Love Words 🎶

18 5 0
                                    

"(Y/N), bangun sudah pagi. Kebiasaan ih!"

Kamu merasakan kedua matamu berat untuk terbuka. Kamu mulai mendudukkan diri setelah kakakmu keluar kamar. Mencoba mengumpulkan kesadaranmu. Sebelum beranjak dari tempat tidur, kamu menyempatkan mengecek ponselmu. Kamu mengecek riwayat chatmu dengan Chen dibuat bingung karena tak ada satupun pesan setelah 5 hari yang lalu. Kemudian hanya ada sisa sisa chat dari member EXO yang belum kamu baca. Dan riwayat telponmu, hanya ada beberapa orang dan member EXO.

Tunggu dulu, tadi malam kamu sudah baikan dengan Chen kan? Ini nyawamu saja yang belum terkumpul jadinya salah lihat begini kan?

Kamu kembali memutar otakmu untuk berpikir tentang apa yang kamu alami. Tadi malam, kamu tertidur dengan lagu Chen yang terus mengalun. Jangan bilang.. jadi kamu hanya bermimpi bermaafan dengan Chen? Serindu itukah kamu sampai sampai mengutarakan isi hatimu lewat mimpi?

Tanganmu bergerak diatas layar ponselmu untuk membuka Instagram. Kamu menemukan foto foto Chen saat schedule-nya. Melihat fotonya seperti itu, kamu jadi ingin memeluknya dan mengucapkan beribu maaf. Kamu memang serindu itu. Kamu hanya ingin minta maaf padanya, walau akhirnya kalian tak bersama lagi, itu tidak apa apa. Kamu hanya mau meringankan perasaan kalian, setidaknya kalian sudah lebih baik kalau berbaikan. Kamu tidak masalah kalau kembali keposisi fans yang mengidolakan kesayangannya. Karena pada dasarnya kamu memang begitu, seorang fans yang beruntung.

Kamu berjalan menuju sebuah cafe. Moodmu sedang berantakan ditambah kamu menyempatkan mendengarkan lagu lagu mellow dari kekasihmu-- bukan, maksudmu Chen. Kamu terbiasa mendengarkan lagu saat sedih, biasanya gelisahmu akan berkurang, namun kali ini itu tak berpengaruh. Itu malah membuatmu bertambah rindu pada lelaki itu.
Kamu terdiam sejenak saat menyadari bahwa cafe ini adalah tempat pertama kali kamu dan Chen bertemu. Sepertinya kamu mulai gila karena tanpa sadar berjalan kesini. Kamu tidak ingin mengingat momen manis yang sekarang jadi menyakitkan itu. Karena itu tidak bisa diulang kembali. Seandainya saja, kamu ingin menyimpannya dalam hatimu.

Pluk..

Langkahmu berhenti ketika sesuatu terjatuh tak jauh darimu. Kamu berjalan mendekatinya, mengambil benda itu. Sebuah pasport, mungkin milik lelaki yang berjalan didepanmu.

Sejenak kamu merasa dejavu.

Tapi kamu segera mengabaikan pikiran itu dan berlari kecil mengejar lelaki didepanmu. Kamu menepuk punggungnya dan membuat sosok itu berbalik. Wajahnya yang tertutupi masker dan topi, terlihat jelas dalam pengelihatanmu.

Kamu terpaku, lidahmu kelu.

Lamunanmu terbuyar saat sosok itu menarikmu mendekat kearahnya. Sebuah mobil melaju cepat, ia menarikmu untuk menjauh dari sana.

"Gwenchana? Kamu masih saja ceroboh seperti pertama kali. Ah-- aku juga, terimakasih mengambilkan ini."

Lelaki itu mengambil passport dari tanganmu. Mengabaikanmu yang masih terdiam tak percaya. Itu Chen, Chen ada disini. Ia melepas maskernya kemudian menatapmu. Kamu bisa melihat, dia memang sudah tidak berantakan, namun sorot kesepian dan kesedihan tertera jelas disana. Detik itu juga, kamu mulai menangis. Tubuhmu bergetar, namun Chen lebih cepat memeluk dan menenangkanmu.

"Oh, Jongdae.. M-maaf.. Maaf.."

"Dear,"

"Aku minta maaf.. Harusnya aku tau kalau kamu sedang melindungiku.. Mempertahankan hubungan kita, tapi aku malah.. meragukanmu. Nyatanya aku memang selemah itu. Aku nggak baik baik saja.."

Didalam hati, Chen sebenarnya juga merasa bersalah karena dia telah membuatmu sakit hati dan menangis karenanya. Padahal dia berjanji untuk membuatmu bahagia.

"Ini juga salahku. Aku harusnya bisa lebih mengertimu dan harusnya bisa menjaga hatiku. Aku nggak bisa menepati janjiku. Aku minta maaf."

Kamu tidak peduli ini sedang didepan cafe dan memungkinkan seseorang melihat kalian. Dipelukan Chen kamu sudah menangis dan lelaki itu mengusap punggungmu agar lebih tenang. Kamu lupa kapan terakhir kali menumpahkan emosimu seperti ini.

"Tau nggak? Tadi malam aku mimpi baikan denganmu. Aku langsung mengecek ponsel tapi ternyata nggak ada apa apa disana. Rasanya, aku nggak rela kalau itu hanya sebatas mimpi. Aku langsung ambil penerbangan kesini. Untuk mengejarmu, seperti kemarin."

Kamu melonggarkan pelukan kalian. Menatap kedua mata Chen dengan manikmu yang berkaca kaca. Chen juga memimpikan hal yang sama? Jadi dialam bawah sadar kalian mengutarakan isi hati kalian yang sebenarnya. Kamu memang tidak baik baik saja tanpa Chen. Lelaki itu terus menatapmu tanpa mengatakan apapun, ia hanya tersenyum tulus.

"Untuk beberapa alasan mengatakan maaf nggak semudah itu. Akan sia sia bagi kita untuk mengakhiri ini disini." Chen menjeda ucapannya. Tangannya mengusap airmatamu, tangan yang lainnya memilih menggenggam tanganmu. "Akan kubuang harga diriku yang kecil dan tidak dewasa. Malam yang panjang mencairkan kebencian yang kita miliki. Aku sudah mengatakan isi hatiku malam tadi, sesaat sebelum aku menghampirimu. Jangan melangkah terlalu jauh, karena aku disini. Selalu, aku mencintaimu."

Seolah mengerti apa yang akan dikatakan dan apa yang Chen maksud, kamu mengangguk sambil terus menangis. Detik berikutnya ia kembali menarikmu kedalam pelukannya. Hangat, ternyata hanya ini yang kamu butuhkan. Kamu tidak pernah selarut ini dengan masalah percintaan, namun kali ini kamu tak dapat membendung perasaanmu. Butuh beberapa waktu kalian saling menenangkan diri. Kamu melepaskan pelukan itu dan menatap wajahnya.

"Tentang hal ini, aku masih nggak akan memberitahu siapa siapa. Jadi, oppa jangan khawatir."

Kamu tersenyum kearahnya sambil meletakkan telunjuk didepan bibirmu. Chen kembali terperangah -itu yang kamu katakan dipertemuan pertama kalian- kemudian ia membalas senyummu.

"Rasanya seperti ngulang dari awal ya? Haha.."

Kamu akan meraih tangan Chen dan setuju untuk pergi kemanapun. Ketempat terjauh yang bisa kalian jangkau. Maka kamu tak harus kehilangannya.

________________________________
TBC..

Kalo yang ini beneran, balikan beneran nih. Kalo nggak ya FF ini tamat :p

Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang