Hold You Tight 🎶

16 5 1
                                    

Kamu terbangun dari tidur karena ada suara gemersik menginterupsi. Kamu mengedarkan pandangan kesekitar kamar. Dan menemukan Chen baru saja keluar kamar mandi dengan bertelanjang dada dalam keadaan tubuhnya yang masih basah. Kamu yang baru bangun tidur diberi pemandangan seperti itu jadi.. ehm, sepertinya kamu harus menguatkan diri.

"Pagi, Dear." Sapa Chen sambil memelukmu.

Mendekapmu dari belakang membuat air dirambutnya menetes dibahu-mu "Oppa.. keringkan rambutmu dulu, aku mau mandi.." Ujarmu sambil tersenyum tipis. Chen menyodorkan handuk kecilnya dan mencondongkan tubuhnya tanda ia ingin kamu yang mengeringkan rambutnya. Kamu meraihnya begitu saja dan mengusak rambutnya pelan.

"Semalam oppa beneran nggak tidur?" Tanyamu disela mengeringkan rambutnya.

"Kan, tadi malam aku sudah bilang kalau kita nggak akan tidur." Balasnya dengan seringai tipis. Otakmu dengan cepat memutar kilasan memori tadi malam.

Blusshh..

"ARGHH!! KESAL! JANGAN DIINGATKAN!"

Kamu memekik kuat sambil melemparkan handuk itu tepat kearah wajah Chen. Kan kamu jadi sangat malu kalau mengingat yang kalian lakukan tadi malam. Bisa bisanya Chen malah tertawa. "Pfft, malu ya sudah-" "Jongdae!!" Sekarang kamu melemparnya dengan bantal. Ingin sekali kamu lahap Chen bulat bulat saat ini.

"Aduh, maaf maaf~ Habisnya kamu lucu." Chen mencubit kedua pipimu. Kemudian mengangkat tubuhmu ala bridal style. Yah.. kamu sedang kesulitan jalan sekarang.

"Lucunya kalau manja minta gendong begini,""

"Ulah siapa ini hah?"

Chen terkekeh pelan kemudian membantumu masuk kedalam kamar mandi. "Aku disini, kalau butuh sesuatu tinggal teriak saja. Hati hati ya." Ucapnya sebelum meninggalkanmu didalam kamar mandi. Chen kembali merebahkan dirinya dan membuka ponselnya. Tersenyum tipis mengingat tentang hal semalam. Setelah ini, bisa dipastikan tidak ada siapapun lagi yang menganggu hubungan kalian berdua.

"Dear.. Aku selesai.."

Chen yang mendengar seruanmu segera membukakan pintu kamar mandi. Ia pelan pelan menuntunmu jalan sampai keatas ranjang. Tenang, kamu sudah berpakaian lengkap karena langsung ganti didalam. Kalian duduk bersandar sembari menonton televisi. Tidak ada yang mau kalian lakukan hari ini. Jadi kalian berencana berdua saja sepanjang hari.

"Ah, Dear.. Kapan Chilla mati?"

"Oh, seminggu setelah aku pulang ke Indonesia. Dengan keadaan aku belum baikan denganmu dan Chilla mati, aku tambah stres waktu itu hehe."

Iya, padahal niatmu kamu mau menghibur diri dengan bermain bersama Chilla. Walau kadang Chilla mengingatkanmu pada Chen dan langsung membuatmu menangis lagi. Atau mungkin itu alasan Chilla pergi? Ia tidak mau melihatmu tambah sedih kalau teringat.

"Oh iya, oppa kan sebelumnya nggak pernah punya peliharaan kan? Kenapa nggak coba adopsi saja?"

"A-adopsi hewan peliharaan?"

Chen terdiam sejenak dan sontak menggeleng. Ia merinding mengingat kejadian dimasa lalu waktu kecil.

"Whoa.."

Chen kecil menatap senang ikan didalam aquarium miliknya. Ia pelan pelan meraih aquarium itu saat menyadari airnya sedikit kotor. "Aku rasa sudah waktunya airmu diganti, Mulgo." Gumamnya sambil memeluk aquarium itu.

"Biasanya eomma yang mengganti airmu.. Tapi aku bisa sendiri! Pertama.. ah ya, buang airnya dulu."

Chen kecil berjalan menuju kamar mandi. Ia dengan pelan pelan membuang air dalam aquarium itu kedalam kloset. Padahal baginya dia sudah hati hati, tapi ikan miliknya ikut terjatuh kedalam sana.

"ANDWAE!!!"

"Jongdae, ada apa??" Mama Kim yang pertama kali bertanya saat menghampiri suara teriakan Chen.

"M-Mulgo hilang didalam kloset.. Waaa.."

Papa Kim dan Jongdeok yang mendengar keributan menghampiri mama Kim yang lebih dulu ada disana. "Kenapa kamu menangis?" Tanya papa Kim dengan penasaran.

"Ikannya masuk kedalam kloset.."

Jongdeok dengan wajah jahilnya ikut menyahut. "Kalau begitu memang sudah mati sih.."

"HWAAA!!!"

"Jongdeok, jangan jahili adikmu begitu.."

"Appa, tapi benar kan? Ikannya pasti mati."

Dan sampai sekarang Chen masih dihantui oleh masa lalunya itu. Bertanggung jawab dengan hewan kecil saja tidak bisa, apalagi kalau anjing atau kucing. Daripada nanti Chen malah tidak bisa mengurusnya.

"Bisa ganti topik lain? Itu membuatku trauma."

"Hehe, iya iya.. Oh, dari dulu aku penasaraan. Apa alasan kamu suka aku?"

Mendengar pertanyaan yang kamu lontarkan, Chen terdiam sejenak. Kamu memiringkan kepalamu karena bingung dan penasaran.

"Alasan? Eum.. nggak tau ya.."

Pak!!

"Aww! Kenapa aku dipukul!?" Pekiknya kaget, bukan kesakitan.

Kamu mendesah kesal, bukannya menjawab Chen malah memberi jawaban yang sama sekali tidak akurat. "Maksudku, bukannya alasan yang begitu malah terlihat tidak tulus? Karena nggak tau alasan apa mencintai seseorang itu.. Ya karena mencintai memang nggak perlu alasan. Jadi kupikir kadang alasan nggak harus selalu bisa digambarkan."

Diam diam kamu membenarkan ucapan Chen. Iya sih, perumpamaannya hanya sesederhana itu tapi benar juga. Chen tersenyum kearahmu dan mendekatkan dirinya. Dia berbisik tepat disamping telingamu.

"Kenapa aku suka kamu? Ya karena kamu, kalau bukan kamu, aku nggak yakin bisa suka sama orang lain. Sederhana saja sih, seperti itu."

Oke, sekarang membuatmu merona adalah hobi baru Chen. Idol bermarga Kim yang notabenya sekarang adalah tunanganmu itu bisa dengan mudah membuatmu melayang tinggi begini. Chen membalikkan pertanyaanmu, sekarang atas dasar apa kamu bisa menyukainya. Atau karena Chen adalah idol makanya kamu menerima Chen? Atau karena Chen biasmu? Itu terlalu simpel sebagai jawaban.

"Apa ya..? Dari awal sebagai fans aku memang sudah menyukaimu. Tapi saat kamu menembakku, aku jadi berpikir, ah apakah ini kesempatan? Apa bisa aku menerimanya? Dan keraguan itu akhirnya kujawab dengan iya. Seseorang seperti oppa ternyata menginginkanku, bagaimana bisa aku mengabaikan dan menolaknya?"

Wajah Chen memerah padam saat kamu mengatakannya panjang lebar. Tidak ada yang lebih mendebarkan bagi Chen selain melihatmu tersenyum hangat dan bicara hal manis seperti ini tentang kalian berdua. Hanya kalian berdua.

"Dear.. makasih sudah menaruh seluruh kepercayaan padaku.."

"Hmm, kamu masih ingat harus pertaruhkan lehermu kan?"

"Lagipula aku sudah mengikat-mu, kamu lupa? Harus aku ingatkan lagi?"

"Diam atau kamu mau aku pukul pakai lightstick punyaku?"

________________________
TBC..

Yang soal peliharaannya Chen itu aku ngarang ya gais (。•̀ᴗ-)✧

btw sorry update pagi soalnya tadi malem ketiduran hiks

Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang