Need You🎶

16 8 0
                                    

Pagi pagi sekali kamu sudah bersiap siap untuk pergi. Hari ini akan diadakan seminar, jadi kamu tidak boleh terlambat semenit-pun. Kamu juga harus menyelesaikan deadline sebelum acara dimulai. Ini juga akan jadi hari yang berat karena kamu pertama kali melakukan seminar seperti ini. Akan ada acara fansign dengan seorang penulis, jadi hari ini akan sibuk. Kamu bahkan tak sempat membalas pesan Chen semalam.

"Yeoboseo, oppa. Maaf, aku akan sibuk setelah ini."

"Sepagi ini?"

"Ya, mungkin akan larut. Hari ini ada jadwal?"

"Kami ada fansign setengah delapan malam nanti. Mau aku jemput?"

"Terserah kamu saja. Aku harus pergi sekarang."

Setelah kamu memutuskan panggilan itu, kamu langsung melesat pergi menuju gedung. Disana sudah banyak rekan rekanmu yang menyibukkan diri dengan lembaran kertas dihadapan mereka. "Nona (Y/N), tidak lupa deadline jam 9 dan seminar setelah ini kan?" Tanya Ibu Cho sekaligus mengingatkanmu. Kamu mengangguk cepat dan segera duduk ditempatmu. Mungkin hari ini akan benar benar melelahkan untukmu. Kamu butuh Chen disaat saat lelah seperti ini.

"We Are One, EXO! Gamsahamnida~"

Member melambaikan tangan sebelum turun kebelakang panggung. Mereka istirahat sejenak diruang tunggu sembari menunggu manager untuk membawa mereka pulang. Ruang tunggu itu menjadi ricuh karena kehebohan delapan orang disana.

"Kenapa dia nggak kasih kabar dari pagi ya?" Chen bergumam pelan saat mengecek ponselnya.

Dahi mulusnya mengernyit saat benar benar tidak ada pesan dari kekasihnya itu. Biasanya kamu akan memberikan pesan walau sekedar kata kata dukungan untuknya yang melakukan konser hari ini. Atau pura-pura merengek meminta menonton konser. Tapi sedari tadi pagi tidak ada satupun.

Drrtt..

"Ah! Yeoboseo, Dear!"

"Oppa.."

"Ya? Suaramu lemas, kamu kelelahan?"

Chen menyimak apa yang kamu katakan setelah ia bertanya. Senyumnya pelan pelan memudar diganti dengan raut bingung serta sedikit cemas. Beberapa member yang melihat itu mendadak terdiam. Detik berikutnya Chen bangkit setelah memutuskan panggilan itu.

"Manager hyung!" Teriaknya hingga yang dipanggil menoleh. "Ah, bukan bukan. Hyung, boleh kupinjam mobilmu?"

"Eh? Untuk apa? Kamu mau pulang sendiri?" Suho bertanya tapi pada akhirnya tetap memberikan kunci mobilnya pada Chen.

Chen mengangguk singkat lalu memakai jaket, masker, dan topi miliknya sebelum berancang-ancang pergi dari sana. "Aku harus menemui (Y/N). Dia dikantor polisi."

Mendengar namamu disebut, sontak semua member tersentak. Kamu itu adik kesayangan mereka, bahkan managernim menganggapmu sebagai ponakannya. Jadi apapun yang terjadi padamu, mereka pasti ikut khawatir.

"Jongdae, hati hati!" Baekhyun berteriak mengiringi langkah Chen yang menjauh.

Lelaki itu mengemudikan mobil dengan cepat. Menembus jalanan kota Seoul dimalam hari. Dirinya mengedarkan pandangan kesekitar sebelum mengeratkan masker dan topinya lalu berlari masuk kedalam kantor. Chen melihatmu tengah menunduk dan disampingmu ada seorang pria setengah baya nampak bertukar argumen dengan polisi wanita dihadapanmu.

"Angkat kepalamu. Kamu nggak bersalah, jadi nggak perlu menunduk."

Kamu langsung mendongak mendapati Chen sudah berada dihadapanmu. Tanganmu pelan pelan menggenggam sisi jaket Chen. Dia tau kamu sedang tidak nyaman sekarang. Tentu saja, seumur umur ini pertama kali kamu masuk kekantor polisi. Dan ini Korea, bukan dinegaramu. Kamu tau bagaimana sarkasnya orang-orang Korea.

"Maaf, apa yang terjadi padanya?" Tanya Chen sambil mengelus pundakmu. Polisi wanita yang ada dihadapanmu mulai menjelaskan sebelum pria disampingmu memotongnya.

"Aku hanya memberinya semangat. Tapi dia malah berontak dan memelintir tanganku! Kalau aku patah tulang bagaimana?!"

"Berikan rekaman CCTV padaku," Chen berkata dengan tenang. Sedangkan pria itu terdiam sejenak. "Bagaimana bisa melihat siapa yang salah tanpa bukti yang kuat? Panggil manager minimarketmu, suruh dia bawa rekaman CCTV-nya."

Sempat ada perdebatan beberapa saat, sampai akhirnya pria itu mengalah dan memanggil managernya untuk datang. Chen langsung membuka rekaman CCTV itu dan memberikannya pada polisi wanita didepan kalian. Disana menampakkan pria yang bekerja sebagai kasir itu pelan pelan memegang tanganmu dan mulai melakukan hal aneh padamu. Kamu yang untungnya sempat diajari Baekhyun sedikit bela diri memelintir tangannya sebagai bentuk pembelaan diri. Pria itu akhirnya terdiam, tak seberani berbicara seperti tadi.

"A-aku hanya menganggapnya sebagai anak perempuanku! Aku memberinya semangat dan tiba-tiba dia--"

"Itu pelecehan. Anda mencoba memanfaatkan kelengahannya."

"Kau! Aku tidak--"

"Setelah adanya bukti ini, Anda masih menyangkal?"

Kamu sontak menoleh mendengar suara Chen lebih dalam seperti biasanya. Kamu dapat melihat rahangnya mengeras, seperti menahan sesuatu meledak dalam dirinya. Pria setengah baya itu lalu pelan pelan berlutut padamu, meminta maaf dan mengatakan ini hanya salah paham.

Chen kembali menatap manager pemilik minimarket itu dengan tatapan tajam. "Bagaimana bisa anda memperkerjakan seseorang seperti ini?"

"S-saya minta maaf, saya berjanji hal ini--"

"Tidak perlu, ini sudah selesai. Sekarang, kita pulang." Ia menggenggam tanganmu untuk mengajakmu berdiri.

Sebelum melangkah, Chen melepas jaketnya dan memakaikannya padamu. Setelah itu merangkul dirimu dan berjalan keluar dari sana. Tidak ada pembicaraan selama perjalan ke-apartement. Begitu sampai, Chen menyuruhmu duduk dipinggir ranjang sedangkan dia membawakanmu kotak P3K.

Helaan nafas meluncur dari bibir kucingnya. "Aku tadi khawatir. Kamu nggak kasih kabar seharian ini, dan tiba tiba ada dikantor polisi. Padahal aku belum mengajakmu keliling Korea, kamu sudah duluan sampai sana. Hari ini berat ya?"

Samar samar kamu mengangguk. Sedikit merona saat Chen ternyata memperhatikanmu. Dia bahkan sadar kalau tumitmu terluka. Dan dia dengan sabar menemanimu menjelaskan apa yang terjadi tadi.

"Hati hati, Korea juga banyak orang seperti itu." Pesannya padamu seraya mencubit pelan pipimu.

Chen memilih menginap disini, setelah bersiap untuk tidur kalian berbaring diatas ranjang bersama. Chen akan menemanimu sampai terlelap katanya.

"Aku nggak menyangka tadi oppa akan datang. Kupikir oppa masih sibuk dan akhirnya menyuruh managernim menemuiku."

"Bagaimana bisa aku nggak datang? Padahal itu kamu. Kamu membutuhkanku."

Diam diam kamu tersenyum, perkataan Chen selalu bisa membuatmu merasa aman. "Aku mau lihat first snow denganmu.."

"Ya, kita akan lihat sama sama. Sekarang tidur ya? Aku disini."

"Jangan pergi,"

"Tidak akan."

____________________________
TBC..

Kurang baper ga sih? Iya kan, maklumin ajalah. Aku belom pernah ngerasain ke-uwu-nan jadinya ngga bisa bikin yang baper baper amat ;)

Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang