🎼Avowal

19 5 0
                                    

"Jongdae!!"

Yang dipanggil langsung menoleh seraya menutup botol air mineral nya dengan memasang wajah bertanya tanya. "Syukurlah disini!" Chanyeol berlari dan mendekat kearahnya. Haruskah dia sampai berlari lari hanya untuk mencari Chen yang jelas jelas ada diruang latihan?

"(Y/N)! Dia dibawa kerumah sakit!!"

Deg!

Mendengar namamu, Chen langsung bangkit dan menyambar jaket, topi, serta maskernya. Setelah berpamitan pada Suho selaku leader ia langsung tancap gas menyusulmu. Kakinya berlari cepat dilorong mencari keberadaanmu. Tidak peduli kalau dia jadi pusat perhatian beberapa orang.

"Oh, tuan Kim?"

"Ah, dimana istri saya?"

"Dia sedang diperiksa dokter.."

"Terimakasih!"

Setelah diberitahu untuk tidak berlarian-pun Chen masih tidak peduli. Omong-omong, dokter yang menemani-mu selama program itu kenalan keluarga Chen, jadi kalian tidak perlu khawatir soal privasi. Lelaki itu langsung membuka pintu ruangan dokter dan sedikit membantingnya. Sedikit bernafas lega saat melihat punggungmu nampak baik baik saja.

"Jongdae, kenapa kesini? Bukannya ada latihan?"

"Kamu kenapa? Chanyeol bilang kamu gawat.. masuk rumah sakit."

"Hah? Aku cuma check-up! Apaan sih Chan oppa? Kena tipu kamu!"

Chen berdecak kuat seraya mengepalkan tangannya. Ia cepat cepat mendial sebuah nomer diponselnya dengan kesal. Astaga, dia merasa terbodohi dengan tingkah Chanyeol yang menipunya. Sedangkan Chanyeol beserta member tertawa hebat melihat kecemasan Chen.

"Gila, Kim Jongdae.. langsung disusul tanpa tanya. Suami siaga HAHAHAHA!!" Ujar Baekhyun seraya tertawa tanpa henti.

Bahkan Sehun dan Kai sampai tergeletak lemas dilantai karena terlalu banyak tertawa. Suho mati matian agar tawanya tidak terlalu keras. Dan Chanyeol nyaris menjatuhkan ponselnya saking puasnya tertawa. Awas saja, setelah ini Chen akan membalas mereka satu persatu.

"Agh! Bikin malu!!"

Kamu tertawa gemas mengingat betapa paniknya Chen tadi. "Aku kaget tiba tiba kamu muncul begitu, lari-lari pula. Untungnya perawat sama dokter disini baik-baik." Ucapmu sembari tertawa geli setelah kalian selesai check-up dan tengah berjalan dilorong saat ini.

Kamu tidak habis pikir kenapa Chanyeol bisa sejahil itu. Chen langsung jadi bahan pembicaraan di-grup chat EXO. Kamu tersenyum lebar, persahabatan sembilan lelaki itu benar-benar tidak bisa ditebak. Selalu tidak akur, tapi selalu dekat seperti keluarga. Jika saat berkumpul, pasti akan berbicara tentang membernya. Sering bertengkar, namun kalau tidak formasi lengkap mereka tidak suka. Lucu sekali, pantas saja hubungan persahabatan mereka langgeng.

Sejenak terbesit kekhawatiran dalam dirimu. "Daripada itu.. setelah ini kita bakal mengaku sama orangtuamu kan..?"

"Eum.. ya, jangan takut. Kamu nggak bakal disalahkan."

"Bukan aku, tapi pasti kamu kan?"

Plak!!

Tamparan keras mendarat dipipi Chen. Lelaki itu sudah siap untuk dicaci maki ataupun dipukuli karena kesalahannya. Tidak apa apa, ini baru keluarganya, dia masih harus menghadapi keluargamu nanti.

"Tamparan itu untuk Kim Jongdae yang brengsek,"

Kamu bergetar pelan dipelukan mama Kim saat papa Kim mulai mendekati Chen. Akankah Chen dipukul lagi? Kamu tidak bisa kalau hanya diam melihat begini.

"Dan ini,"

Chen memejamkan matanya erat menunggu pukulan selanjutnya. Namun yang ia rasakan hanyalah sebuah pelukan dan usapan diatas kepalanya. "Untuk Kim Jongdae yang mengakui dan bertanggung jawab. Appa nggak membenarkan tingkahmu. Apalagi kamu itu artis. Tapi setidaknya, dari awal kalian sudah saling percaya. Dan.. kalian juga sudah menikah sekarang."

Papa Kim tersenyum lembut pada anak bungsunya, beliau giliran mendekat kearahmu. Apa ini giliranmu untuk dipukul? Tapi lagi lagi kamu salah, papa Kim malah memeluk dan mengusap punggungmu layaknya anak perempuan kesayangannya.

"Jangan sedih ya, maafkan perbuatan Jongdae. Sekarang kalian sudah bahagia, jangan terlalu khawatir. Appa nggak mau cucu-ku kenapa-napa."

"Iya.. Terimakasih, appa. Maaf mengecewakan kalian.."

"Sayang, jangan bicara begitu!" Mama Kim giliran memelukmu. Beliau menarik Chen untuk ikut dipeluknya. "Kalian anak-anak mama yang berharga! Berbahagialah ya!"

Kamu dan Chen sudah selesai disini. Setelah memberi kabar detail kehamilanmu dan pengakuan kalian berdua. Kamu dan Chen masuk kedalam mobil untuk segera pulang. Kamu langsung menoleh padanya dan serta merta menangis.

"Bagaimana ini.. pasti sakit sekali ya.." Bisikmu sambil mengusap pipi Chen yang memerah dengan menahan tangis.

Lelaki itu meraih tanganmu dan mengecupnya lembut. Lalu mengusap airmatamu dan mencium bibirmu sekilas. "Bukannya setelah ini kita harus beritahu orangtuamu juga?"

"J-jangan! Jangan ayahku! Komohon oppa, biarkan keluargamu saja yang tau!!"

Keluargamu tidak ada yang memiliki kasus seperti ini. Kamu akan sangat mengkhawatirkan bagaimana kemarahan ayahmu saat tau yang sebenarnya. Kamu tidak bisa membiarkan Chen terluka lagi. Lebih baik kalian menyimpannya berdua. Chen hanya mengangguk paham lalu memelukmu. Dibanding pipinya yang perih, dia lebih mengkhawatirkan mu yang menangis seperti ini.

"Maaf.. aku benar benar minta maaf jadi seperti ini.."

"Kamu nggak salah apa-apa. Kita sudah melewatinya bersama  sama, ini baik baik saja."

Chen memelukmu dengan erat. Bagimu satu satunya tempat yang paling menenangkan adalah dalam pelukan Chen. Dia seperti mengeluarkan aura positif yang membuat siapapun nyaman. Chen yang sempurna, tidak memiliki dendam, orang paling baik dibanding semua orang baik didunia. Pengakuan seperti ini dia lakukan untukmu. Bahkan dia tidak khawatir dengan dirinya sendiri. Dia yang paling baik, hanya untukmu.

"Glad to have you, Jongdae.."

_________________________
TBC..

Tebak tebak aja ya pengakuan tentang apa :)
well di Korea hal itu memang nggak tabu, cuma disini dibuat aja masalah karena Chen juga idol terkenal dan bisa bisanya lalai gitu, yah gitu aja

Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang