Reno malah berdebat dengan wanita itu di dalam ruangan kantornya, Aluna dan Arya serta Anisa hanya bisa diam di menonton mereka dari luar ruangan Reno.
"Kakak kamu sejak kapan kenal sama jenny, kok aku baru tahu." Ucap Arya.
"Emang kak Arya kenal sama kakakku sajak kapan?." Tanya balik Aluna yang penasaran.
"Sejak Kuliah, hanya saja itu 3 tahun yang lalu, karena kakak kamu setelah lulus kuliah tidak pernah kontak lagi denganku." Ucap Arya yang sekarang berdiri kebingungan."Kakak yang tidak pernah kontak dengan kak Arya, atau kak Arya yang sibuk dengan urusan kak Arya." Tebak Aluna yang membuat Arya terdiam karena tepat pada sasaran hanya melirik kearah Aluna, akhirnya perdebatan antara Reno dan jenny berakhir.
"Jenny kamu kenapa?." Ucap Arya saat melihat jenny yang keluar dari ruangan Reno dengan menangis tersedu-sedu.Tak lama reno pun keluar dari ruangan, melihat jenny yang keluar dari kantornya.
"Ren ada apa.?" Tanya Arya bingung.
"Tidak ada apa-apa." Ucap Reno menanggapi dengan santai.
"Gak mungkin tidak ada apa-apa orang buktinya si jenny bisa nangis begitu setelah keluar dari ruangan kamu." Ucap Arya."Itu bukan urusan kamu Arya, jadi kamu tidak usah ikut campur dalam masalah itu." Ucap Reno sinis.
Aluna hanya diam sedang Anisa sedang terduduk di sofa, karena melihat suasana saat ini tidak memungkinkan untuk dirinya ikut bicara.
"Aluna kamu pulang duluan kakak masih ada urusan yang harus kakak tangani disini, mungkin kakak akan pulang saat makan malam." Ucap Reno pada adiknya."Baiklah kak, yok nis kita pulang dulu kerumah." Ucap Aluna yang langsung menarik Anisa yang masih duduk di sofa.
Setelah sudah di luar kantor, Aluna langsung memasuki mobilnya di susul dengan Anisa.
"Lun, aku langsung kembali ke rumah sakityah, nenek ku gak ada yang jagain."
"Yaudah aku juga ikut lagian kak Reno pulang ya malem kok.""Kamu berencana untuk melakukan itu karena kamu cuma menghindar dari kejaran kakak mu kan."
"Aku baru tau jika Kakak punya hubungan dengan jenny lagi."
"Kamu sudah kenal dengan yah, lalu kenapa kamu tadi nanyain."
"Karena sudah lama kita tidak bertemu jadi aku sulit untuk mengingat yah." Ngeles Aluna.
"Non Aluna kita pulang kerumah ini." Tanya supir Aluna."Antar ke rumah sakit saja, yang waktu itu setelah mang anterin kita kesana bisa pulang saja jangan nunggu biar kakak saja nanti yang akan jemput Aluna."
"Ouh yasudah, jadi mang nggak udah beres setelah ngaterin non Aluna ke rumah sakit."
"Iya." Jawab Aluna.Sesampainya di rumah sakit dimana neneknya anisa dirawat disana, Aluna dan Anisa turun bersamaan.
"Kamu mau kemana Nisa."
"Mau ke mushola, mau ikut."
"Mau, kok kemushola ada apa?."
"Aku belum sholat, nanti yah aku sholat dulu."
Beberapa menit kemudian Aluna yang selalu memperhatikan Anisa dengan gerakan sholat hanya bisa menonton dari 1 meter dari Anisa sholat."Udah selesai nis."
"Udah, sebentar yah aku menaruh mukenah ke rak yah dulu."
"Nis perasaan kok kamu solat terus."
"Cuman 5x kok dalam sehari."
"Banyak banget."
"Nggak banyak segitumah."
"Itu banyak Nisa, minum obat saja 3x sehari.""Cuman beda 2x, tapi ada sholat sunah yah juga, jadi mungkin kalo di hitung-hitung juga ada 2x lipatnya tapi semua itu mah gak ada apa-apanya jika kita cinta sama tuhan sholat sebanyak apapun Takan terasa banyak malah kurang."
"Kenapa bisa begitu.""Coba kamu bayangin lagi suka sama orang, terus orang itu jauh di mata kamu tapi sangat dekat di hati seakan membekas mendalam, lalu kamu ingin sekali menemui yah, tapi dia sangat jauh apa yang kamu lakukan."
"Mengejarnya sampai bisa ketemu dan mencarinya, tapi apa hubungannya dengan solat nisa."
"Itu yang aku maksudkan, ada hubungannya. Tuhan emang jauh tidak bisa dilihat dengan mata begini saja tapi hanya bisa dirasakan jika tuhan itu ada di dalam hati setiap mahluknya."Bersambung...
Terimakasih atas kunjungan Anda ke cerita saya jangan lupa untuk like share and masukan komentarnya.
Kamis 11 Maret 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)
RomanceKisah seorang gadis bernama Annisa yang sedang mencari-cari arti sebuah kehidupan dan sebuah keluarga, hingga nasib dan takdir yang di tulis oleh sang pencipta alam semesta ini, iya juga harus berjuang untuk hidup di dunia yang begitu keras, menguru...