Reno mengikuti saran dari Bimo untuk pulang, ia pamitan dengan semuanya. Hingga keluarga pak kiyai ridwan itu, kecuali dengan putrinya yang selalu berada di balik pintu tidak pernah keluar.
Setelah di dalam mobil perjalanan untuk pulang, Bimo mengecek semua daftar obat yang harus ia stok, dan sekalian melihat obat milik Reno.
"No, gimana kondisi kamu. Obatnya reaksinya gimana, pemulihan kamu cepat atau lambat." tanya Bimo yang saat ini memikirkan kondisi Reno."Lumayan cepet sih, tapi obatnya sedikit bedanya." Ujar Reno yang merasa agak aneh dalam tubuhnya.
"Iya, tapi khasiatnya sama kok. Aku beli di di apotek terdekat sini, apa lagi liat kondisi kamu yang udah level 3 gawat banget jadi belinya juga asal sama khasiat." Ujar Bimo yang menjelaskan.
"Tapi enak yang ini Bim, karena di tenggorokan gak pahit." Jawab Reno.
"Gitu ya, Ouh yah btw nanti turunin aku di Lakuma laza yah." Ujar Bimo yang meminta pada Reno untuk mengantarkan kesana.
"Ngapain kamu?." Tanya Reno yang sangat penasaran.
"Ada obat yang harus aku ambil." Jawab singkat Bimo sambil memainkan hp."Kamu sempat-sempatnya masih ingin ambil obat, ini udah sore loh." Ujar Reno yang menyindir.
"Iya kalo kamu di ajak pulang cepat nggak bakalan kita kesorean di jalan begini kan." Jawaban dari sindiran Reno itu membuat reno terdiam sesaat.
"Kan ada yang minta bantuan ku masa ia aku abaikan, lagian mereka katanya udah baik padaku, kamu sendiri yang bilang kan." Ujar Reno yang tidak mau kalah."Iya deh-iya deh aku nyerah. Ouh yah soal anak yang namanya Anisa itu gimana? Kata adikku kau jadi walinya. Apakah benar." Tiba-tiba Bimo menanyakan soal kabar anisa.
"Iya, untuk sementara. Lagian dia juga lagi tinggal bersama kita di rumah." Ujar Reno menjelaskan.
"Kamu juga yang akan nanggung semua biaya sekolahnya, apakah benar begitu." Tanya Bimo yang semakin dibuat penasaran."Anisa? Anak itukan baru saja di keluarkan dari sekolah, aku sudah kepikiran buat masukin dia ke sekolah lama kita, SMA yang sebelum aku pindah itu." Jawab Reno yang saat ini mengingat kembali jika dia punya tanggung jawab baru.
"Eh? Kenapa harus kesana sih." Ucap Bimo yang merasa heran dengan sikap Reno.
"Nggak masalah kan, sekolah dimana pun. Anisa anak yang pintar sayang jika harus putus sekolah, jika itu Aluna aku juga tidak akan berfikir akan memutuskan cita-cita yah." Ucap Reno yang memikirkan Anisa dengan nilai sekolahnya."Iya juga sih, aku juga dengar dia punya nenek yang lagi sakit keras, terus gimana soal neneknya itu." Ucap Bimo yang sangat penasaran.
"Yah gak gimana-gimana sih, tetep di kontrol terus." Ucap Reno ambil enteng saja.
"Anak itu dapet uang dari mana untuk biaya rumah sakitnya, dan biaya hidupnya." Ucap Bimo yang semakin kepikiran.Reno terdiam sejenak, lalu keinget jika Anisa itu bekerja pengantar kering dan pengantar susu kotak.
"Dia kerja, di lestoran seafood dan pengantar susu keliling." Ujar Reno.
"Ah~rupanya dia anak yang mandirinya, orang tuanya kemana?." Bimo merasa kagum sama Anisa, lalu heran jika Anisa kenapa bisa tinggal bersama Reno apakah orang tuanya tidak mencarinya Bimo sangat penasaran.
"Katanya sudah meninggal."
"Kamu sudah tahu banyak yah soal orang tuanya."
"Aku tahu dari Aluna."
"Hemm gitu, jadi mereka seakrab itu kah."Bersambung....
Terimakasih atas kunjungan Anda kecerita saya jangan lupa untuk like, share dan masukan komentarnya...
Jangan lupa follow pertemanan dengan athour, mampir lagi kelanjutannya saya tunggu kedatangannya...
Rabu 30 Juni 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)
RomanceKisah seorang gadis bernama Annisa yang sedang mencari-cari arti sebuah kehidupan dan sebuah keluarga, hingga nasib dan takdir yang di tulis oleh sang pencipta alam semesta ini, iya juga harus berjuang untuk hidup di dunia yang begitu keras, menguru...