Hari ini adalah hari terakhirmu bekerja. Sebenarnya masih ada beberapa hari, hanya saja kamu sudah ambil libur mulai besok. Sisanya akan kamu gunakan untuk berpikir, apakah kamu akan pulang ke Indonesia atau tetap di Korea sambil menunggu pemberitahuan perpanjang kontrak. Tentu saja.. sambil mencoba meluruskan kesalah pahaman-mu dengan Hani maupun Chen. Sahabatmu itu sudah tak terlihat sejak kemarin, mungkin kamu akan mencarinya nanti.
"(Y/N).. sayang sekali kontrakmu harus berakhir. Rasanya akan ada yang kurang setelah ini tempat disampingku kosong.."
"Bomi.. aku hanya cuti, kan kita nanti bisa ketemuan atau chatting. Aku akan memikirkan untuk perpanjangan kontrak."
"Sungguh? Aku senang penulis (Y/N) masih betah disini!"
"Pikirkan yang terbaik, penulis!"
"Kami akan sangat merindukanmu."
"Setelah ini banyak pekerjaan yang tidak bisa dibagi lagi ya.."Hari itu, semua teman-temanmu melepaskanmu dengan tawa. Hanya saja.. kamu tidak merasa senang. Sore harinya kamu turun ke Galeri berniatan untuk menunggu Hani. Kamu akan mengajaknya menginap diapartement-mu dan membicarakan masalah ini.
Namun yang kamu temukan adalah Seojin. "Mencari Hani? Maaf.. dia sudah tidak disini."
Dia terkekeh pelan sebelum melanjutkan ucapannya. "Tentu saja kan? Siapa yang tidak kecewa setelah dikhianati sahabatnya sendiri?"
"Hani.. kenapa dia bercerita padamu?"
Seojin kembali terkekeh, dia menatapmu sangat dalam. Tatapan meremehkan.
"Semalam dia minum, setelah dia mulai sedikit tidak sadar.. kupancing dia untuk bercerita. Sahabatnya yang ternyata selama ini berpacaran dengan idolanya. Namun menolak untuk bercerita."
Kamu mengulum bibirmu, menahan marah dan tangis. Kenapa harus Seojin yang tau? Kenapa Hani yang harus membocorkannya? Seojin.. selama ini dia mencoba merebut Chen darimu. Bahkan rela bersusah-susah untuk mengetahui semua informasi pribadimu. Dan setelah dia berhasil menjauhkan Hani darimu, apa selanjutnya Chen?
"Mana Hani sekarang?" Kamu bertanya dengan suara bergetar, kamu harus segera menemui Hani. "Emm.. seharusnya penerbangannya satu jam lagi."
Deg!!
Ini lebih buruk dari yang kamu kira. Sesegera mungkin kamu langsung menyusul Hani kebandara. Kamu terus menelponnya, mencarinya seperti induk ayam yang kehilangan anaknya. Sampai akhirnya kamu menemukan Hani yang beranjak pergi dari sana.
"Hani!!"
Kamu mencekal tangannya. Nafasmu tidak beraturan. Matamu perih karena menahan tangis. "Kamu akan pergi begitu saja..? Kenapa kamu bercerita pada Seojin?!" Ucapmu tanpa basa-basi. Hani berdecak seraya mengusap tengkuknya. Sejujurnya dia sedikit merasa bersalah karena memberitahukannya pada orang lain tentang masalahmu ini.
"Waktu itu aku sedikit mabuk, jadi jangan salahkan aku kalau Seojin mendengarnya dariku."
"Padahal..
'Sebenarnya aku sudah punya pacar. Pacarku.. Chen EXO, Kim Jongdae..'
"Selama ini aku sudah jujur padamu! Berulang kali aku katakan dia adalah pacarku, tapi kamu nggak pernah percaya. Kamu malah mengira aku sedang halu. Kamu bahkan nyaris mengaturkan kencan buta untukku!"
Kedua tanganmu meremas kuat. Tubuhmu bergetar pelan, menahan tangis dan marah, meluapkan semua emosimu.
"Seharusnya aku yang kecewa padamu.. Kamu nggak percaya ucapanku dan terus mengira aku main main. Ternyata kamu gampang sekali membereskan orang. Makanya.. kenapa kamu bisa semudah ini memutus hubungan kita..?"
Selesai mengatakannya, kamu langsung melenggang pergi. Meninggalkan Heeyoung terdiam dengan segala pikiran yang mulai menghantui otaknya. Pada akhirnya kamu kehilangan sahabatmu.
♪
Chen turun dari mobilnya dan mengeratkan topi yang ia pakai. Dia mendatangi tempat kesukaannya akhir-akhir ini. Taman disungai Han yang paling pojok dan tersendiri. Disana dia melihat seorang perempuan tengah duduk dengan diam.
"Ini sudah makin gelap, memangnya nggak dingin hanya memakai baju luaran begitu?"
Kamu menoleh saat merasakan seseorang menepuk pundakmu. Chen duduk disampingmu, sejenak kalian terdiam tanpa ada pembicaraan sama sekali. Sampai akhirnya kamu menghela nafas panjang, begitu berat.
"Kemarin yang menjawab panggilanmu adalah Hani. Lalu kami bertengkar sejenak karena dia pikir aku menyembunyikan hubungan kita." Kamu menjeda ucapanmu, menatap damainya sungai Han yang tak jauh darimu. "Hanya bertengkar sebentar, dan akhirnya.. hari ini aku kehilangan sahabatku."
Tes..
"Sepertinya setelah ini aku akan kehilanganmu juga.."
Semburat merah tergambar samar diwajah kalian berdua. Bukan malu, merona, atau karena dingin, tapi karena kalian sama sama menahan untuk tidak menangis. Chen juga tidak menghapus airmatamu, kamu juga diam dan tidak membiarkannya untuk berterus terang. Malam ini begitu canggung, seperti bukan hari hari kalian.
"Seojin juga.. dia ternyata.."
"Cukup, bisa nggak kamu jangan sebut nama itu?"
"Kenapa? Kenapa kamu terlihat muak hanya dengan mendengar nama Seojin??"
"Aku muak setiap harinya dia terus mendekatiku! Setiap harinya dia hanya terus membuatku terbebani!!"
Untuk pertama kalinya, kamu mendengar Chen meninggikan suaranya seperti ini. Tidak lembut seperti biasanya, juga tidak tenang, nadanya seperti menyimpan banyak amarah.
"Kamu kenapa saja dengan Seojin?? Jadi benar perempuan yang direstoran itu dia? Ada apa dengan kalian?! Sejak kapan!? Kenapa bisa seperti ini!!"
"Aku sedang mencoba melindungimu!"
Rangkaian kata yang membentuk sebuah kalimat yang dilontarkan dengan penuh amarah dan intonasi kebencian. Kamu langsung bungkam begitu saja. Chen- dia baru saja berteriak dan membentak padamu. Kamu menutup mulutmu tidak percaya, sedangkan Chen menangkup wajahnya.
"Ahh.. Bahkan setelah ini aku akan benar benar kehilanganmu ya.." Ucapmu dengan lirih, kali ini kamu tersenyum pahit.
"(Y/N).."
"Baiklah, aku akan menyerah. Toh, dari awal aku ini siapa?" Kamu mengambil tasmu dan beranjak pergi dari sana. "I hope you happy without me, Dear.."
Chen tidak mengejarmu, tidak memanggilmu seperti biasanya. Sekarang semuanya sudah selesai.
______________________________
TBC..Oy nyesek kali ini kudu putus sama bias :(
Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You | Chen (Revisi)
De TodoHanya tentang kehidupan antara Kim Jongdae dan Chen diatas jalanan darah, bukan jalanan berbunga. Rangkaian naskah tentang kesehariannya. Bersama member, fans, keluarganya. Cerita tentang hari harinya bersama orang orang miliknya, termasuk kamu. [S...