Episode 109 🎶

14 1 0
                                    

Setelah Reno kembali dari tempat persyaratan untuk bisa keluar pasien, Reno kembali keruangan.
"Ouh! Kak sudah kembali." Ujar anisa dengan wajah sumringah.
"Iya lagian ini cuman menyelesaikan administrasi saja dan kamu segara bisa pulang." Ucap reno.
"Ouh gitu, kak aku mau nanya."
"Soal apa?."
"Anisa kok bisa berada disini? Apakah kak Reno yang bawa Anisa kerumah sakit." Anisa penuh penasaran.
"Iya." Jawab singkat Reno.

"Tapi kakak tahu dari mana?." Tanya Anisa kebingungan.
"Dari Aryan." Reno menjawab sambil beres-beres barang-barang bawaan.
"Eh kakak kenal sama kak Aryan, kok bisa. Kak Reno kenal kak Aryan dimana? Perasaan selama ini Anisa nggak pernah cerita apapun sama kakak." Ucap Anisa, itu membuat reno langsung terhenti sejenak.

"Iya kenal, tanpa kamu katakan apapun atau cerita apapun padaku aku sudah kenal lama dengan Aryan." Jawaban Reno.
"Kok bisa." Anisa masih kebingungan dan merasa penasaran.
"Aryan itu adik kandung Bimo, sejak kecil kami selalu gantian jagain adik-adik kita, aku dan Bimo suka gantian jaga saat orang tua bimo tidak ada." Jawab Reno.

"Ouh gitu, jadi kak Aryan itu sudah di anggap adik juga sama kak Reno." Ucap Anisa yang baru faham dan tahu.
"Iya, karena kami tumbuh bersama."
"Hemm gitunya, pantesan aja gaya penampilan kak Aryan kok kaya mirip seseorang gitu, apakah kak Aryan ikutan gaya kak Reno yah." Ucap Anisa yang mengingat-ingat.
"Mungkin, kenapa emangnya. Apakah kamu suka Aryan." Tebak Reno, sambil menatap Anisa.

Spontan mata Anisa kaget, karena ucakan Reno. "Heh? Apasih kak Reno, asal tebak aja. Nggaklah, mana mungkin aku suka sama kak Aryan yang sainganya 1 sekolah, yang baru di rumorkan saja aku sampai berada di sini, apa lagi sampai..." Ucapan Anisa terhenti dan mematung lagi.

Reno menyadari pertanyaan yang ia lontarkan itu salah, itu membuat luka yang Anisa rasakan baru-baru ini ia dapatkan, yang belum sembuh terbuka lagi.
"Maaf, sudahlah lupakan pertanyaan bodohku tadi. Yuk biar aku bantu kamu turun dari ranjang." Ucap reno membantu Anisa berdiri.
"Mau pakai kursi roda." Tawar reno.
"Nggak usah kak, masih bisa jalan kok."
"Beneran gak apa-apa."
"Iya kak, kakak jangan khawatir, Anisa strong kok."
"Bagus kalo gitu, sini pegangan di punggguku."
"Baik kak."

Berada di dalam mobil, Anisa terdiam saja hingga sesekali melirik pada sang supir yaitu Reno yang fokus pada jalanan.
"Udah jangan suka cari curi-curi pandangan gitu, nanti kamu bisa suka sama aku loh." goda Reno pada Anisa, itu membuat Anisa tersipu malu.
"Kak makasih yah, kakak selama ini udah baik sama Anisa, udah kasih Anisa tempat bernaung dari angin, hujan, dan terik matahari, kakak juga kasih Anisa ranjang di kamar yang sama dengan Aluna, kakak juga tidak membedakan antara aku dan Aluna." Ucap Anisa sambil menunduk kepala.

Reno melirik pada samping joknya itu, melihat wajah pucat Anisa masih terlihat jelas. Reno langsung meletakan tangannya di kepala Anisa, dan mulai membelai lembut kelapa Anisa.
"Sama-sama, aku yang Terimakasih karena kamu sudah membuat aku semakin belakar belakangan ini." Ucap Reno, yang tidak di mengerti oleh Anisa.
"Heh? Maksudnya kak."
"Sudahlah lupakan."

"Ouh iya, soal Aryan nggak apa-apa kan aku bahas soal masalahmu di sekolah, bagaimana bisa kamu bisa di bully 1 sekolah Hemm, katakan padaku dengan detail." Ucap reno yang memang sudah sangat penasaran kronologi kejadian Anisa itu.
"Aku nggak tahu jelas kak, awalnya kak Aryan itu suka sekali menyapaku, dan pernah di hukum bersama, kak Aryan juga pernah menutupi kesalahanku agar aku tidak dihukum berat, dan pernah di bonceng sama kak Aryan, tapi kayanya populitas kak Aryan sebagi ketua OSIS itu sangat besar, jadi banyak yang suka sama dia, mungkin itu penyebab dan pemicu dari semua kejadian yang ku alami selama di sekolah." Penjelasan Anisa.

"Jadi begitu, apakah kamu juga menyukai Aryan, jujur saja padaku, tidak akan aku bocorkan pada siapapun." Ucap Reno yang ingin memperjelas.
"Heh? Kenapa kakak malah menyimpulkan begitu sih, aku nggak suka sama kak Aryan tapi aku menyukai orang lain." Ucap Anisa, Reno hanya diam sejanak saat mendengar jawaban itu.

"BEGITU RUPANYA. Siapa? ORANG LAIN ITU, apakah ada Ini sial nama depan atau nama panggilan." Tanya Reno, dan sesekali melihat ekspresi dari wajah Anisa yang selalu berubah-ubah.
"Hehehe... Iya ada."
"Hemm, apakah dia temen sekolahmu."
"Bukan."
"Teman nongkrong."
"Bukan."
"Temen bermain."
"Bukan juga."

"Baiklah cuman ada satu kalimat buat orang yang kamu sukai secara diam-diam begitu. Apakah orang itu TDTJ."
"Heh? Apa itu kak."
"Temen Deket Terasa Jauh."
"Hahahaha...Bisa jadi." Anisa tertawa terbahak-bahak.
Setalah di selang tawa Anisa yang begitu sangat bahagia. Lalu satu kata yang membuat Anisa berhenti tertawa.

"Apakah dia adalah AKU" Ucap Reno hanya asal tebak, tapi seketika suara Anisa terhenti sambil menatap Reno yang masih fokus menyetir tersebut.
"Iya." Tanpa sadar Anisa mengatakan kebenaran isi hatinya, Reno sempat tersenyum, lalu anisa sadar apa yang ia gumankan, langsung saja ia me klarifikasi dengan kebohongan.
"Eh-bukan-bukan, bukan kok kak. Kakak jangan salah faham dulu." Ucap Anisa salting.

"Hahahhaa... Sudahlah aku tidak akan bahas lagi, dan pura-pura nggak denger dan akan inget ucapan kamu tadi. Biar aku akan tutup telinga dan melupakan apa yang terjadi hari ini, agar kamu seneng."
"Ih Kak Reno jail deh."
"Kamu baru tahu aku."

Bersambung...

Jangan lupa untuk like vote bintang, masukan komentar.

Jumat 28 Mei 2021.

Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang