🎼Dread

16 5 0
                                    

Bee***;
Dasar pembohong besar

Love***;
'Aku mencintai kalian'? Makan saja ucapan itu

Buns***;
Kau hanya merusak kesempurnaan EXO
>Muak sekali melihatnya

"Iya.. Aku nggak lihat apa apa. Aku nggak bakal buka forum-nya.."

"Aku bisa tau kalau kamu membukanya. Jangan pernah ya?"

"Hati hati pulangnya ya,"

Chen menghela nafas lalu mengusap wajahnya kasar. Baru satu bulan, rasanya sangat berat- dia hampir saja tumbang. Bahkan Chen bisa menghitung berapa kali dia bisa tertidur. Sudah separah ini, kapan semuanya akan reda?
Tangannya kembali meraih ponselnya. Mengetik sesuatu disana untuk meminta kepastian. Mungkin dengan surat lain yang menggambarkan perasaanya, bisa membuat lebih baik. Haruskah dia jujur tentang semuanya? Tidak, yang penting dia harus meminta maaf dan meluruskan ini.

Mengunggah posting..
Tring!

Bisakah Chen berharap hari ini akan baik baik saja setelah surat itu dipublikasikan? Dia mencoba memahami perasaan fansnya yang kecewa. Dia juga meminta maaf karena bahasanya yang terlalu tiba tiba dan canggung. Kata katanya yang buruk juga canggung pasti membuat mereka terkejut. Chen meminta maaf lagi karena dia terlambat meminta maaf. Dia tidak tau apakah sudah tersampaikan dengan baik.

"Jongdae?! Kamu posting lagi??"

Suho membuka pintu kamarnya saat Baekhyun memberitahu ada notifikasi Lysn Chen memposting sesuatu.

"Bukannya mengajukan tuntutan, kenapa kamu malah minta maaf!?"

"Mereka marah karena aku.. Bahkan sebenarnya manager juga sudah menyerah padaku kan?"

Mendengarnya, Suho menggeleng menyangkal itu semua. Chen juga merasa tidak adil, tapi dia juga tidak mau balas dendam. Karena ini kesalahannya, dendam apa yang harus dia balaskan? Kepalanya sakit, bahkan Chen nyaris tidak bisa mendengar Suho berbicara padanya. Member mulai mendatangi kamarnya. Chen benci sekali terlihat tidak bisa apa apa seperti ini. Tapi menyangkal kalau akan ada orang yang memberinya kekuatan, itu cukup mustahil.

"Aku sudah tau semuanya.."

"Apa?"

"Aku bilang aku sudah tau semuanya,"

Kedua maknae yang paling terkejut saat Chen mendongak dengan mata berkaca kaca seraya tersenyum miris. Kakak mereka yang paling baik, menangis hebat dihadapan mereka.

"Jongdae! Kamu ngomong apa!? Itu semua nggak benar!!"

"Apanya yang nggak benar!? Manager membenciku dan setelah ini agensi akan membuangku!! Hyung seperti ini karena hanya kasihan kan!? Kamu kan nggak ngerti sakitnya!!"

Deg!

21 detik setelah berteriak, Chen terdiam menyadari ucapannya. Ia menatap Suho yang tengah menatapnya terdiam. Perlahan bibirnya bergetar pelan tak percaya dengan apa yang diucapkannya sendiri. Tidak- tidak, bukan ini yang dia maksud. Dia tidak bermaksud menyakiti Suho.

"Jongdae, maaf.." Suho memeluknya erat, membuat Chen semakin sesak. "Aku memang nggak akan pernah tau seberapa pas sakitnya. Cuma kita yang bisa tau seberapa sakit kita sendiri. Maaf aku nggak bisa ngerti. Maaf karena aku nggak cukup-"

"Berhenti!! Jangan bicara begitu lagi! Kubilang berhenti!!"

Chen mencengkeram bahu Suho, tidak ingin mendengar apa apa lagi. Biarkan saja semua orang melihatnya menangis seperti orang lemah begini, dia sudah tidak peduli lagi.

"Tetap saja, hyung minta maaf padamu.. adikku,"

Chen memasuki kamar apartemen seraya menghela nafas panjang. Dia mengernyit mendengar suaramu seperti- menangis? Ia cepat cepat menghampirimu yang berbaring miring diatas ranjang.

"Dear, aku pulang. Kenapa nangis?"

"Jongdae? Nggak apa apa.. kamu posting surat lagi?"

Pertanyaan itu membuatnya terdiam sejenak. "Orang-orang melemparkan aku seperti ini," Chen mengangkat telapak tangannya, lalu membalik menjatuhkannya kebawah. "Nggak ada yang mau menerimaku dan menjatuhkanku kebawah."

Lelaki itu tersenyum miris dengan matanya yang sayu. "Rasanya lebih sakit dari sekedar jatuh. Karena aku jatuh dari tempat yang lebih tinggi. Bisakah akhirnya mereka menerimaku lagi?"

Kamu tidak bisa menjawab yang satu itu. Tentu saja, maksudmu kamu bisa percaya diri bilang kalau kamu akan bertahan. Tapi bagaimana dengan yang lain? Sebagai EXO-L? Mereka yang berlindung dibawah nama itu tapi menghujat Chen habis habisan. Lelaki itu tersenyum dan menoleh kearahmu. Meminta agar giliranmu yang berbicara.

"Aku.. aku kepikiran bagaimana kalau aku nggak kuat waktu lahiran nanti..? Huwaaa!! Aku takut nggak bisa.."

"Eh?? Jangan ngomong begitu sayang.."

Lengan kekar Chen terjulur untuk memelukmu yang kembali menangis. Membawamu kedalam dekapannya untuk lebih tenang. Mengelus punggung dan kepalamu untuk memberi kenyamanan.

"Aku minta maaf kalau selama ini ada salah sama Dae.."

"Ssshh, tenang ya.. Hidup dan mati itu hanya ditangan Tuhan, sayang.. Jangan terlalu dipikirkan. Kalau banyak pikiran nanti kamu bisa sakit. kasihan baby Kim nanti. Kita pikir yang positif saja ya.. Eung?"

"Iya, maaf.. Uhh.."

Chen tersenyum, mengecup kening istrinya lalu kembali menidurkannya. Memeluk penuh tubuh mungil itu dengan erat. Dia menatapmu dengan mata bengkaknya. Sepertinya akan sering seperti ini sampai trimester akhir. Semoga saja semuanya tetap baik-baik saja. Sisa beberapa bulan terakhir untuk menyambut baby Kim. Kamu sudah berusaha. Rasanya Chen harus sering sering menenangkanmu seperri ini. Akan dia tahan perasannya agar jadi lebih baik.

"Aku nggak bisa, kalau sampai harus kehilanganmu.. Dear, berjuanglah.."

_________________________
TBC..

Kirain bakal terbiasa, tapi nyatanya sakit banget harus bolak balik fanbase-Lysn buat keperluan ini :)

Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang