🎼Hurt

14 5 0
                                    

Hari ini Chen membawamu keluar melihat langit. Ia bilang disaat tidak baik, kesukaannya melihat langit. Pagi pagi setelah Chen pergi ke-agensi, ia langsung membawamu pergi. Ini pertama kalinya Chen bisa bernafas sedikit lega setelah sekian lama.
Chen tersenyum menatap awan diatasnya. Dia tersenyum tipis, sudah sejak kapan dia merasa se-bebas dan se-lega ini? Hatinya yang terus terombang-ambing bahkan setelah dia memutuskan untuk bertahan sebentar lagi. Apakah semuanya bisa lebih baik kalau dia mengulangnya?

"Dear.. Bagaimana menurutmu kalau.. aku mau mengulangnya dari awal?"

Kamu menoleh saat mendengar Chen berucap. Kamu menggenggam sebelah tangannya dengan lembut. "Lakukan saja, kalau itu bisa membuatmu lebih baik.." Kamu menanggapi seraya tersenyum, mencoba memberi kepercayaan pada lelaki-mu. Kamu senang kalau Chen mau kembali melangkah. Dia harus bisa menampar hatters dengan karya-nya.

"Kadang saat melihat langit, pandanganku tersita pada awan. Bentuknya unik kalau kita lihat dengan seksama, walau rapuh dan cepat pudar terkikis karena angin, dia akan tetap muncul jadi bentuk yang baru. Dengan kata lain, awan selalu bisa mempertahankan dirinya walau angin membuatnya goyah. Aku ingin bisa seperti itu.."

Kamu terdiam mendengarkan segala ucapan Chen. Chen memang pendengar yang baik, tapi ada masanya dia juga harus meluapkan semua perasaannya.

"Sama seperti bentuk awan, manusia mempunyai masalah yang beragam. Tetapi memang dasarnya manusia yang suka memendam masalahnya dan mengubur perasaannya hingga berlalu begitu saja, sama seperti pergerakan awan yang cepat berubah."

Jongdae bilang, manusia pada akhirnya akan melepaskan masalahnya pada suatu saat nanti, dan itu bukan masalah sepele, tetapi kumpulan dari beberapa masalah yang dia pendam sendirian selama ini. Karena itu kita perlu membicarakan pandangan kita, apa yang kita lihat pun kita rasakan kepada orang lain. Seperti menceritakan gambaran detail awan yang kita imajinasikan sendiri, tujuannya agar orang lain bisa mengerti apa kemauan pun harapan kita.

"Kalau orang lain tetap saja nggak mengerti bagaimana?"

"Setidaknya aku sudah lega, perasaan yang terkubur itu sudah tersampaikan. Toh sebenarnya semua manusia ingin didengar dan dimengerti, kan?"

Bagaimana ini? Kamu ingin sekali menangis sekarang. Chen bisa mengatakan hal sebanyak dan mencoba melihat kesudut pandang rasional lainnya seperti ini, karena dia pernah mengalaminya. Chen yang merasa bersalah pada fans ingin mengulangnya dari awal. Seolah seperti teman lama yang bertemu kembali dan sekedar menyapa.

"Aku ingin mengulangnya.. Setidaknya aku akan mengawali dengan mengatakan halo, dan bila harus mengatakan selamat tinggal, aku ingin terus mengulangnya lagi dari awal. Terus seperti itu.. Dan kuharap Eri mau membalas sapaanku."

Chen tersenyum, tapi kali ini seperti menahan sesuatu. Dari sorot matanya, hanya satu yang kamu tangkap. Chen benar benar tulus dengan ucapannya.

"Mereka pasti senang kamu menyapa," 

"Sungguh? Hanya kalau aku merilis satu lagu saja?"

"Tentu saja, nggak apa apa. Itu sudah cukup, jadi kami senang."

Perlahan senyum Chen mengembang, ia memejamkan mata dengan senyum hangat terukir dibibir runcing-nya. Chen tidak takut dengan hal hal yang membuatnya sakit dan terluka, Chen hanya takut kalau obatnya menghilang.

Begitu Chen memberitahu member, mereka tidak bereaksi heboh seperti yang kamu bayangkan. Mereka tersenyum lega sembari memeluk Chen memberinya semangat. Seolah mengatakan kamu-melakukan-yang-terbaik karena Chen melangkah sampai sini. Syukurlah.

Lalu saat kalian kembali kekamar, Chen kembali memberitahumu sesuatu. Kali ini tentang perasannya didalam kesibukan itu. Dan saat membuka SNS, kamu dikejutkan oleh sesuatu.

"Managernim..?" Kamu menoleh kearah Chen, menahan tangis.

"Iya, managernim."

Kamu yang sebatas baru tau saja merasa sangat sakit. Bagaimana dengan Chen yang selama ini mengalaminya? Kenapa harus dia? Selama ini?

"Bagaimana ini.. Kenapa diantara banyaknya orang harus orang terdekatmu..?"

Kamu menghapus airmatamu dengan kesal. Chen pasti merasa sakit sekali karena ditusuk dari belakang. Jadi selama ini orang itu menganggap Chen apa? Selama ini orang itu selalu mendiskriminasi Chen? Selama 9 tahun, orang terdekat member. Kamu tidak bisa membayangkan betapa beratnya hidup bertahan selama nyaris 10 tahun dengan orang yang bahkan tidak menyukai kita. Ini pasti sangat berat untuk Chen. Tapi lelaki itu tak pernah mengeluh tentang hal itu.

"Sekarang aku nggak akan menahanmu lagi.. Kalau oppa ingin pergi, melangkah yang jauh. Bahkan kalau oppa nggak mau lagi menoleh kebelakang.. lakukan saja.." Kamu menjeda perkataanmu, menatap manik mata Chen yang mulai berkaca kaca. "Sudah cukup kamu terluka, tertekan seperti ini, bahkan dibenci orang terdekatmu sendiri. Makanya.. nyawamu yang berharga itu, aku ingin melindunginya.."

"... Hari hari yang begitu berat ini, sudah cukup oppa rasakan. Kenapa ini bisa terjadi padamu.."

Kamu menutup mulutmu mencoba menahan isakan keras akan yang keluar. Kamu menunduk, tidak berani melihat bagaimana ekspresi Chen sekarang. Kalian sontak menoleh saat pintu kamar Chen terbuka. Disana member terlihat tercekat karena mencoba untuk tidak menangis.

"Kamu akan pergi..? Jangan pergi.."

Baekhyun terduduk kemudian menangis. Meracau agar Chen tidak perlu pergi. Tapi egois namanya kalau kalian terus menahan Chen disini. Bakan agensi tidak memberi tangggapan apapun. Apa sebenarnya mereka menggunakan Chen sebagai tameng untuk hatters? Agar semua orang hanya meyalahkan Chen seorang.
Lelaki itu mendekat dan memeluk Baekhyun yang terduduk. Baekhyun memejamkan matanya erat, dia juga sebenarnya lelah. "Bagaimana bisa aku pergi kalau kalian seperti ini.." Bisik Chen dan semakin lama pelukannya semakin erat. Sehun dan Kai terhenyak saat melihat Chen bergetar dan mulai menangis hebat. Chanyeol yang melihat itu langsung memeluk Chen dari belakang.

"A-aku harus bagaimana..?"

"Apa hyung bisa bertahan sebentar lagi? Aku mohon hyung.."
"Kuat, Dae. Kami pasti kuat, kamu sudah sejauh ini.
"Hyung sudah sangat bekerja keras.. Terimakasih banyak.."

Dia sudah berusaha sekuat tenaga. Chen lelah terus terusan menahan diri untuk tidak melakukannya. Kenapa setiap kali Chen merasakan kebahagiaan dihidupnya, kebahagiaan itu terasa salah.

_________________________
TBC..

disini aku nggak tau pasti tentang manager yang bener bener bagian dari antis atau nggak dan bakal nggak nyangka banget kalau sampe beneran
karena kupikir cocok ditambahin jadi another konflik disini

Chen deserved to be loved, aint it?

Hope you like ♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang