." Ucap Aluna.

"Dia kan kakak kamu, kanapa kamu harus malu, kak Reno itu seperti ayah bagimu kan." Ucap Anisa.
"Iya, tapi apa hal seperti ini harus aku katakan."
"Dia harus tahu apa yang terjadi denganmu, apakah ini pertama kalinya."
"Hem--, ini tidak berhenti-henti ini sudah tiga hari Anisa, aku tidak bisa bicarakan ini dengan kakak, aku takut Anisa."
"Ya udah kamu tenang-tenang dulu disini, aku panggil kakak kamu kesini baru aku jelaskan dengannya bagaimana, setujuh."
"Baiklah, terserah kamu."

Bersambung.

Terimakasih atas kunjungan Anda ke cerita saya jangan lupa untuk like share and masukan komentarnya.

Sabtu 13 Februari 2021.

Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang