🎼 After Begin

18 4 0
                                    

Author POV

Kamu beberapa kali menerjap saat merasakan nafas hangat menerpa kedua matamu. Kamu mendongak dan tersenyum singkat melihat wajah Chen begitu dekat denganmu. Jam berapa Chen tidur tadi malam? Apa dia akhirnya tidak tidur? Beberapa saat kamu menatap wajahnya, Chen ikut menggeliat pelan lalu membuka matanya. Lelaki itu tersenyum dan mengecup keningmu.

"Pagi, Dear.." Kamu sudah sering dengar suara Chen bangun tidur seperti ini, tapi setelah kalian sah begini rasanya agak berbeda.

"Pagi, oppa." Kamu membalas senyumannya.

"Kamu tersenyum! Ini tandanya hari akan cerah!"

Melihat Chen yang tersenyum lebar begitu membuatmu ikut tertawa. Perlahan kamu bangkit dari posisi tidurmu dan menoleh keluar jendela. Sudah lebih dari jam 7 sih ini, Chen ada schedule setelah ini. "Kamu mandi duluan saja. Aku siapkan bajumu." Ujarmu beranjak dari ranjang. Chen mencekal tanganmu.

"Memangnya sudah nggak sakit?"

"Hah? Apanya..?"

Chen menyeringai tipis. "Nggak ingat tadi-"

Bugh!

"Dihari pertama begini sudah mancing buat tidur diluar?" Kamu menggenggam erat bantal ditanganmu dan ancang-ancang kembali memukul Chen.

Chen senang sekali membuatmu malu dan merona begini. Benar benar menyebalkan, kadang kamu ingin menelan Chen bulat bulat saking kesalnya. "Maaf, maaf~ Habisnya reaksimu lucu kalau aku goda begini." Ucap Chen tanpa rasa bersalah. Sabar, ini hari pertama kalian jadi pasangan suami-istri dan kamu tidak ingin membuat Chen dapat memar karena pukulanmu. Bercanda, kamu tidak sekejam itu.

"Chagi~ Jangan marah~" Chen menatapmu dengan kedua matanya yang berseri.

Ada yang punya karung? Rasanya kamu ingin membungkus Chen dan membawanya karena saking imutnya. Sekilas kamu melihat ilusi telinga kucing karena saking manisnya. Jantungmu tidak kuat kalau harus melihat semua aegyo Chen yang mematikan itu. Terlalu manis ternyata tidak baik untuk hatimu.

"Jangan aegyo! Aku lemah sekali kalau kamu begitu!"

Ternyata benar yang kamu baca dari fanbase kalau dibelakang panggung Chen akan penuh dengan afeksi serta aegyo naturalnya. Lelaki itu hanya tertawa tanpa dosa. Kemudian bangkit dan memelukmu dengan erat. Kamu hanya menghela nafas pelan dan membalas pelukannya. Begitu terlepas, Chen mencium bibirmu dengan cepat.

"Morning kiss! Kamu harus kasih itu setiap hari atau aku yang tagih!"

Setelahnya Chen langsung menutup pintu kamar mandi mengabaikanmu yang merona malu.

"KIM JONGDAE!!"

Kamu tengah berada didapur untuk menyiapkan sarapan kalian berdua. Sayangnya kamu tidak dibolehkan Chen untuk ikut schedule-nya hari ini. Padahal kamu sudah janji akan ikut semua jadwal comeback-nya setelah kamu melewatkan album pertamanya. Fansign, fanmeeting, konser, kamu akan datangi semua itu. Itu kalau Chen tidak melarangmu karena takut kamu akan kelelahan. Akhir akhir ini kamu memang merasa agak tidak enak badan, tapi masih bisa diatasi.

"Oh, sudah siap?" Kamu bertanya saat Chen melingkarkan lengannya dipinggangmu.

Kamu bisa merasakan lelaki itu mengangguk pelan dan menenggelamkan wajahnya diceruk lehermu. Merasakan nafasnya yang berderu dilehermu kadang membuat darahmu berdesir. Padahal kalian juga sering pelukan begini tapi kenapa kamu berdebar setiap kali Chen melakukan skinship? Efek gugup karena kalian baru saja sah mungkin.

"Dear, lepas dulu. Aku masih masak.. Kamu mau apa, hm?"

Kamu mencoba memutar badanmu dan menghadapnya. Kamu juga mengalungkan tanganmu dilehernya dan menaik turunkan alismu bingung. Apa ini hari pertama jadi Chen semanja ini? Lelaki itu sedikit menunduk untuk menciummu. Chen menggigit bibir bawahmu dan melesakkan lidahnya membuat jantungmu berdebar semakin cepat. Setelah beberapa saat Chen kembali menarik wajahnya memberi sedikit jarak ujung hidung kalian bersentuhan.

"Ah, masakannya!" Ucapmu teringat lalu mematikan kompor dan mulai menyiapkannya diatas meja.

"Ah iya, apa kamu mau segera punya.. eh- anak? Atau kita tunda dulu?"

"Kamu bicara apa sih? Aku nggak yakin kalau kamu nggak langsung--"

Belum selesai Chen bicara, kamu sudah melemparnya dengan sendok yang kamu pegang. Hanya kena lengannya, kamu masih baik hati tidak melemparnya tepat diwajahnya.

"Awh! Kenapa kamu jadi mirip Suho hyung suka melemparku dengan sendok?!" Protesnya sambil mengembalikan sendokmu yang terjatuh.

"Tolong ya, Kim Jongdae, kalau bicara pakai filter sedikit! Jangan terlalu frontal atau aku lempar dengan garpu!"

Chen terkekeh mendengarmu mengomel kesal. Baginya lucu saat melihatmu cemberut seperti itu. Dan untuk pertanyaanmu tadi, rasanya Chen tidak akan keberatan kalau kalian cepat dikaruniai seorang anak. Meski dia tau apa yang resikonya tentu saja. Tapi bukankah itu anugrah yang pastinya disyukuri kan?

"Lalu.. apa kamu akan confess kalau sudah menikah pada media?"

Pertanyaanmu membuat Chen berhenti menyendok sup kedalam mulutnya. Ia nampak berpikir sejenak dan menimang-nimang harus menjawab apa.

"Jujur, aku belum kepikiran kapan. Nanti aku pertimbangkan lagi. Kamu nggak perlu khawatir." Jawabnya menenangkanmu.

Tapi bagaimana bisa kamu tidak khawatir dengan karir idolamu sendiri. Chen selalu saja menenangkanmu walau kamu tidak pernah tau bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Apakah Chen sebenarnya juga khawatir?

"Tentang anak kita nanti, nggak apa apa kalau secepat ini. Aku nggak masalah dengan karirku nanti."

Chen mengusak rambutmu sebelum membuka pintu rumahmu untuk berangkat schedule. Kamu mencekal tangannya. "Laki laki atau perempuan?" Tanyamu antusias, kamu ingin sekali tau Chen berharap jenis kelamin anak kalian.

"Akan kujawab saat siaran radio nanti. Aku pergi dulu, Dear."

"Hoh, seriusan?"

Kamu tidak tau kalau Chen akan seniat itu sampai menjawab lewat siaran radionya. Oh ya, omong omong kalian ini sementara tinggal dirumah dinasmu. Kamu yang meminta agar Chen jangan dulu membeli rumah untuk kalian. Toh kamu masih bekerja dan harus menempati rumah dinas ini. Chen akhirnya mengalah dan mengiyakan permintaanmu.

Begitu kamu melihat siaran radio Chen, kamu benar benar tidak menyangka Chen akan menjawab pertanyaanmu disana sesuai ucapannya. Dia memang laki laki yang luar biasa.

"Anak perempuan ya.. Jangan kecewakan ayahmu nanti ya?" Kamu terkekeh pelan seraya mengusap perutmu sendiri lalu mendongak.

Kamu tidak boleh mengecewakan Chen. Chen sudah banyak bekerja keras, giliranmu yang berjuang untuk itu.

________________________
TBC..

Um, aku bikinnya sambil agak nahan sakit ini ehe :)
btw, ini sengaja dibuat judul yang beda biar bisa bedain mana yang pas masih pacaran sama yang udah official sah hehe

Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang