Episode 121

14 1 0
                                    

Aluna sudah menunggu di ruang tengah begitu lama, mereka belum juga turun ke bawah, di ruang tv itu Aluna sesekali melihat ke atas di arah tangga, untuk melihat kakaknya dan Anisa yang belum juga turun.
"Mana sih mereka, lama bener. Apa merek janjian yah nggak turun, sadar gah sih kalo adiknya ini nungguin." Dumal Aluna yang kesal pada kakak ya.
Sesaat kemudian terlihat Reno yang baru keluar dari kamarnya, Anisa juga baru keluar dari kamar Aluna, dan Reno duluan turun disusul Anisa yang di belakangnya.

"Kalian ini lama sekali, tahu tidak aku nunggu lama, kalian janjian yah buat aku menunggu. Makanya baru selesai bersih-bersih sekarang, lama juga tapi selesai samaan, apakah kalian setelah berenang bersama, mandi juga bersama." Ujar Aluna blak-blakan.
"Tidak, aku tadi mengerikan rambut dulu." Protes Anisa yang langsung duduk di sebelah Aluna yang  lagi marah.
"Sudahlah jangan banyak membual dan berfikir yang tidak-tidak seperti itu." Ujar Reno yang juga menuruni  sisa tangga.

"Baiklah kali ini aku maafkan dan percaya pada kalian." ujar Aluna yang menuding kakak ya bersalah.
"Seperti kita buat salah saja harus di maafkan." Ucap Reno sambil mengambil apel di meja.
"Ouh yah kak? Bulan depan aku jadi kan masuk sekolah." Tanya Aluna spontan.
"Iya, sekalian dengan pindahan Anisa." Ucap Reno yang sibuk dengan aipet yah.
"Anisa? Jadi akan pindah." Tanya Aluna.
"Iya, kita akan cari sekolah formal yang lingkungan baik." Ucap Reno yang sedang sibuk mendaftarkan kedua gadis muda itu ke sekolah yang akan di tujuh.

"Nggak usah lah kak, mendingan Anisa gak usah lanjut sekolah, Anisa nggak punya biayanya." Saut Anisa yang merasa terbebani.
"Kamu tenang aja, kan ada kakak aku Anisa." Ujar Aluna dengan bangga yah.
"Aku gak mau merepotkan kalian terus, nggak enak aku." Ujar Anisa yang bicara kejujuran.
"Anisa pendidikan itu penting, soal biaya kamu gak usah khawatir, aku bisa menanggung beban itu." Ujar Reno.
"Betul itu." Sambung Aluna.
"Apalagi kamu anak yang berprestasi, setidaknya kamu bisa lanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, saat kamu sudah bisa mandiri nanti kamu bisa membalasku suatu hari nanti kan." Ujar Reno yang tidak ingin Anisa menjadi orang putus asa.

"Tapi kak untuk siapa aku membanggakan, ibu ayahku sudah tiada, nenekku satu-satunya juga sedang koma, aku mau banggain siapa?" Ucap Anisa yang sangat frustasi dengan keadaan keluarga yah saat ini.
"Diri kamu sendiri, kelak ilmu itu akan kamu gunakan untuk mendidik anak-anak mu di masa depan, karena ilmu tidak akan hilang atau dimakan usia, apa lagi membusuk. Pasti akan ada gunanya, jadi jangan ambil kesimpulan bahwa kamu tidak bisa membantu atau membanggakan orang lain, tapi itu semua demi diri kamu buat kebaikanmu, berfikir lah begitu." Ujar Reno yang masih sibuk mencari informasi soal sekolah.

"Heh? Kakakku ini sudah memikirkan masa depan rupanya, kaya udah ngebet nih." Goda Aluna pada kakaknya.
"Apa maksudmu Aluna, kakak bukan bicarakan tentang diri sendiri. Tapi buat Anisa, jangan salah paham terus, kamu juga harus belajar yang benar." Ujar Reno.
"Tuh denger, kamu ini. Udah ah Anisa laper makan yuk." Ucap Anisa yang masuk ke dapur.
"Bukannya kamu tadi udah sarapan terus belum lama ini kamu makan serelak 1 kotak dengan susu yah nis." Ujar Aluna mengingat.
"Itu hanya sebagai cemilan luar." Ujar Anisa yang langsung masuk dapur.

"Setelah 1 kotak sama 1 gelas susu tadi cuman cemilan kamu bilang." Ujar Aluna yang tidak percaya dengan kekuatan makan Anisa.
"Tidak masalah itu tanda Anisa sembuhkan, karena makannya sudah banyak." Ujar Reno yang menyambung.
"Kakak nggak keberatan dengan napsu makan Anisa yang..." Ujar Aluna tidak melanjutkan ucapannya.
"Tidak sama sekali malah aku senang jika dia tidak lagi memikirkan bagaimana kejadiannya waktu dia di sekolah." Ucap Reno.
"Iya Kaka bener, memang sih itu hal yang menyakitkan."

Bersambung....

Terimakasih atas kunjungan Anda kecerita saya jangan lupa untuk like, share dan masukan komentarnya...

Jangan lupa follow pertemanan dengan athour,  mampir lagi kelanjutannya saya tunggu kedatangannya...

Senin 14 Juni 2021.

Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang