Episode 125

12 1 0
                                    

Suatu tempat Reno kehilangan arah dan tujuan sambil melamun ia tak tahu harus kemana, penyakit lupa kembali menyerang dirinya, hingga ia tidak tahu arah jalan pulang, hari sudah siang ia tak bisa bertanya atau pergi ia hanya mematung terdiam, di suatu tempat asing hingga terdengar suara adzan Sholat Jumat berkomadang, Reno mulai mengikuti suara itu berasal, hingga ia baru sampai di sebuah gedung putih dengan cat berpaduan hijau tua, banyak orang yang sholat disana, Reno hanya bisa menonton melihat dari jauh, hingga suatu ketika hati ternyut sebuah lantunan tasbih yang terdengar, barulah Reno mulai tesadar perlahan-lahan.

("Suara ini lagi, suara yang bikin hatiku ingin menitipkan air mataku, rasanya sangat sedih sekali, kenapa. Suara ini membuatku merasa nyaman sekaligus rasa penasaran dan sangat sedih, dan suara inilah yang selalu membuat aku sadar kembali.") Dalam benak Reno berkaca-kaca.
Hingga selesai Reno masih disana, sampai semua orang bubar dari tempat satu persatu, Reno tetap masih di posisi, itu membuat sang imam sholat Jum'at merasa ada yang aneh dengan Reno, hingga sang imam menghampir Reno yang melamun tersebut.

"Nak, sedang apa kau berdiri disini. Kamu mencari seseorang." Tanya sang imam.
"Tidak, aku hanya sedang mencari alasan kenapa aku bisa berjalan menuju kesini." Ujar ngelantur Reno yang membuat, sang imam dan anaknya kebingungan.
"Huh? Apa maksudnya." Tanya sang anak imam karena tidak paham.
"Aku mendengar suara anda yang begitu indah, makanya aku mengikuti suara itu berasal, hingga sampai kemari." Penjelasan Reno yang masih dalam setengah sadar.

"Kemarilah, duduk disini. Kamu sepertinya sudah berdiri disini sangat lama, kemari nak." Ujar sang imam sambil menarik tangan Reno dengan lembut.
"Suara apa yang anda ucapan itu, kenapa hatiku rasa damai dan teduh setelah mendengar suara anda tersebut, dimana pun aku tersesat atau kehilangan arah bahkan berada di suatu tempat asing sekalipun suara itu selalu membantu untuk keluar dan sadar kembali." Penjelasan Reno, yang langsung di pahami oleh sang imam.
"Mungkin kamu mendengar lantunan adzan dan lantunan tasbih." Ucap sang imam.

"Apa itu adzan dan Tasbih?."
"Itu adalah Suara sebelum melaksanakan ibadah, dan tasbih sesudah beribadah." Penjelasan sang imam.
"Ah? Begitu, bisakah anda mengajariku untuk mengenal hal-hal tersebut." Ujar Reno yang sangat penasaran dengan nada suara paraunya.
"Iya boleh, tapi sebelum itu bisakah kamu kenalkan dirimu nak, siapa kamu? Asal dari mana kamu datang kesini dengan sangat kebingungan, seperti kamu bukan orang sini yah." Tebak sang imam.

"Pak kiyai kaya orang ini pura-pura, harus hati-hati akan penipuan." Ujar orang lainnya.
"Iya abi, harus hati-hati." Saut sang anak pada ayahnya.
"hussst.... Tenanglah kalian, jangan terlalu banyak memikirkan hal-hal tersebut, kita sebagai makhluk dan ciptaan yang sama harus saling tolong menolong, buang pikirian jelek itu jauh-jauh." Ucap sang imam.
"Maaf sebelum, mungkin kalian semua juga heran denganku, tapi aku bukan orang jahat yang kalian sebutkan tadi, aku terserang penyakit lupa, Penyakit itu sering kambuh saat aku merasa tertakan atau bertemu orang-orang dimasa laluku, jika kalian tidak percaya aku bawa resep obatnya, ini-ini aku bawa resep obat. Tadinya aku ingin membeli obat di sekitar sini tapi..." Ujar Reno menujukan resep obat.

"Kalian ini, anak ini tidak berbohong. Lihat tanggalnya." Ujar sang imam yang menujukan catatan tanggal.
"Jika aku tidak di terima disini. Saya kembali saja, maaf sudah mengganggu. Permisi." Ujar Reno yang akan pergi tapi langsung ditahan oleh sang kiyai imam itu.
"Tidak nak, tidak jangan pergi. Tolong maafkan mereka, duduk dulu sini. Ambilkan minum." Ujar sang imam.
"Siapa namamu?." Tanya sang kiyai.
"Aku tidak ingat, aku cek phonselku dulu."
Reno merogo saku celananya dan mengambil Hp, tapi hp Reno batrenya hampir habis, itu membuat sangat kualahan.

"Pak bisakah anda membantuku, cek phonselku." Ujar Reno meminta bantuan anak kiyai.
"Adam coba kamu bantu dia." Ucap sang imam.
"Baik Abi, ada panggilan tidak terjawab."
"Dari siapa. Coba catet nomernya, mungkin itu dari keluarga yah." Tebak sang imam.
"Iya bi." Ucap sang anak.

Bersambung....

Terimakasih atas kunjungan Anda kecerita saya jangan lupa untuk like, share dan masukan komentarnya...

Jangan lupa follow pertemanan dengan athour, mampir lagi kelanjutannya saya tunggu kedatangannya...

Jumat 18 Juni 2021.

Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang