Chenchilla🎶

17 6 0
                                    

Kamu dan Hani duduk bersama diakhir jam kerja seperti biasanya. Kali ini kamu tengah berpikir keras. Apa yang akan kamu berikan untuk ulangtahun Chen? Ini hampir mendekati hari itu tapi kamu belum mendapat pencerahan tentang apa yang akan kamu berikan. Secara.. Chen itu idol dan dia pasti sudah punya semuanya. Kalau sesuatu yang berharga lagi.. kondisi dompetmu rasanya tidak membantu.

"Kamu mau ikut memberi hadiah Chen lewat fandom? Kamu ingat ulangtahunnya kan?" Hani bertanya padamu, kamu langsung mengangguk mantap. "Pertanyaanmu nggak logis. Tentu saja! Pacarku itu bisa marah kalau aku lupa ulangtahunnya."

Mendengar kata pertama pada kalimat terakhirmu membuat Hani menjitak kepalamu. "Astaga, jangan kelebihan halu!" Cercanya padamu.

"Aku sudah jujur! Chen itu pacarku!"

Sekali lagi Hani menggeleng sebelum bangkit dari duduknya. Kamu dengan cepat menahan tangannya untuk tidak pergi. "Kemana? Buru buru ya?" Tanyamu. "Adik tiriku datang, ibu menyuruhku menyambutnya. Aku malas sekali. Sudah dulu ya, semangati aku."

"Hiks.. Main sebentar lagi denganku~"

"Main dengan pacarmu sana~ See ya."

Kamu menopang dagumu dengan malas. Sudah tidak ada teman begini kamu jadi malas melakukan apa apa. Baru saja kamu akan beranjak pergi, namun dering ponsel menahanmu. Itu dari Chen, kamu melirik kesekitar memastikan tidak ada siapapun sebelum mengangat video call itu.

"Yeoboseo, Dear! Sebentar lagi aku akan ke Berlin hehehe!"

"Berlin?! Wah! Aku suka Berlin..!"

"Aku sengaja memamerkannya padamu. Kamu iri kan~?"

"Jahat ih! Awas ya, kalau habis ini aku minta pindah job ke Berlin!"

"Eh, jangan!! Bercanda~ Maaf ya.. Mau ikut? Aku bisa minta izin manager untuk membawamu."

Kamu mengingat ingat jadwalmu sejenak. Sepertinya tidak memungkinkan. Kamu sudah beberapa kali minta izin libur, dan rasanya tidak enak kalau kamu keterusan begitu. Tapi kamu juga sangat menginginkan pergi ke Berlin. Jerman adalah salah satu negara yang juga ingin kamu kunjungi.

"Nggak bisa ya? Ya sudah, aku akan bawakan oleh oleh nanti. Jangan kesepian ya! Aku akan pulang dengan cepat!"

"Hahaha, iya nanti aku tunggu. Oh ya, apa akhir akhir ini ada sesuatu yang ingin oppa makan?"

"Makanan? Tiba tiba begini? Sebenarnya.. aku ingin makan coklat yang banyak. Tapi kata manager nggak boleh."

"Assa! Baiklah, coklat! Aku akan membuatkannya untukmu sebagai hadiah ulangtahun!"

"Hadiah ulangtahun tapi kamu memberitahukan padaku? Baiklah, aku akan menunggunya. Dan tiket yang aku berikan, mari kita pergi dihari itu. Aku akan menunggumu."

Kamu mengangguk semangat. Kemudian berseru saat Chen hampir memutuskan panggilan kalian. "Aku lupa menyerahkan sesuatu milikmu yang tertinggal." Ucapmu sambil membuat gerakan mencari-cari sesuatu.

"Ya? Apa itu?"

"Hatiku!"
Saat mengatakannya, kamu membuat love sign dengan jarimu seraya tersenyum. Tertawa pelan melihat reaksi Chen saat kamu melakukan itu.

"Sejak kapan kamu belajar hal seperti itu?! Itu ilegal! Tunggu saja pembalasanku nanti!"

"Coba saja kalau bisa~ Kututup dulu ya, Dear. Semangat menjalani jadwalmu! Annyeong~"

Kamu tertawa pelan setelah panggilan itu ditutup. Kakimu lantas berdiri dan berjalan meninggalkan gedung. Kamu baru akan kembali melangkah kalau saja tidak merasakan sesuatu berbulu mengitari pergelangan kakimu. "Eh? Kucing?" Kamu bergumam sembari berjongkok untuk mengelus kucing itu. Kedua matamu menatap lamat-lamat kucing berbulu putih dengan semburat silver itu.

"Chinchilla? Astaga, siapa yang berani membuang kucing ini??"

Dengan gemas, kamu mengangkat kucing itu dan membawanya kedalam pelukanmu. Kucing tersebut menyentuh ujung hidungmu dengan sebelah kakinya sembari mengeong, ia nampak menyukaimu.

"Kamu ikut aku pulang saja ya?"

Cklek..

"Dear, aku datang. Ini makanan Chenchilla yang kamu minta."

Iya, Chenchilla. Itu nama kucing yang baru kamu temukan tadi. Sebenarnya Chenchilla kamu ambil dari nama Chen sendiri. Karena kucing itu memiliki bibir yang mirip dengan kekasihmu itu. Tadinya Chen tidak terima dan menolak nama itu. Katanya sangat tidak kreatif. Tapi pada akhirnya kamu berhasil meluluhkan Chen untuk menerimanya.

"Yey~ Gomawo!" Kamu mengambil plastik hitam berisi makanan Chenchilla setelah mengecup singkat bibir kekasihmu.

Setelah ini kamu tidak akan merasa kesepian lagi kalau Chen pergi melakukan jadwalnya.

Begitu Chenchilla selesai makan, kamu membawanya untuk duduk disofa sembari menonton televisi. Kamu reflek mengabaikan Chen dan lebih memilih bermain dengan Chilla. Sementara ekor matamu menangkap Chen sesekali tertawa sambil menatap ponselnya.

"Kamu lihat apa sih?" Tanyamu sambil mencondongkan tubuhmu kearahnya, berusaha melihat ponsel Chen.

Chen lalu menunjukkan sebuah foto dengan senyum diwajahnya. "Masa depanku."

Ah~ Itu fotomu sedang bermain dengan Chilla. Chen diam diam memotretnya saat kamu tidak sadar. Ia lalu merangkul bahumu, berfoto denganmu dan Chilla yang ada dipangkuanmu. Setelahnya tersenyum puas. "Chilla resmi jadi anggota baru kita~ Teman baru! Harus diabadikan!" Serunya dengan semangat.

"Hari ini sedang bahagia ya? Hal sederhana begini membuatmu sangat antusias."

"Ya! Pelatih memuji dance-ku hari ini. Dia bilang vokal-ku juga semakin baik. Itu kemajuan untukku."

Oh ya, kamu lupa walau Chen keras kepala dan pekerja keras, dia mudah bersyukur dengan hal hal kecil. Sepertinya kamu harus mencontoh pribadinya yang satu itu. Kamu lalu bersandar pada pundaknya, saling melempar senyum.

"Congrats for you, Jongdae. Welcome to Chenchilla in our home."

__________________________
TBC..

Udah kek pasutri bawa momongan ae ;)

Hope you like♡
Enjoy and vote please☆
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang