Episode 76.

9 2 0
                                    

Melihat itu kakaknya Aryan sangat geram tapi ia tak bisa berbuat apa-apa, akhirnya hanya bisa menonton dari jauh adiknya yang akan membonceng seorang gadis.
"Ini aku bawa helem, kamu pake dulu biar aman." Ucap Aryan memberikan helem yang di pake kakaknya tadi.
Mengunakan helem. "Udah kak."
"Ya udah, cepat naik." Ucap Aryan.

Anisa kebingungan cara untuk duduk di jok belakang. "Tapi gimana cara yah Anisa naik, ini motornya gimana si kak." Kata Anisa yang terlihat kesulitan untuk naik.
"Hem-- nih kamu pake punggung aku untuk memberikan pelayanan penyanggah saat kamu naik, kaki kamu manjat dipijakan ini." Ucap Aryan yang siap buat jadi ojeg.
"Hahaha... Kak aryan lucu, pelayanan emang kakak lagi jadi tukang ojeg online dadakkan yah." Ujar anisa yang tertawa kecil.

"Iya nih." Jawab Aryan tak menepis candaan Anisa.
"Siap ya kak, Anisa akan naik nih." Ucap Anisa yang menarik rok panjang sampai pinggang.
"Oke." Ucap Aryan.
"Bismillahirrahmanirrahim." Kata Anisa sambil naik ke atas jok belakang motor.
"Udah nis, nyaman gak buat kamu duduk yah." Tanya aryan sambil melihat di kaca spionnya.

"Sulit kak kalo naik motor begini pake rok, tunggu bentar kak, aku lagi nyari PW yah dulu gimana?." Ujar Anisa sambil merapikan rok sekolahnya agar tidak kusut atau sobek.
Karena khawatir dengan posisi duduk Anisa yang mungkin akan sangat kesulitan dengan rok panjang dan pasti kaki yah akan terlihat kemana-mana pikir Aryan.

Aryan melihat Anisa sedang sibuk cari posisi. "Kamu benar duduk begitu, apa gak nyamping saja." Ucap Aryan.
Lalu Aryan melihat Anisa yang sudah siap sedia. "Eh- kamu sudah pake celana olahraga." Ucap Aryan yang sempat khawatir dengan kondisi Anisa tadi.
"Ah- iya kak, karena nanti habis upacara langsung olaraga jam ke 3-4 yah kak." Penjelasan Anisa.

(Kupikir Anisa ini sama seperti yang lainya, yang mencari alasan. Jadi Anisa ini emang bener tidak tahu aku ada di sini, dia tidak seperti gadis lainnya yang mencari kesempatan untuk melakukan sesuatu buat aku kadang risih.) Dumalan Aryan.

"Ouh gitu, kamu beneran udah nyaman duduk gitu." Tanya aryan.
"Iya kak, nyaman kok. Kalo duduk nyamping begitu susah, jadi kaya gini ajak biar kakak juga nyetir bisa seimbang."
"Ouh! Iya juga sih."
(Dia juga memikirkan tentang cara membuat aku mudah untuk menyetir motor, aku sudah dapet SIM berkendara. Tapi apa baiknya dia memikirkan sedetail itu.)

"Yuk kak let's go berangkat." Ujar Anisa yang, langsung memegang pundak Aryan.
"Hahaha... Iya -iya sabar aku nyalain mesin motornya dulu." Ucap Aryan seraya senyum dan menutup kaca helemnya.
"Heheh iya kak." Ucap anisa.
Mereka akhirnya mulai perjalanan menuju sekolah, tak lama sampai lah di sebuah jalur lampu merah persimpangan jalan, motor Aryan berhanti karena sedang lampu merah tak sadar Aryan mendahului sebuah mobil yang di tunggangi Reno, Aluna sedang tertidur.

(Bukan itu Aryan, adiknya Bimo kan. Rupanya dia yang pake motor itu, pantas saja aku tidak melihat dia menggunakan motor itu. Sepertinya Bimo kalah selangkah lagi dari adiknya, ah- tidak, seperti yah 2x lipat tertinggal jauh dari Aryan, cukup berani juga dia memboncengi gadis. Di depan ku lagi.) Dumalan dalam benak Reno, mengambil phonselnya dan langsung memotret pemandangan di depannya lalu kirim ke Bimo temannya itu.

~Kirim pesan~

- Kirim fotonya...

Bimo : apa ini?

Reno : buka saja.

Download foto.

Bimo : wah sialan luh ren, bikin aku syok aja, apa maksudnya ini kamu pikir aku cabul apa?

Reno : jangan perhatikan itu, kamu yang berfikir begitu, coba kamu lihat plat nomernya. Bukan kah itu motor yang 3 bulan lalu kamu beli pada ku, kenapa bisa ada di depan ku sekarang.

Bimo : aku berikan kepada adikku.

Reno : seperti yah kamu kalah kelas lagi dari adikmu yah.

Bimo : kurang ajar Luh ren, kamu mau membuat aku semakin jengkel yah, aku sudah tahu jika dia bawa temen cewe yah lagi sudah sana urus masalahmu dengan jenny.

~Selesai~

Bersambung...

Terimakasih atas kunjungan Anda ke cerita saya jangan lupa untuk like share and masukan komentarnya.

Sabtu, 13 Maret 2021.

Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang