Home.
"Huh, rumahnya makin retak."
Kamu menghela nafas pelan. Memejamkan mata, mencoba merasakan kembali aura hangat rumah ini. Kamu bisa mengingat jelas, saat rumah ini dipenuhi suara tawa dengan rasa cinta, dan senyum manis tak ingin ditinggalkan. Sekarang terasa dingin, rumah ini mulai kosong. Hanya kenangan yang tertinggal menunggu pemiliknya kembali.
Rumah itu.. sebenarnya apa artinya?
Tempat untuk pulang? Meskipun sejauh apapun ingin pergi? Bukannya seharusnya tidak meninggalkan rumah yang dimaksud?
Rumah yang semakin lama dimakan waktu. Beberapa orang pergi meninggalkannya, memilih mencari rumah baru mereka. Ada pula yang hanya sekedar menyebutnya rumah, tapi tak ingin kembali kesana. Kenapa kamu masih ada dirumah ini? Entahlah, rasanya hanya tidak ingin pergi. Kamu ingin bertahan sekuat tenaga untuk menjaga rumah ini, agar tidak roboh. Ada juga para pendatang baru yang membantu menguatkan rumah ini.
Perasaan harap harap cemas kalau semuanya akan bertahan sampai mereka pulang. Sambil menjaga rumah mereka, meskipun badai datang menyerang silih berganti.
"Kira kira.. berapa lama lagi mereka akan pulang?"
"Entahlah? Tidak pasti, kita hanya bisa menunggu."
Rumah yang ditinggalkan begitu saja. Tanpa ada kepastian, orang orang yang datang dan pergi. Tidak ada yang bisa diandalkan untuk menjaga rumah ini. Seandainya saja kamu ikut pergi, mungkin rumah ini akan runtuh. Tapi mengingat bahwa tidak ada yang akan bisa disalahkan, bagaimana caramu terus bertahan?
Saat melihat sepasang kekasih yang begitu manis sambil mengatakan kata kata cinta, orang bilang mereka pasti akan abadi. Karena mereka saling mencintai. Ada juga orang yang bilang kalau didunia ini tidak akan ada yang abadi, meskipun itu cinta yang paling manis.Tapi kamu dan rumahmu, punya semua itu. Kisah cinta kalian yang paling manis dibanding cerita romantis manapun. Rasa cinta kalian melebihi sepasang kekasih lainnya. Cinta kalian bukan hanya sekedar kata, tapi kali ini serius. Kamu tidak pernah lupa, apa yang mereka katakan tentang menunggu dan mencintai.
"Menurutku ini sangat signifikan, ini adalah takdir yang kita temui. Meskipun alam semesta begitu besar. Tolong sampaikan kata kataku pada seluruh dunia. Kita akan jatuh cinta untuk waktu yang lama. Ini yang aku yakini."
Seseorang pernah berkata seperti itu padamu. Sangat kurang ajar kalau kamu menyerah dan pergi begitu saja. Kamu yang terus menunggu sambil harap harap cemas agar kemungkinan terburuk tidak terjadi. Berpegang pada harapan yang mulai rapuh, berlindung dibawah rumah yang makin retak. Saat hari itu tiba, apa yang harus kamu katakan? Apa harus langsung menggenggam tangannya agar tidak perlu kehilangan? Begitu kebahagiaan menyelimuti rumah lagi, semuanya akan baik-baik saja.
"Bagaimana ini.. Aku sangat merindukanmu.."
Perasaan yang kadang tak terbendung. Sampai kamu bingung harus bagaimana. Tidak apa apa, kamu bisa menunggu. Kamu benar benar baik baik saja kalau disuruh menunggu selama apapun. Karena kamu punya tempat kembali. Sejauh burung pergi, dia akan kembali ke sarangnya. Pohon juga terlihat indah kalau banyak dedaunan memenuhinya.
Meski didalam cerita, Peterpan dan Wendy adalah ending. Tapi jika dilihat dari sisi lain, happy ending yang sebenarnya adalah Peterpan yang terus bersama Tinkerbell. Keduanya yang sejak dulu berjalan bersama. Bahkan sampai Peterpan menemukan Wendy, Tinkerbell selalu disisinya. Bersamanya selama ini adalah kebahagiaan. Kamu tidak mungkin meninggalkan kebahagiaan itu.
Kamu pernah dengar, rumah yang tidak ditempati akan lebih mudah roboh. Berbeda kalau seseorang tinggal dirumah itu, seperti ikut menguatkan rumah itu. Kamu ingin jadi seseorang yang tinggal dirumah ini bahkan kalau kamu orang terakhir. Tidak apa apa, kamu yakin mereka akan segera pulang meski hanya satu orang yang menunggu. Dan kamu pastikan kamu adalah orang itu.
"Eri~ Kalian menunggu kami pulang? Sudah lama sekali!"
"Iya, bodoh.. Aku selalu menunggu.."
Kamu ingin menangis dihadapan mereka. Kamu ingin mereka tau seberapa lama kamu berusaha menunggu. Kamu ingin mereka tau kamu tidak pergi. Kamu ingin mereka tau, kalau kamu sangat mencintai mereka sebegitu besarnya.
Setelah ini, kamu akan menggenggam tangannya erat jadi kamu tidak harus kehilangannya. Kalian akan terus tinggal di rumah ini, sampai kapanpun. Bahkan terlahir kembali-pun, kamu maupun mereka akan pulang kerumah ini.
"We are one EXO, selamanya saling mencintai."
Seperti ucapannya, kata kata manis mengisi rumah ini.
-Fin-
Aku mengetik ini dengan terburu buru. Dengan perasaan penuh semangat dihari bahagia ini. Meski tidak bisa merayakan bersama seperti sebelum sebelumnya. Hati ini akan tetap sama. Menunggu pemiliknya pulang.
Kita yang berjalan bersama dijalanan darah, bukan jalanan berbunga. Nanti ada waktunya saat kita bertemu dijalan yang sama, dan menoleh kebelakang melihat waktu. Hari itu, aku akan menggenggam tanganmu.
Selamat ulangtahun, untuk kita.
-AeriSabikha, 5 Agustus 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You | Chen (Revisi)
RandomHanya tentang kehidupan antara Kim Jongdae dan Chen diatas jalanan darah, bukan jalanan berbunga. Rangkaian naskah tentang kesehariannya. Bersama member, fans, keluarganya. Cerita tentang hari harinya bersama orang orang miliknya, termasuk kamu. [S...