Bad Feeling🎶

16 5 0
                                    

Cling..

JDear
Dear, sudah selesai?

Kamu menghentikan pekerjaanmu sejenak untuk melihat siapa yang mengirimu pesan. Kamu segera membalas pesan itu begitu tau pesannya berasal dari kekasihmu.

You
Sebentar lagi
Tunggu ya

Jdear
Aku sudah didepan
Jangan terburu buru

Kamu sesegera mungkin menyelesaikan pekerjaanmu. Hari ini kamu berjanji menemani Chen membeli camilan untuk sediaan didorm juga dibawa ke-penerbangan besok. Kamu yang turun kesupermarket tentu saja. Kalau Chen yang turun, bisa bisa terjadi fansign dadakan nanti. Kamu juga membeli bahan bahan untuk membuat coklat. Hei, kakak saudaramu itu chef, kamu bisa meminta resep makanan apa saja padanya. Yah, semoga saja coklat home-made buatanmu nanti masih layak makan.

Duk..

"Eh, maafkan saya- Boo Seojin?"

Perempuan yang tak sengaja kamu tabrak itu mengernyit pelan. "Siapa?" Tanyanya dengan bingung. Kamu memperkenalkan dirimu sekali lagi. Setelahnya, Seojin nampak baru mengenalimu.

"Ah.. maaf ya, aku kadang melupakan hal yang tidak penting. Setiap kita bertemu, kamu pasti menabrakku ya?"

Nada bicara itu, terdengar tidak enak saat melewati gendang telingamu. "Maaf, aku memang ceroboh." Ujarmu sekali lagi. Kalian terdiam beberapa saat, Seojin menelisikmu dari atas hingga bawah. Saat ia ingin mengatakan sesuatu, Chen menghampirimu. Menyadari kamu bersama orang lain, lelaki itu mengeratkan topinya dan memakai tudung hoodie-nya.

"Sudah?" Ia bertanya dengan suara pelan. Kamu lantas mengangguk. "Seojin, aku duluan ya. Sampai jumpa."

"... Ya, baiklah."

Seojin memperhatikanmu yang berjalan menjauh. Diam diam berdecak pelan setelah melirikmu. Chen sempat melihatnya saat melirik, lelaki itu menatapmu dengan tatapan tidak bisa diartikan.

'Kenapa perasaanku nggak enak ya?'

Karena Chen pergi ke Berlin, malam ini kamu mengundang Hani untuk menginap diapartement-mu. Sebenarnya kamu terbiasa sendirian, hanya saja kamu ingin bercerita sesuatu. Perasaanmu sedikit mengganjal hari ini. Dan kamu cukup tidak yakin kenapa kamu memiliki perasaan seperti ini.

"Hei," Kamu menoleh saat Hani memanggilmu. Ia langsung menyuapimu dengan sepotong ayam. "Makan itu dan berceritalah. Aku kesini bukan hanya untuk numpang makan. Aku juga mau mendengar ceritamu."

Kamu memeluk Chilla dan mengusap bulu lembutnya. Menghela nafas sejenak sebelum mulai untuk bercerita. "Em.. aku sebenarnya mau tanya. Boo Seojin adik tirimu itu.. sebenarnya bagaimana?"

Hani berhenti mengunyah, ia merotasikan bola matanya malas. "Menyebalkan." Yah, sahabatmu memang to-the-point sekali.

"Dia bermuka dua. Didepan ayahku, ia akan bersikap manis sekali. Dia ingin mengambil ayahku kembali. Ibunya juga, dia mengecualikanku. Masih selalu seperti itu. Padahal, dia bukan anak dari ayahku."

"A-apa?" Kamu menahan Hani untuk melanjutkan ceritanya. Bukankah masalah ini sudah masuk masalah pribadi? Dan apakah kamu boleh tau masalah itu?

"Ya, dia anak dari ibunya dan pria lain. Aku dan ibuku sudah tau, hanya saja ayahku belum. Entah bagaimana reaksinya nanti. Seojin juga orang yang harus mendapatkan segalanya. Dia akan melakukan apapun untuk memenuhi keinginannya. Dia.. cenderung akan merebut apapun yang ingin ia dapatkan."

Kalimat terakhir Hani membuat pikiranmu terarah pada Chen. Karena, kamu pernah mendapati Seojin terus menatap Chen ketika bersamamu. Bahkan sesekali menyeringai atau berdecak malas. Membuatmu merasa aneh. Kamu hanya mau memastikan apakah Seojin mengejar Chen, atau hanya sebagai fansnya. Kamu tidak mau menuduh, itu bukan perbuatan yang baik. Chen maupun EXO tidak pernah mengajarkan kamu termasuk fans-nya untuk berburuk sangka.

"Oppa,"

"Kenapa? Bukannya kamu sedang bersama temanmu? Nggak apa apa menelponku?"

"Eung, aku hanya ingin."

"Benar? Bukan itu jawaban yang ingin kudengar. Apa ada yang mengganjal dihatimu?"

Bukan, kamu bukannya pacar yang posesif atau bagaimana. Tapi ada perasaan tidak enak yang kamu rasakan, kamu hanya takut kalau terjadi sesuatu pada hubungan kalian berdua. Kamu lebih mengkhawatirkan Chen, dia akan jadi pihak yang paling tersakiti nantinya. Kamu itu kekasihnya, jadi kamu harus mempertahankannya.

"Aku sudah kangen haha. Apa boleh aku sering sering telepon?"

"Kenapa harus tanya?? Datang padaku kapanpun itu. Sini sini, cerita saja. Mumpung Baekhyun sedang tidur jadinya nggak ada yang rusuh."

"Selesaikan dulu schedule-mu, Dear. Aku akan cerita saat kamu pulang nanti."

"Ah wae~?? Jangan membuatku penasaran!"

"Makanya cepat pulang~ Aku menunggumu!"

"Tunggu aku! Sampai jumpa, sayang!"

Kamu tersenyum tipis, sebenarnya kamu mau cerita. Hanya saja takut membebani pikiran Chen nantinya. Heeyoung kembali setelah membeli minuman tepat ketika panggilan kalian selesai. Ia duduk disampingmu dan memberikan sekaleng cola.

"Siapa?" Tanyanya penasaran.

Kamu mengguncangkan ponselmu pelan sambil meneguk minumanmu. "Chen oppa."


"Ck, kamu terlalu rindu dengan mereka sampai sampai over halu seperti ini. Ayo kita nonton perform-nya. Tuangkan saja segala imajinasimu itu kedalam novelmu."

Kamu berdecih pelan. "Padahal aku sudah bilang yang sebenarnya."

Kalian berhenti berdebat saat Heeyoung menyetel perform EXO beberapa waktu lalu. Kalau dilihat dari televisi begini, memang tidak bisa dipercaya. Kalau Chen idola semua orang itu, milikmu. Dan itu bisa beresiko besar kalau kalau kalian salah melangkah. Perasaanmu makin tidak enak ketika memikirkannya.

"Oh ya, aku sudah mengaturkan kencan buta untukmu. Kita double date ya nanti."

"EHH?!!"

____________________________
TBC..

Ya allah, freak banget gila ;)

Hope you like♡
Enjoy and vote please☆
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang