Masih syok karena anisa yang tiba-tiba saja menubruk dirinya dengan tangan yang melingkar kepinggang dengan eratnya, reno tanpa sadar tersenyum tipis sedangkan anisa malah menangis tidak bisa menahan air matanya lebih lama lagi.
“ Kak, sykurlah alhamdulillah, kakak akhirnya bangun apakah kakak baik-baik saja.” Ujar anisa yang masih memeluk reno.“ Iya, maaf sudah merepotkanmu selama ini.” Ujar reno sambil mengusap kepala anisa, karena sentuhan dari tangan reno saat ini anisa baru tersadar jika dirinya sedang memeluk reno. Tapi reno tidak mempermasalahkan hal itu, karena reno tidak memiliki perasaan apapun pada anisa hanya mengaggap sebagai adik perempuannya.
Anisa baru tersadar jika dirinya saat ini sedang memeluk kakak aluna, hingga langsung melepaskannya. “ Maaf kak, aku terlalu senang hingga langsung memeluk kakak, maaf yah kak aku kurang sopan.” Ujar anisa yang merasa bersalah.
“ Nggak apa-apa, aluna kemana?.” Jawab reno yang menanggapi dengan santai.“ Aluna sudah tidur, kakak mau makan. Anisa buatin bubur mau, sebentar yah anisa bersikan beras dulu.” Jawab anisa yang masih merasa canggung.
“ Tidak usah, masih ada nasikan. Aku bisa makan itu saja dulu buat ganjal perut.” Ucap reno yang barusan sempat melihat mesin penanak nasih.“ Iya, kakak mau makan pakai lauk yah apa. Biar aku panaskan dulu.” Ujar Anisa yang menawarkan diri untuk membantu.
“ Tidak usah, masih ada roti juga nih.” Ucap reno yang melihat roti di dalam lemari pendingin.
“ Jadi kakak mau pakai apa lauknya?.” Tanya anisa yang bingung, reno mengambil 2 butir telur dari kulkas.“ Ouh! Kakak mau pakai lauk telok ceplok atau telur dadar, sini biar anisa bantu.” Ucap anisa yang ingin sekali membantu reno.
“ Tidak usah merepotkan diri sendiri mendingan kamu istirahat, karena besok kamu harus berangkat untuk sekolah, besok hari Senin loh.” Ujar reno yang masih sempat ingat hari walau dia tidak sadar selama 2 hari.“ Iya, tapi beneran kakak ngga butuh bantuanku nih.” Ujar anisa menyakinkan sekali lagi sebelum dirinya harus kembali ke kamar.
“ Beneran tidak apa-apa, biar aku saja. Aku bisa kok cuman dadar telor doang mah urusan gampang, udah masternya gih kamu mendingan istirahat.” Ujar reno yang tidak mau terlalu merepotkan orang lain.Keesokan paginya, reno yang sudah sehat kembali sudah berada di ruang tv dan sedang merapikan berkas-berkas kerja, adiknya aluna baru bangun dan melihat kamar kakaknya telah kosong kaget dan berteriak dengan keras.
Aluna yang takut terjadi hal buruk pada kakaknya, karena panik ia langsung berteriak sangat keras. “ Aaaaaaaahhhh.” Teriakan aluna membuat geger banyak orang yang mendengarnya.“ Itu suaranya siapa yah, suaranya kaya dari dalem." Ujar bi Erna.
" Bi bukankah itu suaranya non aluna, kenapa yah.” Ujar pengurus kebun.
“Ngga tahu mang, mendingan kita lihat yok kedalem takut ada apa-apa.” Ujar bi erna yang khawatir juga dengan suara teriakan tadi.“Ada apa sih lun ngagetin orang aja.” Anisa yang kaget dan keluar kamar aluna langsung berlari kesumber suara.
“ Anisa kakak kok ngga ada, kemana kakak pergi. Apakah kak bimo bawa kakak kerumah sakit semalam, kok kamu ngga bilang-bilang sih.” Ujar aluna yang sudah panik duluan sebelum mendengar penjelasan anisa.“ Orang kakak kamu baik-baik aja, sekarang kakak kamu lagi di…” Ucap anisa yang belum sempat berlanjut karena reno sudah memotong ucapan anisa, yang sekarang sudah berdiri di belakang aluna yang kebingungan.
“ Ada apa sih?. Kamu pagi-pagi sudah bikin…” Ucap reno yang sudah berdiri di belakang, aluna yang mendengar suara kakaknya langsung berbalik badan dan dengan sangat cepat memeluk kakaknya, hingga nangis terseduh-seduh.
“Kakak---.” Pecah sudah bendungan alunanyang tertahan-tahan, walau semalam sudah menangis habis-habis di temani anisa yang mencoba menangkannya itu.Bersambung...
Terimakasih atas kunjungan Anda ke cerita saya jangan lupa untuk like share and masukan komentarnya.
Senin 5 April 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)
RomanceKisah seorang gadis bernama Annisa yang sedang mencari-cari arti sebuah kehidupan dan sebuah keluarga, hingga nasib dan takdir yang di tulis oleh sang pencipta alam semesta ini, iya juga harus berjuang untuk hidup di dunia yang begitu keras, menguru...