Fear🎶

24 8 0
                                    

Cklek..

Kamu langsung menoleh saat mendengar suara pintu terbuka. Tersenyum menyapa kekasihmu yang baru sampai. "Dear, kukira kamu tidur." Ucapnya lalu mendudukkan diri disampingmu. Kamu menunduk, memainkan jemarimu ragu.

"Maaf,"

"Untuk?"

"Membebanimu seperti tadi. Padahal aku juga tau kamu berusaha menyisihkan waktu buatku.. Tapi aku malah.."

Ucapanmu terhenti saat kedua tangan Chen menangkup pipimu. Bibir runcingnya tersenyum, sorot matanya seolah mengatakan tidak-apa-apa. Dan itu sukses membuatmu menangis lagi. Bagaimana bisa sosok sepertinya dengan mudah melupakan kesalahanmu? Kim Jongdae memang realisasi sosok malaikat.

"Oh ya, ada yang mau jenguk kamu hari ini." Ujarnya tiba tiba yang membuatmu terkejut. "Siapa?"

Tepat setelah Chen memberikan kode, delapan lelaki tampan memasuki ruanganmu bersamaan. Tunggu-- delapan? Ah, Lay juga ada disini! Dia datang ke Korea untuk menjengukmu. Walau kamu baru bertemu Lay beberapa kali, kalian itu sudah sangat dekat. Sesekali kalian bahkan melakukan video call atau saling mengirim pesan.

"(Y/N)! Lay Jjang oppa datang!" Serunya dengan gembira.

Lay Jjang itu panggilan khususmu untuknya. Selain pengucapannya mirip dengan marganya -Zhang- kamu memberi panggilan Jjang karena menurutmu Lay itu hebat. Dia melakukan jadwalnya sendiri di China namun tak pernah sekalipun lupa dengan membernya. Itulah kenapa kamu selalu menganut EXO OT9 selamanya.

"Kata dokter, kalau kamu istirahat total, kamu bisa sembuh lebih cepet. Habis kita selesai latihan, kita bakal selalu datang kesini temenin (Y/N), oke?" Kata Kyungsoo sambil membawakanmu cream soup yang ia beli.

Kamu tertegun mendengar ucapan itu. Iya, member EXO bela belakan menjengukmu ditengah sibuknya jadwal mereka. Kamu harusnya bisa bersyukur, kamu dikelilingi banyak orang yang menyayangimu. Tanpa sadar kamu kembali menangis, aduh, kenapa kamu lemah banget sih hari ini?

Xiumin yang melihatmu langsung panik dan menepuk Kyungsoo yang ada disampingnya. "(Y/N) kok nangis!? Heh,  Kyungsoo, kamu ngomong apa tadi?"

"Eh, (Y/N) aku salah ngomong ya? Duh, maaf maaf nih.."

"Nggak kok, bukan Kyungsoo oppa. Aku seneng banget kalian disini. Sekarang sudah nggak apa apa. Gomawo, oppadeul.."

Member EXO tersenyum membalas ucapanmu. Beda dengan Kai yang langsung memelukmu karena terlalu gemas. "Jongin! Jangan peluk peluk!" Sangkal Chen dan langsung menarik Kai menjauh darimu. "Ah apaan sih, hyung?! (Y/N) padahal oke oke saja tuh aku peluk?" Balasnya tidak terima. Sedangkan setelahnya ia mendapat jitakan dari Chanyeol.

"Pacar hyungmu masih mau direbut? Parah banget,"

"Heh, sembarangan!!"

"Hush! Tolong ya, ini rumah sakit, bukan dorm. Nggak usah teriak teriak!" Suho menengahi pertengkaran itu. "Iya nih, Jongin berisik tuh hyung." Adu Sehun setelahnya.

Mereka berdebat sejenak sebelum akhirnya memutuskan bermain game tebak-tebakan. Kericuhan dimulai setelah jawaban mereka yang bervariasi. CBX yang bertengkar karena jawaban mereka, Sehun yang marah karena pertanyaannya terlalu sulit, Kai yang jawabnya terlalu asal asalan, kamu hanya bisa tertawa melihat mereka. Rasanya tidak masalah kalau kamu tinggal disini lebih lama. Karena kamu tidak sendirian, kamu tidak takut lagi, kamu tau itu.

"Dear, ini aku mau dibawa kemana sih?"

Chen tak mengindahkan pertanyaanmu dan terus menggandengmu memasuki seluk beluk gedung SM Town. Kamu pikir ia akan membawamu kepractice room EXO sesuai janjinya beberapa waktu lalu, namun kali ini kamu menyadari dirimu berada disituasi layaknya backstage. Kamu menelisik sekitar dan menemukan panggung-- dengan jejeran microphone disana. Oh tidak, ini konferensi pers.

"Ayo kita lakukan, (Y/N)." Chen mengatakan hal itu sebelum ia meninggalkanmu dibackstage dan berdiri tegap didepan jejeran microphone itu.

Kamu tidak mengerti situasi ini. Tidak boleh, kamu belum siap untuk semuanya. Belum siap untuk dimaki, belum siap untuk melihat EXO terutama Chen akan dihujat banyak orang.

"Saya Kim Jongdae, Chen EXO berdiri disini didepan semua wartawan dalam konferensi pers."

Seluruh tubuhmu bergetar, tidak ada seorangpun yang menolongmu. Tidak ada yang menenangkanmu, tidak ada yang tau betapa takutnya kamu saat ini. Terlebih saat Chen mulai menjawab pertanyaan dari para wartawan itu satu persatu. Kamu tau betapa kelamnya dunia entertaiment, kamu tidak yakin bisa menahan dirimu. Kamu benar benar takut.

"Apa gadis yang merupakan pasangan anda saat ini ada disini bersama anda?"

Pertanyaan itu, kamu langsung menatap Chen dan menggeleng. Memintanya untuk tidak menjawab hal itu. Namun lelaki itu membalasnya dengan tersenyum tipis.

"Ya, dia disini bersamaku."

Deg!

Kamu menutup kedua telingamu, memejamkan mata dengan erat, tau akan apa yang sebentar lagi akan terjadi.

"Perkenalkan, dia gadisku, (Y/N)."

Nggak.. Nggak bisa begini-

"Kemarilah, (Y/N)."

Nggak mau..!

"(Y/N).."

Aku nggak mau!

"Hei, Dear!!"

Kamu tersentak dan membuka matamu dengan cepat. Jantungmu berdetak seolah tengah berlari maraton. Kamu mengedarkan pandanganmu kesekeliling. Rumah sakit, Chen.. jadi yang tadi itu mimpi?

"Dear, kamu baik? Kamu kenapa?"

Mimpi itu rasanya benar benar nyata sekali. Ketakutan terbesarmu terus menghampirimu saat kamu mengingatnya. Bagaimanapun, suatu hari nanti mungkin kalian akan melakukan itu. Dan kamu tidak bisa. Seorang fans yang kelewat beruntung sepertimu malah akan menjadi perusak karir idolamu sendiri. Kamu lebih memilih tidak dikenali idolamu secara pribadi ketimbang menjadi seseorang spesial yang malah menghancurkan hidupnya.

"Jangan.. jangan lakukan konferensi pers.."

"Kamu kenapa? Kamu mimpi buruk?"

"Tolong jangan, jangan konferensi pers. Aku belum siap menghadapi makian itu, hujatan untukmu, untuk EXO. Aku nggak mau karir kalian hancur begitu saja.."

Chen terdiam sejenak, ia mengerti betapa ketakutannya dirimu. Dia juga sudah memikirkan ini sejak dulu. Akankah mereka open public atau terus backstreet seperti sekarang. Ia memilih merengkuhmu, menenangkanmu yang tengah menangis. Sebagai seorang idol, hal hal semacam konferensi pers harus dipertimbangkan dengan benar benar. Karena itu menyangkut kedua pihak, keduanya yang akan mendapat konsekuensi-nya.

"Meski begitu, apapun yang terjadi aku nggak akan meninggalkanmu. Kita harus melewati ini sama sama kan? Kamu bisa percaya padaku. Kita tinggal mengikuti arus, ada member yang akan menjaga kita juga. We are one, ingat? Aku nggak akan pergi.. Kamu juga begitu kan, Dear?"

"Iya.. Iya.. Aku tetap disini."

_______________________
TBC..

Aw aw mellow sekali ya kali ini :*

Hope you like♡
Enjoy and vote please☆
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang