Episode 132

11 1 0
                                    

Anisa di sambut dengan baik oleh teman-teman barunya di sana, Reno yang tadinya sempat merasa khawatir akan kondisi Anisa yang sebelumnya, tapi setelah melihat dengan bola matanya sendiri itu ia merasa agak tenang, seperti orang tua yang mengantarkan anaknya sekolah untuk pertama kalinya.

Jadi ia hanya mengawasi dari luar jendela dan tak sadar ia tersenyum tipis melihat Anisa bisa berteman dengan yang lainnya.
Setelah melihat Anisa yang sudah baik-baik aja reno baru bisa pergi dari tempat tersebut, dan kembali ke kantornya.

Sore menjelang malam Reno yang sudah siap-siap akan pulang, teringat jika di rumah kedua pembantu rumah tangga sedang ia liburkan karena urusan mereka masing-masing, Reno menelpon kedua adiknya di rumah.

" Hallo... Hmm- kalian mau makan apa untuk makan malam... Emang bisa... Jadi kakak tidak perlu bawa makanan nih, atau kalian pesan sesuatu... Baiklah kakak akan pulang sekarang"

Ternyata sampai di rumah Reno yang baru pulang di sambut dengan baik oleh adik yah di rumah, dengan senyuman yang manja Aluna menarik kakaknya.

" Kakak sudah pulang, lihat Aluna bisakan" Ujar Aluna yang memperlihatkan meja makan yang sudah tertata rapi hidangan.

" Ini kamu yang masak Lun?" Tanya Reno yang tidak mempercayai hal itu.
" Hehehe...bukan sih tapi Anisa, Aluna cuman bantu motongin doang sama Nanak nasi di mesin" Ucap Aluna yang sudah mau menarik kursi.

" Lalu mana Anisa yah?" Tanya Reno yang mencari Anisa.
" Anisa masih di dapur, kak Aluna ganti baju dulu yah kotor semua nih" Ujar aluna menunjukan pakai yang kotor.
" Yaudah sana"

Aluna pergi naik ke atas menuju kamarnya, sedangkan Reno pergi kedapur untuk melihat keadaan Anisa apakah ada yang bisa dia bantu lagi. Melihat Anisa yang kesulitan mengambil sesuatu di rak atas kepalanya hinga naik ke kursi tapi masih harus membuat Anisa berjinjit untuk lebih tinggi lagi, hampir akan jatuh karena keseimbangan yah goyang Reno berjalan cepat agar bisa menangkap Anisa.

Reno refleks satu tangannya ia melingkar ke pinggang untuk menahan tubuh Anisa agar tidak jatuh, Anisa yang kaget menatap pria yang ada di hadapan dengan melotot syok, sedang Reno terdiam sambil menatap teduh.

" Seharusnya kamu lebih hati-hati" Ucap Reno yang melepaskan Anisa setelah bisa berdiri tegak.
" Iya kak maaf" Seraya menunduk wajah karena malu.

" Kamu gak apa-apa?" Tanya Reno.
" Iya kak, Terimakasih" Jawab Anisa yang masih mau mencoba mengambil sesuatu di rak atas.

" Kamu mau ambil apa? Biar aku bantu kamu ambilkan" Tanya Reno menawarkan diri.
" Itu mangkok buat nih sayur" Ucap Anisa yang menunjuk kesuatu tumpukan mangkok.

" Yang ini?"
" Iya kak, bibi kok bisa yah meletakan benda-benda setinggi itu dengan rapi, tapi aku malah nggak nyampe hingga harus di bantu kak Reno" Ucap Anisa menghilangkan rasa canggung.
" Karena mereka sudah terbiasa
" Ouh! Gitu"
" Butuh berapa biji?"
" Tiga kan kita cuman bertiga kak"

" Kak Reno nggak mau bersih-bersih diri dulu, Anisa juga harus bersih dapur" Ujar Anisa yang menyuruh Reno membersihkan diri.

" Emangnya kamu sudah mandi?" Tanya Reno.
" Sudah tadi sekali mau sholat jadi sekarang Anisa udah mandi, ya walau udah bau asap masakan sih hehehe" ucap Anisa dengan senyuman konyol.

" Yaudah saya mandi dulu, panggil Aluna kalo dia selesai" ucap Reno yang sudah berbalik badan dan menuju pintu keluar dari dapur.
" Iya kak "

Makan malam pun tiba, Anisa yang baru selesai bersihkan dapur Aluna dan Reno juga akan turun ke bawa untuk makan malam.

" Ouh kalian sudah turun tadinya mau aku panggil, cepat duduk keburu dingin, maaf ya kak Aluna Anisa nggak bisa masak jadi cuman masak seadanya dan sebisa Anisa yang di ajarin nenek" Ujar Anisa sambil menarik kursi.

" Apa sih Anisa, segini bisa masaknya masih ngomong gak bisa" Ujar Aluna yang membela.

" Yah kan masakan aku gak seenak bikinan bibi-bibi dan mba asisten rumah tangga" Anisa merasa minder.

" Sudahlah jangan banyak bicara, cepat di makan katanya nanti keburu dingin" ujar Reno.

" Anisa gimana sekolah di hari pertamamu, kalo aku sudah banyak teman yang mau kenalan sama aku?"

" Hemm- lumayan lancar kok lun, soal kenalan juga banyak kok, mungkin karena masih baru jadi...!"

" Jadi apa? Kok berhenti sih?" Ucap Aluna yang sangat penasaran.
" Karena aku mungkin tidak bisa bergaul dengan baik makanya aku jadi sedikit agak gimana gitu."

Bersambung.....

Terimakasih atas kunjungan Anda kecerita saya jangan lupa untuk like, share dan masukan komentarnya.
Jangan lupa followme dan dukung sang author biar semangat.

Jumat 3 September 2021

Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang