No Promise, Just Proof 🎶

12 5 0
                                    

Hari ini seharian kamu hanya berbaring dikasurmu. Sejak kemarin kamu muntah-muntah dan badanmu rasanya tidak enak sekali. Beberapa hari lalu memang kamu lembur karena mengejar deadline, tapi biasanya fisikmu kuat. Kalau dipikir, karena sering lembur pola makanmu jadi sembarang. Atau efek kangen dengan Chen juga ya?

Heeyoung sudah menemanimu tadi pagi tapi dia harus tetap berangkat bekerja. Chen katanya akan mengunjungimu nanti.

HanHanii
Aku lembur, aku juga harus menyelesaikan cover untuk novelmu
Chen belum kesana?

You
Belum, tapi aku masih baik baik saja
Buatkan cover novelku yang bagus ya

HanHanii
Duh, bagaimana ya?
Chatmu menganggu konsentrasi ku
Berapa kamu mau membayarku?

You
Sialan

Kamu menutup ponselmu setelah selesai chat dengan Heeyoung. Kamu bangkit dari ranjangmu saat mulai merasa mual lagi. Tapi masih saja, tidak ada yang keluar dari muntahmu. Kamu jadi lelah sendiri kalau begini.

Srett..

"Dear, masih belum baikan?"

Kamu menoleh saat merasa sebuah tangan memijat tengkukmu. Chen dibelakangmu sambil memastikan kamu merasa sedikit lebih baik. "Awas nanti rambutmu kena muntah." Ujarnya sambil menyisipkan rambutmu. Chen langsung menggendongmu kembali keatas ranjang setelah kamu selesai muntah. Dia juga memberimu pijatan kecil agar kamu lebih rileks.

"Uhh.. Perutku nggak enak.."

"Iya, aku tau. Makan ya? Dari tadi belum makan kan?"

Chen tidak langsung berdiri meninggalkanmu, tapi menunggumu sampai merasa lebih baik. Ah, pijatan Chen enak juga menurutmu. Kamu jadi ingat kalau Chen memang suka memberi pijatan kecil pada member kalau mereka sedang lelah.

"Sudah berapa lama sakit begini?"

"Muntahnya dari kemarin sih. Padahal aku juga makan itu itu saja. Terus ini kenapa?"

Chen terkekeh pelan, begitu sadar kamu sudah sedikit baikan. Dia bangun dan berjalan keluar kamar. "Mau makan apa? Sup krim mau?" Tanyanya sambil melepas jaketnya. Kamu mengernyit bingung.

"Kamu kan nggak bisa masak,"

"Jangan sembarangan, kalau sekedar sup aku juga bisa."

Kamu tertawa saat Chen menyentil dahimu. Karena bosan saat menunggu Chen selesai memasak, kamu memilih untuk membuka ponselmu dan milik Chen untuk streaming. Hei, meski sakit tapi streaming harus tetap jalan. Chen akhirnya dengan semangkuk sup dan sebuah kotak berisi ayam manis.

"Kamu delivery?"

"Eung, aku juga belum makan. Dan aku nggak mau kena omel orang sakit."

Chen menyuapimu dengan telaten, bahkan dia tidak protes saat sesekali kamu menepisnya saat merasa sudah kenyang. Entah ilmu apa yang digunakan Chen, kamu berhasil menghabiskan semangkuk sup dan ayam, dengan bantuan Chen tentu saja. Lelaki itu tersenyum senang melihatmu makan dengan baik.

"Anak pintar. Mau aku buatkan jus? Ayo temani aku kedapur."

"Tapi aku malas jalan.."

Chen menatapmu dengan gemas. "Sini naik kepunggungku." Katanya kemudian berbalik dan sedikit menekuk tubuhnya.

Kamu tersenyum puas, segera bangkit dan mengambil posisi nyaman untuk menggantung dipunggung hangat Chen. Kamu melingkarkan lenganmu dileher Chen, tersenyum saat perlahan lelaki itu mengangkat tubuhnya.

"Apa aku berat?" Tanyamu sambil memiringkan kepala untuk melihat wajah Chen.

"Nggak juga, kamu ringan." Chen dengan jahil memiringkan tubuhmu yang berada digendongannya.

Kamu memekik dan langsung mempererat pelukanmu pada leher Chen. Hening saat pandangan kalian bertemu. Chen tersenyum tipis kemudian mendekatkan wajahnya padamu. Ia memberi kecupan singkat sebelum kembali melanjutkan langkahnya. Ini gila, hanya sesingkat itu tapi membuatmu teringat tentang-

-oke, berhenti disitu. Sepertinya kamu mulai gila karena memikirkan yang tidak tidak.

Chen menurunkanmu dan membiarkan kamu duduk diam memperhatikannya membuat jus. Chen jadi kelihatan suami-able sekali. Hehe, memang setelah ini kalian akan menikah sih. Tunggu, memikirkan itu jadi membuatmu gugup.

"Jus jeruk?" Tanyamu setelah Chen membawa segelas jus itu kehadapanmu.

Chen menarik gelasnya menjauh saat kamu hendak mengambilnya. "Aku belum tau rasanya manis atau nggak, tunggu dulu." Ucapnya lalu menyesap sedikit jus itu.

Tanpa aba aba Chen menarik rahangmu dan membagi jus itu kedalam mulutmu. Jus itu mungkin akan tumpah disudut bibirmu kalau Chen tidak mendominasi dengan baik. Chen membuka matanya yang sempat terpejam setelah tautan kalian terlepas. Dan terkejut saat mendapatimu menangis.

"Eeihk!! K-kamu nangis!?"

"Oppa.. Kamu benar benar nggak akan meninggalkanku kan..?"

Mendengar ucapanmu, Chen terdiam sejenak. Jadi selama ini kamu masih memikirkan itu? Dia lantas memelukmu. "Dasar kamu ini, kamu sakit karena mikirin itu?" Tanyanya sambil menghela nafas pelan. Kamu terdiam sebelum melanjutkan ucapanmu.

"Kita sudah melakukannya. Walau aku yakin oppa bertanggung jawab dan memang nggak akan pergi, tapi aku tetap takut. Apalagi oppa.. oppa kan idol, bisa saja nanti agensi menentang kita. B-biasanya orang orang setelah mendapat itu katanya akan berubah dan--"

"Dear! Apa ini mikir apa? Ini aku, bukan mereka!"

Kamu agak tersentak saat Chen sedikit meninggikan suaranya. Kamu tau, kamu sangat tau kalau Chen tidak akan pergi. Tapi setelah menyadari dia adalah idol, apapun bisa terjadi kan? Entah nanti dari agensi, atau Chen yang ingin mempertahankan karirnya dan memilih meninggalkanmu. Memang benar ya kalau mau menikah itu pasti ada cobaannya.

"Dear, kalau aku nggak yakin, kenapa aku melamarmu? Kenapa aku mau repot repot mengurus pernikahan kita? Kamu takut aku bakal melarikan diri? Aku nggak se-pengecut itu. Aku nggak pernah menyesal dengan apa yang aku pilih. Aku akan bertanggung jawab untuk itu. Aku nggak janji, tapi aku bisa membuktikannya."

Serangkaian ucapan dari Chen itu membuat hatimu sedikit lebih tenang. Iya, bodoh kalau kamu membayangkan Chen akan pergi begitu saja. Dia kan Chen EXO yang itu, dan kamu percaya padanya.

________________________
TBC..

Belom nikah, tunggu dulu sabar

Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang