Sorry Not Sorry 🎶

19 5 2
                                    

"Maaf (Y/N).. Maafkan aku!"

Kamu menyentuh kedua bahunya. Menyuruhnya mendongak padamu. "Kamu boleh memukulku.. Kamu boleh memakiku! Maaf.. Harusnya aku nggak marah dan percaya padamu."

"Hani, kamu egois. Kamu harusnya percaya padaku. Aku kira aku akan kehilanganmu.."

Kamu memeluknya, menyalurkan perasaanmu yang selama ini kamu pendam. Rasa takutmu kehilangan seorang sahabat. Setelah kalian meluruskan kesalahpahaman ini, Heeyoung mengajakmu untuk berbicara. Kamu mulai menceritakan semuanya yang terjadi padamu dan Chen. Ini aneh, kamu bercerita seolah kamu merindukannya. Kamu tidak bisa menghilangkan namanya dari pikiranmu.

"(Y/N).. Jelas jelas perempuan itu tujuannya menghancurkanmu dan Chen seperti ini. Bagaimana kalau kamu coba percaya pada Chen?"

"Aku sudah cukup percaya, semuanya sia sia."

Hani cukup mengerti permasalahan sahabatnya. Ini salahnya juga.. yang tanpa sengaja memberitahukan tentang sahabatnya pada perempuan itu. Bahkan hubungan sahabatnya berakhir tanpa ada penjelasan. Tidak ada yang mau saling mendengarkan. Hani dengar Chen pernah nyaris menahanmu saat dibandara, namun sahabatnya itu tetap pergi.

"Bagaimana keadaan Chen saat ini?" Tanya Hani mengembalikan topik. "Berantakan.. kemarin member menelponku dan ia sempat terlihat,"

Gadis berambut coklat tua itu mengangguk-angguk. Nampak berpikir sejenak sebelum kembali berbicara. "Chen kehilanganmu, dia memikirkanmu, bahkan tak peduli dengan dirinya sendiri untuk menyusulmu. Saat dibandara itu, aku yakin dia sedang mencoba mengejar untuk menahanmu. Dan membela-belakan untuk mengatakan segalanya padamu. Tapi kamu.. malah tersenyum dan mengempaskan rambutmu kebelakang, membuatnya tidak bisa melewatimu. Pada akhirnya, dia memintamu untuk menemukan seseorang yang lebih baik darinya. Dia menyerahkan semuanya padamu. Dan kamu tau selama ini dia melindungimu. Kamu yang pergi seperti ini, artinya kamu sudah tidak mencintainya kan?"

Kamu pelan pelan mencerna ucapan panjang Hani. Kamu membenarkannya, dan untuk pertanyaan itu.. entah kenapa kamu sulit menjawabnya. Kamu tinggal berkata 'Iya', tapi lidahmu kelu. Tidak dapat menjawabnya dengan pasti. Perlahan keraguan menggerogotimu. Pikiranmu melayang pada apa yang terjadi akhir akhir ini. Chen yang sering menemui peremuan itu, apakah dia sedang melindungimu? Mencegahnya untuk menimbulkan sesuatu yang lebih buruk?

Haruskah kamu mengubah sudut pandangmu untuk mengerti semuanya?

Kamu menghabiskan harimu bersama Hani. Malam ini, kamu kembali memikirkan semua itu. Kamu menyalakan musik, menyetel lagu baru milik Chen. Sebagai fans, sudah tugasmu untuk mendengarkan lagu lagu milik idolamu. Kamu memejamkan mata, meresapi melodinya. Kedua matamu perlahan berkaca-kaca, lagu itu.. lagu perpisahan. Chen membuatnya ditengah tengah masalah kalian, menuangkan perasaannya yang tak sempat dicurahkan padamu. Tapi kamu.. malah pergi dan mengacuhkannya.

Semua lagunya, memiliki tema perpisahan. Itu lagu untuk perpisahan kalian.

Airmatamu semakin deras mendengar suara lembutnya yang sarat akan rasa sakit. Selama ini kamu hanya mementingkan perasaanmu yang terluka. Tidak tau kala luka milik Chen lebih dalam dibandingmu. Chen menyerah padamu, dia membiarkanmu pergi.

Drrtt..

Kamu membuka matamu yang terpejam lama saat mendengar ponselmu berdering. Itu Chen yang menelponmu. Masih dengan airmatamu, kamu menjawab panggilan itu.

"Dear?"

Apa katanya? 'Dear'? Bahkan setelah kamu mengakhiri dan memutuskan hubungan kalian, Chen masih memanggilmu dengan sebutan 'sayang' dengan suara lembut yang selalu kamu rindukan.

"Jongdae.. Hiks.."

"Dear? Kamu kenapa? Tahan, sayang.. Tenang ya.. Gwenchana?"

Kamu tidak menjawab pertanyaan Chen dan malah semakin terisak. Rasanya semua sakit yang kamu pendam berkumpul dihatimu menjadi satu. Biasanya kamu tidak selemah ini, tapi suara Chen mengalihkan semuanya. Butuh sekitar 1 menit Chen mendengarkan tangismu. Ya, dia menunggu agar tenang dulu sebelum melanjutkan ucapannya. Itu kebiasaannya saat kamu menangis. Menunggumu agar tenang dengan begitu sabar.

"Sudah?"

"Maaf.."

Hanya itu yang bisa kamu katakan setelahnya. Chen yang mengerti arah pembicaraan kamu langsung menjawab.

"Nggak kok, kamu nggak salah, Dear. Aku yang salah disini."

Suaramu terhenyak, tak sampai padanya. Bagaimana bisa Chen yang menyalahkan dirinya disini? Jelas jelas kamu yang salah karena berpikiran dangkal. Kamu bahkan tak memberi kesempatan Chen untuk mengutarakan perasaannya pada saat itu.

"Bukan.. Aku yang salah. Harusnya aku lebih memperhatikanmu. Seharusnya aku nggak main bilang putus padamu.." Kamu menjeda perkataanmu. Menarik nafas dalam dalam menetralisirkan tangisanmu untuk mereda.

"Aku cuma sok kuat, pura pura tegar menghadapi semuanya padahal nggak begitu.. Kenyataannya aku benar benar merindukanmu. Kalau aku tau akhirnya semua ini nggak bisa dikembalikan.. aku nggak akan melepasmu.."

"Dear, aku juga salah. Aku salah karena nggak bisa jaga perasaanmu. Aku salah karena bikin kamu nangis. Aku salah karena nggak bisa menahanmu pergi.."

"... Sepertinya aku harus minta maaf pada manager Tak karena pernah sombong. Aku pernah bilang.. menulis lirik itu mudah bagiku. Karena lirik itu tentangmu, kupikir aku bisa. Tapi nyatanya, karena 'kamu'-lah, liriknya menjadi seberat ini."

Kamu dapat mendengar Chen menghela nafasnya pelan dari sebrang sana. Bayangan Chen yang tengah menelponmu seraya tersenyum tipis dan menahan tangis saat ini lewat begitu saja dalam otakmu. Membuatmu kembali menangis.

"Aku juga kangen, semua tentangmu. Aku hanya sayang denganmu. Aku nggak mungkin merusak kepercayaan yang kamu kasih padaku. Aku sayang sama kamu seperti aku menyayangi keluargaku sendiri, Dear. Aku nggak mungkin berpaling dan meninggalkanmu begitu saja. Aku juga nggak mau kehilanganmu.."
"Jadi untuk kedua kalinya, perasaanku masih sama. Aku memintamu untuk menjadi kekasihku. Kali ini, aku juga tidak memaksa. Aku berharap padamu. Can I be your boyfriend, again?"

Deg..

Kamu mengangguk, seperti jawabanmu pertama kali. Kali ini dengan airmata, kamu mau egois. Kamu tidak mau kehilangan Chen lagi.

"Iya.. Iya! Aku janji akan memperbaiki diri. Untuk percaya sepenuhnya, untuk mempertahankan milikku.. Terimakasih.."

Kembalilah padaku. Aku masih mencintaimu.

_______________________________
TBC..

Ciee yang balikan ciee

Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang