Bye? 🎶

13 4 0
                                    

Chen menyibak rambutnya pelan sambil menggeleng kecil untuk menghilangkan pusing dikepalanya. Sebuah keajaiban dia masih bisa hidup setelah nyaris 3 hari tak tidur. Kamu juga tidak bisa dihubungi. Setelah dia berteriak padamu malam itu, kamu seperti menghindar darinya. Chen menghela nafas sebelum membuka pintu dorm. Disana samar samar dia mendengar beberapa member sedang melakukan panggilan telepon.

"Ah.. sayang sekali, kamu benar benar akan pergi?"
"Kapan? Kamu akan kesini lagi kan?"

"Iya, oppa. Maaf ya, aku nggak bisa pamit langsung pada kalian. Penerbanganku kira kira satu jam lagi."

"Hoh?! Secepat itu!?"

"Dear? Itu kamu? Kamu mau kemana?"

Chen dapat melihatmu tercekat saat dirinya tiba-tiba muncul. Lelaki itu menyambar ponsel Chanyeol dan mengarahkannya tepat diwajahnya. Membuat kalian saling berhadapan. Kamu terdiam bingung. Bagaimana ini, padahal member sudah bilang kalau Chen tidak didorm.

"Jawab aku, kamu mau kemana? Kenapa secepat ini? Kamu menghindariku?"

"Kontrak kerjaku sudah habis.. Lagipula aku juga.. nggak ada alasan untuk menetap di Korea."

"T-Tapi.. kenapa kamu nggak pernah bilang pada kami?" Sehun bertanya dengan suara bergetar, nampak berat saat tau kamu akan pergi.

"Buat apa dia bilang? Memangnya pendapat kita penting? Terus terang saja kita juga sudah sering mengalami hal seperti ini kan? Fans yang sedikit sedikit menghilang,"

"Kenapa kamu bicara begitu..!" 

"Ah, penerbanganmu 1 jam lagi kan?" Chen tersenyum sinis sembari mengalihkan pandangannya. "Baiklah, selamat tinggal!"

Deg!!

Ini menyakitkan sekali melihat Chen mengatakan itu sambil tersenyum miris dengan matanya yang kosong. Kamu memalingkan wajahmu, dan mengernyit saat samar samar mendengar suara bantingan pintu. Kamu menyudahi panggilan itu, kemudian menatap koper dan barang barangmu. Kamu bodoh, padahal harusnya kalian bisa menyelesaikan masalah ini. Setidaknya semuanya harus lurus agar kamu tidak berat meninggalkan tempat ini.

Chen juga, lelaki itu mematung setelah membanting pintu kamarnya. Terdiam mencerna apa yang baru saja dia katakan.

"Selamat tinggal..? Jadi setelah ini kami nggak akan bertemu lagi?"

Bayangan bayangan saat kalian masih bersama sama terlintas dipikirannya. Sungguh? Ini berakhir? Semuanya selesai seperti ini?

Brak!!

"Hei, dasar pemalu! Kuatkan dirimu dan kejar Sarang sekarang!"

"Baekhyun?"

Baekhyun menyilangkan kedua tangannya sembari berdiri diambang pintu. Dia kesal sekali karena Chen bisa dengan mudahnya melepasmu seperti ini. "Setidaknya beritahu dia dan selesaikan dulu tentang kalian.." Sambungnya dengan lirih. Chen mengulum bibirnya, kemudian mendongak saat teringat sesuatu.

"Daripada itu.." Chen langsung menyambar jaket, masker, dan topinya. "Tolong tetap awasi (Y/N) apakah dia sudah pergi atau belum. Kabari aku sedetail mungkin."

"Kau mau kemana?"

"Mematahkan awal masalah kami."

Seojin tersenyum senang saat Chen masuk kedalam ruangannya. Perempuan itu memberi kode pada semua pelayan untuk meninggalkan keduanya sendirian. Ia bangkit dari duduknya, berjalan mendekati Chen dengan senyum kemenangan.

"Sudah memutuskan untuk bersamaku? Akhirnya kamu memilih kembali padaku."

"Kembali? Aku bahkan tidak pernah tinggal."

Chen melepas maskernya dan menatap dingin perempuan yang ada didepannya. "Setelah berhasil memisahkan kami dengan cara pengecut, kamu senang ya?"

"Aku sudah bilang aku akan merebut untuk mendapatkan apapun yang aku inginkan! Sekarang.. hanya tinggal aku dan kamu!"

Seojin tersenyum senang, namun mengerikan. Chen sebisa mungkin menahan untuk tidak meledak. Kalau saja Chen bukan idol, kalau saja Seojin bukan perempuan, dan kalau saja Chen tidak punya manner, dia akan menyerang Seojin detik ini juga. Chen tidak pernah mengenal Seojin, dan tiba tiba saja perempuan itu berkata dia ingin bersama Chen. Obsesinya mengalahkan akal sehatnya sendiri.

"Kalau kamu hanya tau cara seperti ini.. Tentu saja kamu tidak akan pernah mendapatkannya.."

"Apa?! Apa yang tidak pernah aku dapatkan!?"

"Kamu memang tidak akan dicintai dengan tulus jika caramu seperti ini."

Deg!

Seojin terdiam, perkataan Chen baru saja menamparnya dengan kuat. Dirinya sontak menunduk dan terpaku. Seojin ingin mengatakan umpatan atas omong kosong itu, tapi lidahnya kelu. Dia tidak pernah tidak akan mendapatkan yang ingin dia miliki. Ia kembali mendongak saat Chen berdecak keras.

"Seojin.. kamu membuatku tidak tenang.."

Chen meraih tangan Seojin dan menarik kasar benda yang ada dipergelangan tangan perempuan itu hingga terlepas. Seojin membuat gelang imitasi, agar sewaktu-waktu dia bisa membuat skandal dengan Chen. Gelang yang dia temukan diapartement-mu, gelang yang sama yang dipakai Chen. Agar nampak seperti couple item.

"Sekali lagi kau mengusiknya.. aku mungkin akan menuntutmu."

Selesai mengatakannya, Chen langsung keluar dari sana. Dia cukup terkejut saat mobil manager Tak terparkir didepan untuk menjemputnya. "CEO Kim ingin bertemu denganmu." Ucapan manager Tak sekali lagi membuat Chen berdecak. Dia langsung memasuki ruangan CEO Kim begitu sampai digedung SM Entertaiment.

"Permisi, sajangnim. Anda memanggil saya?"

"Duduklah, Chen-sshi."

CEO Kim tanpa basa basi mulai menyodorkan beberapa foto pada Chen. Chen terdiam mendengarkan pertanyaan sang CEO sambil terus menatap foto-foto itu. Foto pertama.. saat dia dan Seojin keluar dari restoran. Foto kedua, dia dan Seojin nyaris berciuman-- yang pasti itu sebuah editan. Yang ketiga, foto Seojin dan dirinya memakai gelang yang sama.

Hal yang terakhir membuat Chen marah. Gelang ini.. yang kamu buat sendiri dan khusus untuk Chen. Hanya ada satu didunia, itu hanya milik Chen.

"Sajangnim, saya sama sekali tidak memiliki hubungan dengan wanita ini. Kami memang pernah bertemu dan membicarakan sesuatu. Namun itu yang pertama dan terakhir. Lalu sisa foto ini.. seseorang mungkin mengeditnya."

'Yang aku yakin Seojin pasti yang melakukan ini.'

"Baiklah, semua sudah jelas. Untungnya dan entah bagaimana media belum sempat menyebarkan foto-foto ini. Saya harap anda lebih hati-hati, Chen-sshi."

"Gamsahamnida, sajangnim."

Keluar dari ruangan itu, Chen langsung membuka ponselnya untuk mengecek pesan yang dikirim Baekhyun. Saking fokusnya, dia nyaris menabrak seseorang didepannya. "Chuhan," Chen menatap Chuhan dengan kesal dan tatapan intimidasinya.

"Kamu kan yang menyebarkan foto-foto itu?"

"Oppa, aku bersumpah itu bukan aku. Kemarin (Y/N) cerita padaku, sahabatnya yang semalam mabuk tak sengaja membocorkannya pada adik tirinya yang tak lain adalah Seojin. Maaf oppa, aku dan (Y/N) sekarang sudah berteman."

Chen mengusap wajahnya kasar. Saking paniknya dia bahkan sempat menuduh seseorang. Chuhan yang melihat itu mencari sesuatu didalam tasnya. "Penerbangan (Y/N) sebentar lagi, kejar dia. Ini bukan mobil yang biasa aku pakai, kupinjamkan." Chuhan kemudian menyodorkan sebuah kunci mobil kearah Chen.

"Pergilah, kejar (Y/N)."

___________________________
TBC..

Putus beneran ga nih? Putus dong ya muahaha

Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang