Swan 🎶

11 5 0
                                    

"Oh? Kamu memintaku ikut pesta perusahaan temannya papa Kim?"

Chen mengangguk tipis tanpa mengalihkan pandangannya pada jalanan didepannya. "Eung eung, kamu bisa?" Ia bertanya sekali lagi.

"Aku nggak masalah sih.. Menurutmu pakaian apa yang harus aku pakai?"

"Eum.. Mungkin sesuatu yang simpel?"

"Begitu? Warna apa yang cocok dengan sesuatu yang simpel?"

Chen menyadarkan kepalanya pada kemudi mobil. Menggeleng tanda dia tidak bisa berpikir. "Nggak tau.. Kan yang pakai kamu, gimana kalau pilihanku nanti jelek." Gumamnya frustasi. Salahmu juga bertanya seperti ini, kamu hanya takut pakaianmu tidak pas dan mempermalukan keluarga Kim nanti.

"Ah- baiklah baiklah. Kalau begitu nggak usah dipikirkan. Menepi sedikit, sebentar lagi lampu merah."

"Sebenarnya ada yang ingin aku realisasikan untuk kamu pakai.. B-bagaimana dengan dress yang ada disana?"

Kamu menoleh mengikuti arah telunjuk Chen yang berhenti didepan sebuah butik yang memamerkan salah satu dress. Bahkan lelaki itu nampak malu malu memberitahunya.

"Astaga, kamu lucu sekali. Iya, akan kupakai yang seperti itu nanti."

"Aku akan menjemputmu nanti."

"Geure, semangat Dear! Aku sayang kamu!"

"Pfft! Iya, sayangkuu!"

Setelah turun dari mobil Chen, kamu segera melangkah masuk kedalam gedung. Meletakkan tasmu dimeja kerja dan pergi kecafetaria. Kamu dan Hani janjian untuk berangkat lebih awal dan bersantai dulu dicafetaria. Saat kuliah dulu, kalian juga sering seperti ini haha.

"Kenapa?" Hani bertanya saat melihatmu menghela nafas pelan. "Jongdae mengajakku datang kepesta teman papa-nya. Dia memintaku memakai dress, tapi aku nggak tau apakah itu cocok kalau kupakai."

Kamu mencoba menjelaskan dress yang dimaksud Chen agar Hani lebih mengerti. Takut kalau kalau kamu malah mempermalukan keluarga Kim didepan para angsa disana. Kadang kadang kamu merasa insecure seperti ini padahal Chen sudah sering berbicara agar tidak mengkhawatirkan itu. Hani sebagai sahabat laknat-mu —yang sering kali ingin kamu tukarkan dengan tiket konser— itu tersenyum tipis.

"Kapan acaranya?"

"Eh? Tanggal 12.. kenapa memangnya?"

"Hari itu aku akan kerumahmu. Akan kubuat itik ini menjadi angsa."

Sambil menunggu Heni datang, kamu mempersiapkan gaun yang akan kamu pakai. Katanya Chen akan menjemputmu sekitar satu jam lagi. Santai saja, Chen tidak khawatir karena Hani yang akan melihatnya. Toh Hani sudah memaklumi karena kamu berpacaran dengan Chen.

Cklek..

"Anak gila, ketuk pintu dulu kenapa sih."

"Lama, bawaanku berat."

Heeyoung langsung menyuruhmu untuk duduk didepannya. Ia mulai mengeluarkan alat alat make-up yang akan digunakannya untuk mendadanimu.

"Tadi sudah pakai masker kan?"

"Sudah, 15 menit-an."

Kamu melirik tas Heeyoung yang berisi alat make-up itu. Setaumu Hani tidak pernah tertarik dengan makeup artist seperti ini.

"Ini aku bisa mempercayaimu nggak? Kamu kan jarang makeup." Celetukmu asal.

"Sialan, sebagai pelukis makeup juga hampir mirip."

"Memangnya ada ya teori seperti itu?"

Selagi menunggu Heeyoung mendadanimu, kamu bercerita bagaimana awal kamu dan Chen bisa bertemu. Saat jadian dan beberapa masalah kalian. Ia tak menyangka Chen akan menoleh untukmu. Kamu sendiri juga tidak percaya Chen bisa suka denganmu.

"Ohho, selesai!"

"Sudah? Berikan aku cermin~"

"Tunggu tunggu! Rambutmu juga harus dirapikan. Inikan salon Special Hani!"

Karena rambutmu memang sudah lurus, Hani nampaknya tidak begitu kesulitan. Padahal kamu ingin sekali rambut yang sedikit bergelombang. Tapi orang orang malah iri dengan rambut lurusmu, membingungkan. Hani juga membantumu memakai dress yang kamu pilih.

"Wah, kamu cantik! Kalau yang begini sih, sudah cocok tampil di MCount

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah, kamu cantik! Kalau yang begini sih, sudah cocok tampil di MCount."

Tok..tok..

"Dear?"

Kamu menoleh kearah Heeyoung dan sahabatmu itu mengangguk meyakinkan saat terdengar suara Chen dari luar kamarmu. Selesai memberesi alat alatnya Heeyoung yang lebih dulu keluar dari kamarmu.

"Annyeong, oppa."

"Oh, hai Hani! (Y/N) didalam?"

"Iya, itu sebentar lagi dia keluar."

Chen menatapmu dengan lekat saat kamu mulai berjalan keluar dari kamar. Kalian sama sama terpukau dengan style masing masing. Padahal Chen hanya memakai jas seperti biasa, tapi pesonanya terlalu kuat untukmu.

"Cantiknya,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cantiknya,"

Satu pujian yang terlontar itu membuatmu malu sampai akar akarnya. Kenapa hawanya seperti mempelai lelaki yang menunggu mempelai perempuan agar bisa jalan bersama untuk melangsungkan pernikahan?

"Mana dasimu?"

"Ini, pakaikan untukku. Kamu bisa nggak?"

"Ini ejekan ya?"

Kamu meraih dasi itu dengan tangan gemetar. Rasanya kamu mau nangis saja saking malunya karena Chen terus memperhatikanmu. Ini seperti seorang istri yang memakaikan suaminya dasi sebelum berangkat kerja. Duh, kenapa imajinasimu mengarah kesana sih?

"Dasar dua lovebird ini. Aku jadi merasa obat nyamuk. Aku pergi ya~"

"Hani! Aku sayang kamu!!" Seru mu sambil melambaikan tangan.

"Nikmati pesta kalian!"

Chen terkekeh saat Hani keluar dari rumahmu. Matanya yang berkilau mengikatmu agar tak berpaling darinya. "Ayo pergi sekarang." Kamu meraih tangannya kemudian setuju untuk pergi.

_________________________
TBC..

Gaje nggak? Maapin aku :(

Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang