Berjalan terkati-kati, merambat berpegangan pada dinding-dinding dengan jalan yang sempoyongan, keringat sudah bercucuran kemana-mana. Baju sudah basa karena keringat dingin, kepala cenat-cenut tak tertahankan. Saat mau sampai di kamar ambruk juga, itu di ketahui oleh Anisa yang naik ke atas masuk mau ke kamar Aluna.
"Aluna, kak Reno." Teriak anisa sambil berlari menuju Reno yang melemah.
"Kakak." Aluna juga ikut teriak memanggil kakaknya.
"Lun cepat telfon ambulan." Ujar anisa panik."Iya,..." Ujar Aluna Langsung menekan tombol panggilan.
Mendengar hal itu Reno mengatakan dengan suara parau, yang membuat Aluna berhenti.
"Jangan, aluna, jangan. Jangan telfon ambulan." Ujar Reno sayup-sayup, karena mata yang masih memejam.
"Tapi kakak, kondisi kakak kaya gini, Aluna gak mau ambil resiko, aku nggak mau terjadi apa-apa sama kakak." Ucap Aluna sambil matanya sudah berkaca-kaca."Kakak baik-baik saja, kamu gak usah khawatir." Ucap Reno berusaha untuk memberikan keyakinan agar adiknya tidak panik dan khawatiran.
"Kakak..." Ucap Aluna yang ikut sayup-sayup. Anisa mengirim kode pada Aluna agar SMS Bimo teman kakaknya agar datang ke rumah.
"Bisakah kamu membantu kakak." Ucap Reno berusaha duduk bersandar di tembok."Kakak mau apa? Nanti biar Aluna ambilkan." Ucap Aluna yang sigap menawarkan dirinya.
"Tolong ambilkan obat kakak saja di laci didalam kamar." Jawab Reno yang mengingat menaruh obatnya di laci.
"Baik." Ujar Aluna bangkit dan bergegas pergi meninggalkan kakaknya.
Sesaat Aluna pergi mengambil obat Anisa meninggalkan Reno untuk mengambil minum. "Aku mau ambil minum dulu yah kak." Ujar Anisa langsung turun ke bawa."Ini kak, berapa obatnya." Ucap Aluna sambil membuka penutup botol obatnya.
"Sini, berikan padaku." Ucap Reno yang memintanya dari tangan adiknya.
Saat itu juga Annisa datang dengan membawa segelas air putih yang ada di tangannya. "Ini air yah kak." Ucap Anisa memberikan setelah adiknya memberikan obat.
Tiba-tiba datanglah Bimo teman Reno yang langsung ke lantai atas dan melihat Reno bersandar di tembok duduk di lantai."Ren, kamu gak apa-apa?, Ah pertanyaan konyol, yasudah sini biar aku bantuin kamu bangun dulu, Aluna bantuin aku bawa kakak kamu ke kamar." Ujar Bimo yang menyuruh adik Reno menopangnya tubuh kakaknya.
"Iya kak, aduh beratnya kakak." Aluna saat mencoba menopang ternyata tidak kuat.
"Sini biar aku saja, Aluna kamu beresi kamar kakak kamu saja sana." Anisa menawarkan dirinya.Membawa Reno masuk kamar miliknya, Bimo dan Anisa membaringkan tubuh Reno di atas ranjang, Aluna langsung menyelimuti kakaknya tersebut.
"Kalian keluar dulu yah, biar kak Bimo cek kondisi kakak kamu." Ujar Bimo yang tidak mau adik Reno tahu kondisi kakaknya.
Aluna sebenarnya enggan untuk meninggalkan kakaknya dalam kondisi seperti ini."Kenapa aku harus keluar kak, Aluna juga ingin tahu apa yang terjadi pada kakak, Aluna sangat khawatir dengan kondisi kakak." Ucap Aluna yang duduk di samping kakaknya.
"Aku tahu Aluna khawatir sama Reno tapi, aku tidak bisa menangani pasien jika kamu disini. Udah kamu nurut yah buat kesembuhan kakak kamu. Nanti akan aku kasih tahu setelah aku selesai mengecek kondisi kakakmu, biar ini di tangani dulu yah."
"Baiklah tolong yah kak."
"Iya, kamu di luar dulu sana."Setelah Aluna pergi dengan Anisa Bimo langsung membuka tas medisnya, melakukan pertolongan pertama yang harus ia lakukan saat ini. "Ren kamu habis ngapain sih, di bagian mana yang merasa sakit?." Tanya Bimo sambil membuka 3 kancing baju yah.
"Kau juga keluar sana, aku mau tidur."
"Eh aku ini dokter."
"Iya tapi kamu bukan dokter yang aku butuhkan, sana."Bersambung....
Terimakasih atas kunjungan Anda ke cerita saya jangan lupa untuk like share and masukan komentarnya.
Kamis 1 April 2021.
![](https://img.wattpad.com/cover/236163252-288-k226514.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)
RomanceKisah seorang gadis bernama Annisa yang sedang mencari-cari arti sebuah kehidupan dan sebuah keluarga, hingga nasib dan takdir yang di tulis oleh sang pencipta alam semesta ini, iya juga harus berjuang untuk hidup di dunia yang begitu keras, menguru...