Episode 75.

9 1 0
                                    

Keesokan paginya Aluna di ajak kakak yah untuk ke luar kota karena ada bisnis yang harus Reno hadiri tidak bisa diwakilkan, makanya pagi-pagi sekali mereka sudah bersiap-siap untuk pergi.
"Kita mau kemana si kak, kok buru-buru banget." Ucap Aluna yang bingung dan setengah sadar karena baru bangun.
"Kita ke tempat lain." Ucap Reno sambil menarik koper ukuran kecil dan tas berisi dokumen.
"Kemana?." Tanya Aluna.

"Kamu tuh banyak nanya deh, Udah kamu siap-siap saja dulu sana, nanti kakak akan katakan setelah kamu beres nanti." Ucap Reno kesal pada adiknya.
"Ih kakak." Aluna pergi meninggalkan kakaknya yang masih berkemas.
"Udah selesai belum, kalo tidak cepat siap-siap, atau mau kakak tinggal." Ancaman kakakanya.

"Nggak mau lah." Ucap Aluna yang sudah menuruni tangga.
"Yaudah kalo kamu nggak mau di tinggal, cepat." Ucap Reno.
"Yasudah, Aluna juga gak mandi dulu." Ucap Aluna sambil mencium badanya.
"Nggak usah mandi, kamu mandi di sana saja, ini udah telat." Ucap Reno, yang langsung berjalan meninggalkan adiknya di belakang.
"Yah kakak, bau dong aku kak."

"Cuci muka dan gosok gigi saja, kakak ada pertemuan jam 9 nanti jadi kamu harus cepat kalo gak cepat benaran kakak tinggal." Ucap Reno.
"Iya-iya bawel banget sih, aku gak melakukan itu ayo berangkat aku gak usah cucimuka atau gosok gigi, lagian Aluna mau lanjutin tidur indah." Ucap Aluna yang sudah ada di dalam mobil sedangkan Reno sedang memasukkan koper ke bagasi.

Disisi lain Anisa juga sedang bersiap untuk berangkat ke sekolah, dan minta doa dari neneknya yang masih koma.
"Nek Anisa berangkat dulu yah, assalamualaikum nenek." Ucap Anisa dengan sumringah.
Keluar dari rumah sakit menuju sekolahnya, terlihat hari ini sangat cerah karena Anisa juga sudah dapat pekerjaan sampingan lagi agar bisa menghidupkan diri dan membayar hutang rumah sakit neneknya.

"Anisa." Sebuah suara yang terdengar familiar.
"Ouh! kak Aryan, kakak disini." Tanya bingung karena melihat kakak kelas yah bisa berada di sekitar rumah sakit.
"Iya, aku mengantar kakakku ke sini." Jawab Aryan yang ngambil motor dari parkiran.
"Kakak naik motor." Ucap Aryan.
"Iya, aku kan biasa naik motor. Kamu lupa yah." Ucap aryan.
"Heheh... Iya."
"Yuk! Bareng saja berangkat ke sekolah." Ajakan Aryan yang membuat anisa berfikir keras.

Melihat Anisa terdiam. "Ada apa anisa." Tanya Aryan menunggu jawaban.
"Anu-- Kak Aryan-- Begini. Jika aku naik motor sama kak Aryan hemm-- Nanti di sekolah gimana?."  Kata Anisa yang takut jika nanti di sekolah bisa hebo.
(Dia malah memikirkan tentang hal ini, apakah dia takut jika nanti anak-anak di sekolah bully dia.) Dimalam dalam fikiran Aryan.
"Kamu tenang saja, mereka tidak akan tahu jika kita berangkat bersama. Dari pada kamu nanti naik angkutan umum terus telat gimana?, ini hari Senin loh upacara pasti akan mulai lebih jam 7 tepat." Ucap Aryan.

"Bener sih, tapi gimana kalo ketahuan sama pacarnya kak aryan." Ucap Anisa.
"Heh? Pacar? Pacar yang mana! Kamu ini ada-ada saja, aku punya pacar bisa-bisa aku bisa mampus kalo ketahuan sama kakakku." Ucap Aryan dengan senyum kecil.
"Jadi itu cuman gosip, kalo kak Aryan punya pacar." Ucap Anisa bingung.
"Udah nanti saja bahas soal itu cepat naik kita bisa telat ke sekolah kalo lama-lama ngobrol soal itu." Ucap Aryan menarik tangan Anisa.

Dari jarak jauh kakaknya hanya memperhatikan adiknya saja, yang sedang bicara dengan gadis teman sekolah Aryan.
"Dasar anak itu, kenapa kau yang beruntung bisa mewarisi kecantikan mamah. Baru ditinggal sebentar sudah dapet cewe aja tuh boca, baru juga putus kemarin sama si loli sekarang udah dapet yang baru." Dumalan kekesalan kakaknya Aryan.

Bersambung...

Terimakasih atas kunjungan Anda ke cerita saya jangan lupa untuk like share dan masukkan komentarnya.

Jumat 12 Maret 2021.

Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang