Episode 5 🎶

17 3 0
                                    

Pulang sekolah anisa dan sahabatnya selly mereka berjalan menujuh halte sekolah, mereka sedang menunggu angkutan umum di halte sekolah mereka, hanya beberapa detik saja angkutan umum yang baru datang itu sudah terisi penuh dengan anak-anak lainnya, membuat selly dan anisa tak kebagian tempat.

Alhasil anisa dan selly harus menunggu angkutan umum lainnya, atau menunggu angkutan ini balik lagi, kedatangan bayu tepat saat mobil pribadinya baru sampai ingin menjemputnya dengan supir dan pelayan setianya sudah ada di sana.

"Sudah datang, kupikir akan nunggu lama." Ujar bayu.
"Nggak mungkin tuan yang akan menunggu kami, silakan tuan masuk." Sempat melihat anisa dan temannya di bawa pohon dekat dengan pinggir jalan.

"Mobil ini muat berapa orang, pak sukman." Tanya bayu tak melihat pelayannya.
"Heh? Maksud anda tuan muda." Kebinggungan sukman.
"Di dalam muat berapa orang buat duduk di sana." Sambil menujuk kedalam mobil yang pintunya sudah di bukakan oleh pak sukman.
"Memang kenapa tuan tanya begitu." Masih binggung, lalu pak sukman melihat ke arah bayu menatap.

"Bolehkah aku mengajak temanku, kasihan dia pasti cape harus duduk di terik matahari begitu." Ucap bayu.
"Ouh~begitu, tuan memang baik banget masih aja mikirin orang lain." Ujar pak sukman.
Bayu mendatangi anisa yang sedang duduk di kotak wadah bekas jualannya.

("Tuan muda memang berbeda dari tuan besar, seperti pohon yang tidak sama dengan rasa buahnya, sifatnya yeh sama kaya nyonya, wajah boleh mirip tuan besar tapi syukurlah akhlaknya ngga sama.") Ujar dalam benak pelayannya.

"Anisa~" panggil bayu, membuat selly juga menoleh.
"Bayu, ada apa?" Tanya anisa.
"Pinjem buku ips dan sejarah dong." Ujar bayu.
"He?~ nggak salah denger nih aku." Seraya bangkit dari duduknya.
"Nggak, aku mau minjem catatan kamu." Ujar bayu.
"Kamu kan sebangku sama rafa, kenapa gak minjem ke ketu, kan dia lebih lengkap materinya karena anak rajin. Lah aku mah~" belum sempat berlanjut.

"Jadi boleh apa ngga nih aku minjemnya, kalo gak boleh ya nggak apa-apa aku hanya minta izin, kamu gak usah memperpanjang jawabannya." Ujar bayu.
"Iya, maaf. Sebentar aku cari dulu bukunya." Ujar anisa yang membuka tasnya.

Merogo tasnya. "Nih bukunya." Seraya langsung memberikan.
"Sama, matematika juga deh." Ujar bayu. Itu bikin anisa kesel, selly hanya mampu menontonnya saja, sejak kapan anisa jadi akrab sama anak baru.

"Sekalian aja bawa tasnya juga, kalo mau semua pelajaran hari ini." Ujar anisa kesal.
"Ouh~ sini." Sambil mengambil tas anisa yang kumu dan penuh dengan jahitan itu.
Karena melihat beneran bayu memungut tas anisa membuat anisa harus menghentikan bayu.

"Eh~ kamu beneran mau bawa tasku, terus besok aku bawa bukunya gimana." Ujar anisa yang melihat bayu balik badan sambil bawa tas anisa.
"Emang kamu nggak punya tas lain selain ini." Tanya bayu, sambil menujukan tas.
"Enggak, sini balikin." Ucap anisa sambil merebut kembali tasnya dari genggaman bayu.
"Kalo gak punya, ngapain ngasih, main lempar lagi." Ujar bayu menatap anisa yang jengkel padanya.
"Cihs... rese banget si." Dumal anisa yang kesel.

Karena binggung gimana caranya buat ngajak anisa biar si anisa mau ikut naik mobil dengannya bayu mencari akal yang natural. "Hai boleh kenalan." Ujar bayu mendekati selly yang dari tadi berdiri di sisi anisa.
"Boleh." Jawab selly.
"Temennya anisa yah." Tanya bayu yang pura-pura nggak ngerti.

"Lebih tepatnya solmet." Saut selly Sambil senyum.
"Ah~ akrab banget dong." Kata bayu.
"Malag dari orok, karena emak ku dan emak anisa bersahabat lama dan anak juga ikutan solmetan." Penjelasan selly.

"Ouh gitu ya, bagus deh bisa nyambungin siltur." Ujar bayu yang sesaat melirik anisa yang pura-pura nggak lihat dirinya.
"Apatuh siltur." Tanya anisa.
"Ampun deh anisa, siltur singkatan. Dari silaturahmi." Penjelasan selly yang bikin anisa berdencak.
"Ouh.~" dan langsung memalingkan wajahnya lagi.

Bayu sempat tersenyum lalu melanjutkan perkenalanya dengan temannya anisa.
"Nama saya bayu, kamu." Sambil mengulurkan tangannya.
"Selly." Menerima tangan bayu akhirnya mereka berdua berjabat tangan.

"Ouah lucu. Kaya orang ya." Bayu mencoba mengoda selly, dan selly sempat tersepuh malu tapi selly sadar pujian itu bukan buat dirinya.
"Ouh soweet. Makasih." Ujar selly yang sempet Ge-er dengan pujiannya.
"Ih apa sih lebay." Dumal anisa jadi ilfil sama selly yang kecentilan sama bayu.
"Ih kok kamu yang ilfil si nis, kamu cemburunya." Ujar selly menggoda anisa.
"Ngapain aku cemburu sama kamu." Ucap anisa yang sinis.

"Selly, dari pada kamu nungguin angkot, mau pulang bareng nggak, aku antar kamu pulang." Tawar bayu, sampet melihat anisa, selly langsung faham bawa diri cuman di buat jadi umpan.
"Ngajak aku pulang bareng, wah asik, langsung di ajak pulang sama anak baru Nggak salah nih bay." Ujar selly yang kegirangan, selly melirik pada anisa.
"Nggak kok." Jawab bayu sambil ngaguk, sebenarnya selly dan bayu main mata buat ngode-ngode secara telepati.
"Oke. Asik bisa Irit juga sih uang sakuku buat beli pulsa hahaha..." ketawa lepas selly.
"Yalah, yuk." Ajak bayu sambil mengeluyur jalan.

"Ouh ya bayu, anisa gimana?." Pura-pura nanya.
"Ajak saja kalo dia mau, kalo nggak. Saya gak maksa."
"Tuh nis denger nggak yuk, bayu udah ngajak kamu juga tuh." Ujar selly semangat banget mau jodohin temennya ini.
"Kan dia ngajaknya kamu bukan aku sel."
"Tapi si bayu udah membolehin kamu juga ikut nisa. Ayolah, jangan sok menolak rezeki di depan mata, yuk cepetan." Ujar selly sambil menarik tangan anisa.

Akhirnya anisa dan selly di ajak naik mobilnya bayu, selly masuk duluan lalu anisa dan terakhir masuk bayu. Jadi anisa berada di tengah antara bayu dan selly, itu membuat dia nggak nyaman apa lagi dia membawa kotak bekas jualannya.

"Kamu baik-baik saja kan nis." Melihat anisa langsung memajukan duduknya saat bayu masuk ke dalam mobil.
"Iya." Jawab anisa, nggak enakkan kalo ngomong terang-terangan, jika paha ku dan paha dia sampai tubrukan.
"Beneran, kalo kamu nggak nyaman atau merasa ke sempit aku bisa pindah kebelakang." Ujar bayu melihay anisa seakan tak tenang dalam posisi duduknya.
"Nggak usah." Jawab anisa.
"Benaran gak apa-apa." Bayu sangat khawatirkan jika anisa tak nyaman dengan posisi duduknya.

"Iya." Nggak apa-apa.
Tiba-tiba pak sukman bertanya itu membuat anisa dan selly ingin ngomong duluan tapi malah di dului selly . "Mau di antar kemana?" Tanya pak sukman
"Saya dulu aja pak, saya palinh dekat. Tuh di persimpangan dekat Sekolah SMA. Kalo anisa di Dekat pasar tradisional yang dekat pangkalan ojek pak." Ujar selly dengan cepat.
"Ouh baik nona akan saya antar kesana." Jawab pak gery supir yang sedang menyetir
"Pak gery jangan ngebut." bayu khawatir kalo ngerem mendadak anisa bisa kejedot jok depan.
"Beres den..."

Bersambung...

Jumat 18 Desember 2020

Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang