Episode 55

6 1 0
                                    

Anisa menuruni tangga, setelah membereskan kamar Aluna, sedangkan Aluna sendiri tidak ikut turun karena saat ini ia masih takut jika kakaknya akan marah padanya, sedangkan Reno di bawa sangat khawatir dengan keadaan adiknya itu.
"Mana Aluna, dia masih tidak mau turun kebawa. Dia tidak ingin menemui kakaknya, ada apa denganmu katakan sesuatu jangan diam saja." Ucap Reno saat melihat Anisa turun dari kamar Aluna.

"Bagaimana aku bicara, sedangkan kakak bicara tanpa Jedah begitu, tanpa memberikan aku waktu untuk menjelaskannya." Ucap Anisa yang memperhatikan raut wajah Reno yang saat ini dengan sara khawatir dan cemas, Reno sadar dengan apa yang di lakukan, dan yang tadi wajahnya penuh pertanyaan dan mendengar jawaban Anisa ia merasa bersalah.

"Aku minta maaf, aku terlalu mencemaskan keadaan Aluna." Ucap Reno yang merundukkan wajahnya.
"Tidak apa? Aku mengerti kondisi kakak saat ini. Kakak tidak usah khawatir, Aluna sekarang baik-baik saja, hanya saja saat ini dia sedang mengalami perubahan hormonal." Ucapan Anisa yang tidak di fahami oleh Reno.
"Apa itu?." Tanya Reno kebingungan.
"Aluna sedang memasuki babak menuju kedewasaan awal." Perpanjang ucapan Anisa semakin membuat Reno tambah bingung.

"Aku semakin tidak mengerti apa yang kau katakan dan maksud dari ucapanmu." Ucap Reno sekian dibuat penasaran.
"Baiklah, maafkan aku membuat kakak lebih bingung, akan aku perjelas soal ini. Aluna sedang mengalami datang bulan di hari ketiganya karena ini pertama kali yah, dia datang bulan. Makanya dia sedikit syok, ia malu untuk menyatakan ini dengan kakaknya, kakak mengerti kan sekarang." Ucap Anisa menjelaskan alasan Aluna yang mengurung diri di dalam kamar.

Barulah Reno bernafas lega mendengar hal itu."Hah! Bikin aku khawatir saja, lalu keadaannya bagaimana?." Ucap Reno.
"Dia baik, hanya saja dia takut jika kakak akan memarahinya, karena dia tidak bisa menceritakan tentang hal ini karena dia malu denganmu." Kata Anisa dengan sedikit menekan kata.
"Tolong panggil dia kemari, ku mohon." Pinta Reno pada Anisa.
"Baiklah." Anisa naik lagi ke atas dan memanggil Aluna untuk turun ke bawah.

Setelah Anisa berhasil membujuk Aluna untuk keluar dari kamarnya, Aluna yang menundukkan kepalanya tak mau menatap kakaknya saat ini. "Duduk, kakak ingin minta penjelasan darimu." Kata Reno, sambil menunjuk ke arah sofa ruang tengah. Aluna dengan di rangkul Anisa untuk berhadapan dengan kakaknya, menuntun Aluna untuk duduk di sofa.
"Jelaskan padaku, apa yang kamu lakukan." Tanya sinis kakaknya.
"Maafin Luna kakak, luna takut membuat kakak khawatir dengan kondisi Luna." Ucap Aluna.

"Apa dengan mengurung diri seperti itu tidak membuatku khawatir, bahkan tadi aku sempat ingin mendobrak pintu kamarmu karena saking takutnya aku." Ucap kakaknya tanpa Jedah dari ucapannya.
"Maafkan aku kakak, Aluna salah. Maafkan Aluna kakak." Ucap Aluna dengan tak bisa menahan lagi tangisannya karena kesalahannya.
"Yaudah, sekarang kamu baik-baik saja Aluna, apa masih sakit." Ucap Reno menanyakan keadaan Aluna.

"Tidak kak, hanya saja aku bingung bagaimana caranya untuk menghentikan darahnya agar tidak keluar lagi." Tanya Aluna polos, Reno sempat terdiam.
"Tanyakan itu pada Anisa,kakak akan keluar sebentar, kamu... bisa... Cerita apapun pada Anisa..., lagian dia perempuan, jadi membicarakan tentang hal itu sama perempuan yang lebih paham. Kakak pergi dulu, kakak akan pulang agak malam." Ucap Reno gelagapan menjawab pertanyaan dari adiknya.

"Kakak akan pergi kemana?." Tanya Aluna polos.
"Bertemu klien, gara-gara aku mengkhawatirkan keadaan kamu jadi kakak cancel semuanya, kamu baik-baik disini, dan kamu Anisa. Tunggu aku sampai kembali, sebelum aku kembali kamu dilarang untuk pergi tanpa seizinku." Peringatan Reno pada Anisa, membuat Anisa terdiam hanya pasrah dengan perintah dari Reno, dan dia langsung pergi.
"Kakak kamu itu Aneh. Sedikit marah, sedikit baik."
"Kau merasakannya."

Bersambung...

Terimakasih atas kunjungan Anda ke cerita saya jangan lupa untuk like share and masukan komentarnya...

Senin 15 Februari 2021...

Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang