Aryan mengambil sepeda motornya di parkiran tapi sebelum mereka pergi, terlihat mobil ungu corak biru itu mendatangi mereka.
Kaca hitam itu mulai turun, terlihat seorang yang dikenal.
"Eh- ini mobil kok ngalangin jalan sih." Ujar Aryan yang kebingungan, karena belum terlihat siapa yang ada di dalamnya.
"Kak Reno, kakak ganti mobil lagi." Ujar Aryan yang kaget melihat Reno yang ada di dalam mobil.Reno keluar dari mobilnya. "Kalian mau kemana?." Tanya Reno yang saat ini berjalan mendekati Anisa.
"Mau ngantar Anisa ke rumah sakit." Jawab Aryan yang saat ini berdiri di samping Anisa.
Reno mengulurkan tangannya untuk mengecek kondisi Anisa. "Kamu sakit lagi." Ujar khawatir Reno.
"Nggak kak, hanya mau jenguk nenek kok." Ujar Anisa yang memerah merona sekarang."Ouh Anisa, kaya kamu sakit yah. Lihat wajahmu merah merekah begitu, kayanya kamu benar-benar sakit, kak Reno sebaiknya kakak bawa dia kerumah sakit, dari pada jadi parah." Ujar aryan melihat Wajah Anisa yang saat ini tertunduk karena malu.
"Aryan kamu balik sekolah, biar Anisa aku yang bawa." Ujar Reno.
"Baiklah, Anisa aku balik ke dalamnya, mau bantu anak-anak." Ujar Aryan yang meninggalkan Anisa dan Reno di parkiran."Iya kak, makasih yah kak udah mau nolongin Anisa." Ujar Anisa yang saat ini malah di tinggal hanya berdua.
"Nanti aja bilang makasih ya, kamu simpan dulu, kalo masalah ini kelar baru kamu bilang, aku pergi dulu yah." Teriak Aryan dari jauh.
"Kamu ngga apa-apa, apa perlu kita kedokter untuk cek kondisi kamu." Tanya reno.
"Nggak usah kak, aku nggak apa-apa kok." Ucap Anisa yang gelagapan.
"Hemm saat kamu bilang nggak apa-apa aku tambah khawatir." Sambil mengam tas Anisa yang ada di bawa."Aku benar-benar baik-baik saja, hanya merasa malu."
"Malu kenapa?.
"Karena lagi-lagi kak Reno dan kak Aryan selalu membantuku sedangkan aku hanya bisa diam saja bengini." Ujar anisa.
"Yasudah, kamu tidak usah merasa begitu. Yuk Anisa, Aluna sudah sangat khawatir dengan kondisi mu, kita pergi sekarang." Ucap Reno sambil menggandeng tangan Anisa.
Detak jantung Anisa saat ini tidak karuan saat tangan besar yang hangat itu menyentuh pergelangan tangan Anisa."Anisa, ayo..." Ujar Reno yang mengganggu renungan Anisa yang masih menatap lekat tangan Reno yang menggenggam tangan anisa.
"Eh-- Iya kak. Lalu sekarang aluna dimana kak." Tanya Anisa yang mencari topik lainnya.
"Dia sedang ikut les." Ucap Reno sambil membuka pintu mobil.
"Ouh gitu."Saat di perjalanan, Anisa yang hanya bisa terdiam sambil memikirkan masalah dia di sekolah.
"Ada apa? Mereka mempersulit diri mu." Tanya Reno yang membuka pembicaraan.
"Hemm, seperti mereka hanya ingin aku keluar entah itu ada masalah ini atau tidak ada alasannya sama." Tebak Anisa.
"Kau tidak usah memikirkan soal itu, aku akui sekolah dengan fasilitas lengkap memang sekolah itu yang terbaik tapi, etika dan etitut yah nol besar." Ujar Reno."Kakak juga alumi sekolah inikan." Tanya Anisa yang penasaran.
"Iya, cuman 1 tahun."
"Heh? Cuman 1 tahun." Anisa sangat kaget mendengar hal itu.
"Iya cuman kelas 3 saja aku disini, karena aku anak yang di pindahkan kesini karena pesaing soal elektronik, di sekolah itu lengkap fasilitasnya, makanya aku di transfer ke kemari karena aku anak yang juga sama seperti mu mendapat biaya siswa unggul atau full biaya, jadi aku di krim kemari.""Sekolah lama kakak dimana?. " Tanya Anisa sangat penasaran dengan sekolah Reno.
"Nanti kau akan tahu, kau mau melihat-lihat dulu, sambil nunggu Aluna selesai les." Tawar Reno yang ingin menghibur Anissa.
"Iya kak aku mau." Ujar Anisa dengan semangat.
"Baiklah, Kita kesana sekarang."
"Iya kak aku nggak sabar."Bersambung....
Terimakasih atas kunjungan Anda kecerita saya jangan lupa untuk like, share dan masukan komentarnya...
Jangan lupa follow pertemanan dengan athour, mampir lagi kelanjutannya saya tunggu kedatangannya...
Jumat 4 Juni 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)
RomanceKisah seorang gadis bernama Annisa yang sedang mencari-cari arti sebuah kehidupan dan sebuah keluarga, hingga nasib dan takdir yang di tulis oleh sang pencipta alam semesta ini, iya juga harus berjuang untuk hidup di dunia yang begitu keras, menguru...