Episode 51

6 1 0
                                    

Jam menuju kan pukul 11.30 Ada yang datang lagi dari kelas 11 Ipa- A, yaitu si Aryan dengan ke 2 temenya lainnya sambil menggendong temen perempuan yang pingsan di toilet cewe, entah kenapa.
"Ada apa ini ketua OSIS, apa yang terjadi dengan yah." Tanya Bu Yeni yang kebingungan.
"Mana aku tahu Bu, makanya kami bawa kesini karena kami tidak tahu. Kata saksi mah dia tiba-tiba pingsan di toilet cewe." Ucap Aryan menjelaskan kejadian.

"Yasudah ibu akan cek dulu, kalian bisa kembali, Aryan apakah dia temen sekelasmu." Tanya Bu Yeni pada Aryan yang akan keluar ruangan.
"Iya, sekelas dan satu barisan denganku Bu." Ucap Aryan.
"Yaudah, apakah kamu yang bertanggung jawab untuk mengisi data diri miliknya, kamu katanya kenal dengannya kan." Ucap Bu Yeni.
"Tapi saya kurang tahu nama orang tuanya Bu, atau alamat dia Dimana." Ucap Aryan.
"Ouh begitu! Yasudah, kamu panggil temen cewe atau cowo yang kenal dengan temen kamu ini yah." Ucap Bu Yeni.
"Baik Bu, saya permisi dulu." Ucap Aryan, sebelum ia meninggal tepat iya sempat melihat sepasang sepatu dan tirai yang sedikit terbuka Aryan melirik kepada Anisa yang masih terbaring tidur disana.

"Bu bukankah itu kelas 10." Tanya Aryan spontan membuat bu Yeni melihat pada Aryan.
"Iya. Kok kamu bisa kenal, apakah dia anak ekstrakurikuler denganmu Aryan." Jawab Bu Yeni.
"Tidak, tapi aku sempat kenal dengannya karena dia siswa yang masuk dari jalur undangan, tapi kenapa dengan dia Bu." Tanya Aryan yang sedikit agak cemas terpancar dari wajah yah.
"Hanya demam, kurang asupan dan kurang istirahat juga." Jawab Bu Yeni dengan santai sambil tangannya sibuk meriksa temen Aryan tadi.

"Ouh syukurlah, mungkin dengan istirahat di sini akan lebih baik." Ucap Aryan.
"Iya, tapi dia pasti sangat hebatnya, bisa masuk jalur undangan." Kata Bu Yeni.
"Dia anak biaya siswa si piala 1." Ucap Aryan mengagap Anisa si piala 1.
"Ouh jadi dia, wah tidak kubayangkan bisa ketemu anaknya, tapi kasihan sekali dengannya." Ucap Bu Yeni yang memikirkan cerita Selly tadi.
"Kenapa emang yah Bu." Ucap Aryan jadi penasaran.

"Dia anak yatim piatu dan tidak punya tempat bernaung untuk tinggal, dia juga hanya sebatang kara, kasihan sekali yah. Itu juga entah benar atau salah cerita yang aku dengar dari temennya." Ucap Bu Yeni.
"Begitukah?. Yaudah Bu saya akan panggilkan temen yang tahu tentang si Ginna." Ucap Aryan, sambil keluar dari pintu depan.
"Iya cepat lah." Kata Bu Yeni menyuruh Aryan agar cepat kembali membawa anak yang kenal dengan temennya tadi.

Tiba-tiba anisa bangun dari tidurnya, setelah merasa tubuhnya sedikit agak ringan barulah ia mulai duduk dan membuka tirai.
"Bu Yeni..." Panggilan parau dari Anisa, Bu Yeni bergegas saja menghampiri Anisa yang baru bangun tersebut.
"Ouh! Kamu sudah bangunan, gimana udah enakan." Tanya Bu Yeni.
"Iya Bu ini udah mendingan pusingnya juga udah mendingan." Ucap Anisa sambil menekan kepalanya.
"Syukurlah jika sudah baikan." Ucap Bu Yeni.

"Nama kamu Anisa yah." Tanya ibu Yeni pada Anisa.
"Iya Bu." Jawab Anisa.
"Temenmu tadi sudah isi data diri kamu, tapi ada beberapa yang ia loncati. Seperti salah satunya, nama ortu, dan alamat tempat tinggal kamu." Ucap Bu Yeni.
"Ouh begitu yah, karena tidak ada orang yang bisa saya hubungi di dunia ini Bu, karena ibu dan ayah saya sudah tiada, saya tinggal bersama nenek saya yang sedang sakit." Penjelasan Anisa.

Bersambung...

Terimakasih atas kunjungan Anda ke cerita saya jangan lupa untuk like share dan masukkan komentarnya.

Rabu 10 Februari 2021.

Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang