Episode 98

18 1 0
                                    

Aryan pergi kekelasnya melihat setevano masih sibuk yang membantu para cewe-cewe membersikan kelas, setevano membantu merapihkan kursi-kursi karena lagi piket kelas, Aryan juga melihat pacarnya setevano.
“ Van. Luh belum pulang.” Sapaan Aryan sambil berjalan mendekati setevano.

“ Luh buta yah, nih lagi apa?.” Jawab setevano sinis dan dingin.
“ Iya-iya aku tahu, lagi piket.” Ujar Aryan yang sempet-sempet mengoda setevano yang sibuk merapikan tempat.
“ Ada apa?.” Tanya setevano yang tahu betul sama sikap Aryan.
“ Minjem motor loh dong.” Tanpa basa-basi Aryan mengatakan dengan mudahnya.
“ Gue mau pulang.”

“ Tukeran sama motor gue.”
“ Tiba-tiba, ada apa sih.”  Setevano heran sambil mengerutkan dahinya.
Aryan melihat kekasihnya setevano yang juga sibuk. “ Luh mau ngaterin cewe luh.”
“ Ngga, dia di jemput sama bokapnya.”
“ Hari ini doing, pinjem yah.” Ujar Aryan yang memaksakan.

“ Emang kenapa motor loh.”
“ Ngga apa-apa, cuman aku ada urusan aja.”
“ Harusnya pake motor gue.” Tanya heran setevano.
“ Iya, kan luh tau motor gue gimana?”
“ Jujur aja, luh sebenarnya mau apa.?”
“ Luh kaya wartawan deh, detel banget kalo nanya.”
“ Yah harus jelas dong, buat apa?.”

“ Kan udah gue katakan tadi, gue ada urusan yang mendesak. Plisss, ada orang nungguin gue.”
Setevano berhenti sesaat karena Aryan memohon di depannya. “ Ah~ cewe?.” Tebak setevano.
“ Iya.” Jawab singkat Aryan.
“ Yang tadi siang.” Tebak setevano.

“ Maksudnya?.” Aryan yang kebingungan dengan ucapan setevano yang setengah-setengah tersebut.
“ Anak kelas 10 kan.” Ucap setevano.
“ Kok kamu tahu.” Aryan keheranan bagaimana tebakan setevano benar.
“ Tahu lah, jadi sama dia.”
“ Apa yah.” Aryan di buat bingung sama teka-teki setevano.
“ Perginya.” Tanya setevano.
“ Iya, makanya pinjem, udah nanti penjelasannya. Sini gue pinjem dulu.”

“ Orang minjem kok maksa.”
“ Kan tukeran.”
“ Iya deh, nih.” Seraya memberikan kunci motor sama Aryan, dan Aryan memberikan kuncinya.
“ Thankyou my best friend.” Ucap Aryan yang langsung memeluk setevano.
“ Udah sana pergi, rishi banget gue.” Ujar setevano yang melepasan pelukan konyol dari Aryan yang nyeselin.

Setelah bertukar kunci motor Aryan kembali ketempat dimana anisa menunggunya, melihat anisa duduk sendirian di tor-toran, atau pembantas parkiran.
“ Nis, maaf yah kamu nungguin lama. Yuk.” Ujar Aryan yang berjalan mendekati anisa yang langsung berdiri setelah medengar suara Aryan.

“ Eh~ ini bukan motornya kak Aryan, seingat ku kak Aryan punya motor gede.” Ujar anisa yang kaget melihat motor Aryan yang berubah.
“ Iya, itu motorku. Ini aku tukeran sama temen demi siapa coba, demi adik kelasku yang punya masalah, sebagai ketua osis yang baik aku jadi ikut tanggung jawabkan.” Ujar Aryan yang berjalan kearah motor setevano, di ikuti anisa.

“ Emang ini semua gara-gara kak Aryan.”
“ Hahaha, iya-iya. Ya udah yuk, nanti ke buru macet kalo jam sore. Aku juga masih punya jadwal buat jemput kakakku.” Ujar Aryan yang memakai helm, dan memberikan helm lainnya pada anisa.

Perjalanan menuju rumah selly yang saat ini selly sedang sibuk merapihkan pakaian yang sudah kering di depan rumahnya, Aryan langsung membuka kaca helmnya.
“ Hai selly.” Sapaan Aryan yang menunggu anisa sedang turun dari motor.
“ K-kak Aryan.” Bukan mainya kagetnya selly saat melihat Aryan yang datang kerumahnya bersama sabahatnya anisa.

Bersambung...

Terimakasih atas kunjungan Anda ke cerita saya jangan lupa untuk like share and masukan komentarnya.

Rabu 21 April 2021.

Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang