Kamu selesai mengunjungi Cheonsa dirumah mama Kim langsung kembali ke-dorm member EXO. Begitu sampai disana beberapa member tengah berkumpul diruang tengah.
"Annyeong, oppa." Sapamu ketika masuk kedalam dorm.
"Sarang! Gimana keadaan Cheonsa?!" Tanya Baekhyun yang nampak antusias.
Kamu tersenyum menanggapinya. "Kata mama sudah lebih membaik. Mungkin dalam beberapa hari Cheonsa sudah bisa aku bawa pulang. Juga.. dalam keadaan Chen oppa yang harusnya sudah membaik."
Kai yang juga kebetulan ada disana mengangguk membenarkan. Bagaimanapun, mereka juga ingin melihat Cheonsa. Tapi tidak baik kalau Cheonsa harus melihat ayahnya dalam keadaan yang masih tidak baik. Oh iya, kamu lupa mengabari Chen karena ponselmu tertinggal. Pasti ada dikamarnya. Kamu lantas naik setelah berpamitan pada member. Pintu kamar terbuka dan menampakkan Chen tengah menggenggam ponselmu.
"Jongdae, aku sudah pulang. Ada apa dengan ponselku? Ada yang mengirim pesan?"
"B-bagaimana ini..?"
Pertanyaanmu tak dijawab, kamu mengernyit bingung dan mendudukkan diri disamping Chen yang sedikit bergetar. Kedua bola matamu melebar saat melihat apa yang ada disana. Bagaimana bisa.. Chen sampai membuka SNS-mu? Dan lagi.. berita yang ada disana. Sebuah anticafe tengah menggalang dana untuk menyewa iklan untuk mengeluarkan Chen dari EXO. Kenapa orang-orang.. bisa sekejam ini?
"Kenapa kamu bisa buka?!" Kamu merampas ponselmu dari tangannya. Tak mau kalau Chen sampai melihat yang lain.
"Hani mengirim pesan.. Dia bilang ada sesuatu yang sangat penting. Kupikir aku bisa menjawabnya dan menyampaikannya padamu nanti. Tapi aku melihat namaku disebut.. dan berita ini."
Mengetahui kepastian yang menyakitkan, lebih baik dibanding hidup dalam kecurigaan. Selama bertahun-tahun, Chen hanya bisa melarikan diri. Kalau saja Chen lebih kuat, apapun bisa dia hadapi. Demi orang-orang yang masih membutuhkannya, Chen bisa menahan diri. Seluruh tubuhnya sakit, tapi dia sudah lebih baik dibanding yang pertama kali. Chen tidak menangis, tidak lagi menangis.
"Jongdae, lihat aku. Aku disini, tenanglah. Tenang ya.."
Chen tau sejak awal apa yang akan ia hadapi dengan melakukan ini semua. Chen tau apa akibatnya. Tapi.. mengetahui kebenaran yang menyakitkan, sementara tidak ada siapapun yang bisa disalahkan, bagaimana Chen harus menghadapinya? Dia hanya bisa kembali bertanya pada dirinya sendiri.
Bolehkah dia menangis lagi sekarang?
"Jongdae oppa! Semuanya akan baik baik saja..! Kami disini!"
Semuanya akan baik? Tidak, Chen tidak mau. Chen tidak mau menangis. Chen tidak mau sakit. Tapi menerima kenyataan bahwa dirinya memang tidak pernah diinginkan, ternyata tidak semudah teori.
"Hyung? Kamu sedang apa?"
"Chen hyung! Kau mau kemana?!"
"Jongdae! Pergi kemana kau!?"
"Kim Jongdae!!"Apa memang lebih baik kalau dirinya tidak pernah ada? EXO takkan mengalami hal seperti ini, mungkin malah karir member akan lebih baik. EXO-L tidak perlu merasa sakit, kecewa, dan kerepotan untuk melindunginya. Kamu juga tidak perlu merasa khawatir akan hidupmu. Pada dasarnya, tanpa kehadiran eksistensi dirinya semua akan berjalan lebih baik. Tidak ada yang luka, tidak ada yang sakit.
"Sarang! Kamu mau kemana?!!"
"Kejar Jongdae!""Memangnya kemana dia pergi!?"
"Mana kutau!?"Chen bukan matahari, karena dia tidak menyinari siapapun.
♪
Kamu berlari menyusuri jalanan kota Seoul mencari keberadaan Chen. Tadi itu, melihat Chen yang tersenyum miris seraya menangis, lebih menyakitkan daripada melihatnya menangis kencang meluapkan perasaannya. Sepertinya Chen masih menyembunyikan perasaannya. Terpuruknya kemarin ternyata masih belum cukup. Bahkan setelah dia memilih bertahan, ternyata perasaannya masih sakit.
Bayangan wajah Chen yang tersenyum menahan sakit dengan tangisnya muncul dikepalamu.
Kamu mengulum bibir, kemudian kembali berlari mencari lelaki itu. Kesemua tempat yang kamu tau, tak peduli petang mulai datang. Atau kamu yang hanya memakai gardigan tipis ditengah malam yang cukup dingin ini. Kedua matamu menyipit saat mendapati sosok laki-laki terduduk dipojok taman Sungai Han. Kamu langsung menghampirinya.
"Ketemu! Ternyata disini.." Kamu memeluknya dari belakang. Bisa kamu rasakan tangan Chen menyentuh pipimu. "Kenapa tanganmu berdarah semua begini!? Kamu gigit lagi?"
Kamu meraih tangan Chen yang masih tersisa noda darah disana. Bibirnya juga begitu. Chen selalu membuat dirinya sendiri berdarah kalau sedang tidak baik begini.
"Jangan nahan nangis. Itu bakal lebih sesak dibanding kamu mengeluarkan semuanya.."
Kamu duduk disampingnya, merentangkan tanganmu selebar yang kamu bisa. "Menangislah sekarang, oppa. Masih banyak yang harus kamu lakukan.. Sebagai Chen EXO, sebagai Kim Jongdae, sebagai ayah Kim Cheonsa. Setidaknya.. buatlah perasaanmu lega."
Chen menatapmu sejenak, detik berikutnya dia langsung jatuh dalam pelukanmu. Dia menangis lama sekali, dan memelukmu dengan sangat erat. Tanganmu sampai berkeringat, dan kakimu mulai kesemutan. Kamu tau ini menyakitkan untuk Chen, dan yang bisa kamu lakukan hanyalah ini. Kamu hanya bisa terus mendekapnya sampai tangisnya reda.
"Mama bilang Cheonsa sudah bisa pulang beberapa hari lagi."
"Dia baik baik saja kan?"
"Ya, jadi ayahnya juga harus baik. Habis nangis lelah sekali ya? Mata jadi kering. Tapi kamu belum makan, jadi jangan tidur dulu."
Chen tak menjawab pertanyaanmu. Posisinya masih sama, menyandarkan kepalanya dibahu sempitmu. Tangannya yang bebas mulai menggenggam sebelah tanganmu. "Makasih.." Bisiknya dengan lirih, kamu tersenyum tipis. "Apanya yang makasih?" Balasmu sambil mengusak rambut halusnya.
"Aku yang harusnya makasih sama kamu. Kamu sudah mau bertahan, udah bekerja keras. Akan ada lebih banyak lagi orang yang melindungimu. Makasih ya."
Ucapan sederhana itu, membuat Chen kembali ingat apa yang membuatnya bertahan. Ah, dia terlalu banyak mengeluh sampai lupa untuk bersyukur.
"Eh- masih nangis lagi?" Kamu sedikit panik saat Chen kembali menangis. Lelaki itu mendongak, menatap langit malam diatas sana. Matanya sembab, kamu tidak bisa melihat Chen yang berantakan seperti ini. Kamu hanya ingin Chen tau kalau EXO-L masih mempertahankannya, jadi Chen bisa baik baik saja.
"Sarang! Jongdae!"
Kalian serempak menoleh saat seseorang memanggil kalian dan derap kaki mendekat. Ah, itu para member yang menyusul kalian dengan mobil.
"Kupikir kalian ketempat mama Kim, tapi katanya nggak disana. Jadi.."
"Kami berkeliling mencari kalian."
"Hyung, gwenchana?""Kim Jongdae! Habis darimana saja kau?!"
"Chen-ah, aku khawatir disini."
"Jongdae, jangan kabur seperti itu lagi!"
"Hyung, kau membuatku cemas."Mereka ternyata juga menelpon member yang sedang wajib militer juga Lay yang ada di China. Betapa perhatiannya mereka, memang benar EXO itu bukan sekedar sahabat. Tapi mereka keluarga. Chen yang menyadari hal itu tersenyum manis. Benar, apalagi yang perlu dia cemaskan? Padahal disekelilingnya hanya tinggal kebahagiaan.
_________________________________
TBC..maaf ya kalo kurang make-sense di adegan keliling sungai Han itu, anggep aja sepi jadi ga ada yang ngenalin mereka hehe
Hope you like!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You | Chen (Revisi)
RandomHanya tentang kehidupan antara Kim Jongdae dan Chen diatas jalanan darah, bukan jalanan berbunga. Rangkaian naskah tentang kesehariannya. Bersama member, fans, keluarganya. Cerita tentang hari harinya bersama orang orang miliknya, termasuk kamu. [S...