Anisa tidak berangkat hari ini karena tidak punya ongkos buat naik kendaraan umum, karena kemarin anisa tidak bisa menjual habis dagangan orang yang di titipkan ke anisa, jadi anisa tidak mendapat upahnya hari ini terpaksa membolos lagi.
"Anisa, kenapa kamu gak berangkat sekolah." Ujar neneknya yang di ranjang sedang sakit."Nggak nek, nenek kan lagi sakit begini masa anisa berangkat, nggak tega liat nenek sendirian di rumah." Alasan utama anisa memang itu di tambah dengan tidak ada ongkos, anisa yang sedang sibuk mijitin kaki neneknya.
"Nek, makan bubur yah. Terus nenek minum obat, biar cepet sembuh." Ujar anisa, karena beras sudah habis yang tersisa tinggal beberapa saja, yang sangat sedikit beras itu juga di buat semangkuk bubur saja hanya untuk neneknya.
"Nek di makan yaa, kalo nenek nggak makan nanti anisa sedih nih, cepat sembuh biar anisa bisa sekolah lagi, nenek makan yah." Ujar anisa sambil menyuapi neneknya.
"Kamu sudah makan nak." Tanya sang nenek."Jangan mikirin anisa, tadi anisa sudah makan banyak ubi jadi kenyang sekarang, jadi tinggal nenek yang harus makan bubur ini dulu yah." Ucap anisa yang tegar, dia berbohong bahwa dirinya sudah makan ubi biar neneknya mau makan.
"Iya." Suara parau neneknya.Akhirnya neneknya mau makan, setelah selesai menyuapi neneknya anisa pergi ke warung tetangga, karena beras sudah habis dan anisa harus buat makan siang untuk neneknya nanti, obat nenek juga sudah mau habis lagi.
"Permisi bu alika, maaf bu. Anisa belum bisa bayar hutang sekarang tapi bisa ngebon lagi gak bu." Ujar anisa yang memohon."Aduh anisa, bukan saya ngga mau ngebonin kamu tapi saya juga lagi butuh uangnya buat biaya sekolah anak saya, jadi maaf ya ngga bisa saya hutangin lagi hutang kamu udah banyak di sini." Ujar bu alika pemilik warung.
"Ya sudah gak apa-apa bu." Ucap anisa.
("YaAllah aku cari kemana lagi buat beli obat ya nenek dan makan nanti, aku mau minta ke pada siapa lagi kalo bukan kepadamu yaAllah, tolong berikan hambamu ini jalan keluarnya.")Akhirnya anisa pulang dengan rasa lapar dan kecewa, ia juga tak bisa menjual apapun karena pemilik kue yang selalu nitip ke anisa buat di jual di sekolah tidak ngasih kue ya hari ini, mungkin gara-gara kemarin anisa nggak bisa menjual semua kuenya jadi ibu itu merugi.
"Mau nyari kemana lagi sekarang, aku mau kerja apa buat beli obatnya nenek, aku binggung banget." Ujar anisa.
Tiba-tiba selly datang pulang sekolah tak langsung pulang tapi malah mendatangi rumah anisa bersama bayu dan temen-teman bayu."Anisa." Panggilan cempreng selly.
"Selly, kamu kok~" kaget karena selly membawa rombongan bayu.
"Nis, kita gak pernah tahu perjuangan kamu selama ini. Pasti berat banget buat kamu." Ujar anjas."Pantesan kamu sering alpa, jadi ini alasanya. Kalo kamu sulit kan bisa ngomong sama aku nis, sebagai KM aku nggak pernah tahu kondisi kamu, kupikir kamu anak yang males buat belajar kupikir bukan kaya gini, selama ini aku salah pengertian terhadap kamu." Ujar rafa.
"Kalian ngapain kesini sih, bukannya pada pulang kerumah." Ujar anisa sewot.
"Kalo bukan bayu yang ngotot buat ngajak jengngukin kamu kita pasti gak bakalan tahu, dan aku juga gak bakal tahu alasan kamu bolos sekolah setiap waktu." Ujar rafa."Selly, kamu kok bawa mereka kesini sih." Ujar anisa sewot pada temannya.
"Bayu yang ngotot dan ngacam aku kalo aku gak nurutin permintaan dia bisa abis hubungan aku sama Zainal." Ujar selly takut di putusin sama pacarnya."Kok kamu gitu sih, demi pacar kamu korbanin temen sih sel."
"Eh bukan gitu anisa kamu salah paham bukan itu maksudku, tapi benaran aku gak bisa ngomong sekarang.""Terus mana anak yang bersangkutan sama kalian, kok gak dateng sama-sama." Ujar anisa.
Teman-teman juga celingukan mencari bayu si biang ya malah menghilang entah kemana."Nis, katanya nenek kamu sakit yah?" Ujar rafa.
"Sakit lagi." Kaget selly, yang membuat kaget anjas dan hidayat.
"Kupikir alesan nenek kamu sakit itu boongan nis, ternyata nenek kamu benaran sakit nis." Ujar rafa, yang baru tahu.
"Iya,nenek aku benaran sakit." Jawab anisa.Bayu yang entah datang dari mana tiba-tiba menyodorkan sekotak obat jenis yang sama dengan obat yang sering di beli anisa di apotek, entah bayu tahu dari mana soal penyakit neneknya itu.
"Nih~." Ujar bayu seraya memberikan obaynya.
"Apa ini?" Anisa kebinggungan.
"Udah ambil aja, ini pasti perlu kok." Ujar bayu yang sekarang menatap anisa yang penuh makna tapi anisa tak mengerti."Yaudah sini masuk, dulu. Kalian pasti jauh-jauh kan ke sini, kalian naik apa kesini." Tanya anisa berjalan menujuh depan rumah.
"Kamu lupa yah, kan kita punya bayu! Yang pasti kita naik mobil enak, mobil level kelas mewah." Ujar selly.
"Dan kamu cewe sendirian yang nyempil di antara cowo-cowo." Ledek anis.
"Yeh~ nyidir nih ceritanya, iri bilang nis." Kata selly yang saat ini duduk di kursi."Idih, aku iri sama kamu. Nggak ah, sok buat kamu aja sel." ujar anisa, sambil menatap selly nyinyir.
"Kalian duduk dulu, seadanya dulu lah, hehe~ bentar ya aku masuk dulu kalian tunggu di sini." Ucap anisa.Anisa masuk kedalam buat minum es dan air manis, dan ada kue buatan neneknya dari ketan yang di keringkan. "Nih makan kering dulu, hehe~ ada ya ini." Ujar anisa sambil membawa setoples besar isi ketan kering itu, dan beberapa menit kemudian dia bawa air es manisnya.
"Nis ini buat nenek kamu, sampai lupa ngasih yah." Ujar anjas, memberikan sekeranjang buah-buahan.
"Ouh kenapa repot-repot sih, nenek aku mana bisa makan buah gigi ya aja udah gak ada, cuman tinggal beberapa.""Ya sudah buat kamu geh."
"Ouh makasih rafa, kalian sampai repot-repot bela-belain kesini, makasih banyak yah." Ujar anisa.
"Woy bay, tadi di sekolah kamu cerewet banget, terus kenapa di depan orang ya kamu pendiem banget kamu lagi mendadak sakit gigi kah." Ujar selly."Iya nih si bayu, kan kamu yang ngajak kita sampai rafa bela-bela bolos dari les ya gara-gara mau nerima ajakan kamu." Ucap hidayat yang biasa diem sekarang malah bayu yang jadi manusia pendiam seribu bahasa, sedangkan anisa hanya menatap bayu dengan seksama.
Bersambung...
Terimakasih
Rabu 23 Desember 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)
RomanceKisah seorang gadis bernama Annisa yang sedang mencari-cari arti sebuah kehidupan dan sebuah keluarga, hingga nasib dan takdir yang di tulis oleh sang pencipta alam semesta ini, iya juga harus berjuang untuk hidup di dunia yang begitu keras, menguru...