She🎶

20 7 0
                                    

Kemarin member EXO berbondong bondong mengunjungi apartement-mu dengan alasan merayakan anniversary EXO-L. Kamu tentu terkejut dengan kedatangan idolamu -yang selalu saja heboh- dengan beberapa makanan serta barang barang yang mereka bawa. Lay bahkan melakukan video call denganmu. Kamu juga sempat berduet gitar dengan Chanyeol. Membuat ekspresi kagum dari member karena baru mengetahui kamu pandai bermain gitar.

Mereka memang tidak memberimu hadiah, namun mereka memberimu momen hangat malam itu.

~You could be my only star
You could be the moonlight
Idaero uri yeongwonhaja Forever

Forever~

Kamu menoleh kearah ponselmu yang menampilkan nama kekasihmu. Sebuah panggilan video, tanpa basa basi kamu langsung mengangkatnya.

"Oppa, annyeong!"

"Annyeong, Dear~ Bagaimana pekerjaanmu hari ini?"

"Aku pulang lebih awal karena pekerjaannya sedikit. Bagaimana latihan kalian?"

"Kami hampir selesai. Mihawk hyung membiarkan kami istirahat sampai pulang."

"Baguslah, istirahat yang cukup. Aku tau kalian senang bisa menyapa EXO-L di Macau, tapi jangan memaksakan diri."

Chen mengangguk dan tersenyum kearahmu. Sedangkan kamu mencoba menenangkan jantungmu yang berdebar cukup kencang. Lelaki itu mengarahkan ponselnya ke-angle atas dengan rambutnya yang berantakan dan sedikit berkeringat. Pemandangan seperti itu kan membuatmu— ugh, kamu akan menjadikannya wallpaper ponselmu nanti.

"Oh ya, oppa.. Aku boleh kesana nggak? Gitarnya Chanyeol oppa ketinggalan disini. Aku bawakan kesana ya?"

"Mau aku jemput?"

"Nggak usah, setelah itu aku pulang lagi. Tunggu ya, tolong kasih tau Chanyeol oppa."

"Eung, hati hati, Dear."

Panggilan kalian diakhiri sepihak dan kamu langsung mengambil jaket hoodie milikmu lalu segera menuju gedung SM. Tenang, beberapa staff sudah mengenalmu jadi kamu cukup mudah untuk masuk kesana. Tak butuh waktu lama, kamu membawa gitar Chanyeol menyusuri lorong practice room.

"Wah— gadis yang dekat dengan Chen Chen oppa-ku."

Kamu menengok dan mendapati Chuhan -gadis yang kemarin- berjalan kearahmu. Sial, padahal kamu tinggal beberapa langkah lagi sampai di-practice room member. Mau tak mau kamu harus meladeninya, supaya cepat selesai saja lah.

"Kamu mau kemana? Kamu nggak ada urusan apa apa dengan agensi kan? Kenapa kesini? Kamu mau menemui Chen Chen oppa ya?"

"Aku mau menggembalikan gitarnya Chanyeol. Bukannya kamu juga nggak ada urusan dengan agensi ini?"

Chuhan mendengus kesal mendengar balasanmu. Ia lantas menatapmu dari atas hingga kebawah. "EXO itu nggak suka didekati yeoja tidak jelas sepertimu. Menjauhlah sedikit." Ucapnya sarkas, dan itu sedikit membuatmu merasa sakit. Sedangkan Chuhan yang melihatmu terdiam malah mengeluarkan senyum kemenangan.

"Setidaknya.. aku cukup percaya kalau aku punya sifat yang baik."

"Hei, Korea di-abad sekarang yang terpenting adalah wajah~ Toh aku punya koneksi lebih besar pada mereka. Aku masih punya bakat dan pernah jadi trainee loh?"

Iya, apalah kamu yang hanya bisa menulis. Bahkan kamu belum menerbitkan hingga 3 buku. Kalau sainganmu Chuhan, rasanya kamu memang tidak akan menang.

"Kalau soal itu pun.. nggak usah dikatakan aku juga sudah tau.."

Kamu menunduk lalu menyerahkan gitar Chanyeol pada Chuhan. Adu pembicaraan dengan seorang mantan trainee mendadak membuatmu minder. "Kembalikan ini padanya." Ujarmu singkat lalu pergi dari sana. Chuhan menyeringai tipis, kamu tidak seteguh yang dia kira. Dengan wajah penuh senyum kemenangan ia membuka pintu practice room dan dengan santai masuk kesana.

"Apa kabar oppa~? Kalian berlatih sangat keras ya~ Oppa-ku memang hebat!"

"Chuhan?"

Member EXO yang tengah bercengkrama serentak terdiam atas kedatangan Chuhan. Suasana canggung perlahan mnyelimuti mereka. Bahkan Sehun yang tengah tersenyum jahil sembari menggigit lengan Baekhyun langsung memasang wajah datar. "Ada apa?" Suho yang pertama kali bertanya. "Ada perempuan yang menyuruhku mengembalikan ini pada Chanyeol oppa. Dia langsung pergi begitu saja." Jawab Chuhan sambil menyerahkan gitar pada sang pemilik.

"Siapa?" Tanya Chanyeol yang sebenarnya sudah tau, ia hanya ingin memastikan.

"Yang kemarin pulang bersama Chen Chen oppa, sepupunya Bee oppa."

Chen yang mengerti siapa yang dimaksud mengernyitkan dahinya. Biasanya kamu akan mampir setidaknya untuk berbincang sejenak sebelum pulang. Tapi kali ini kamu langsung kembali bahkan tidak bertemu dengan mereka.

"Terimakasih Chuhan, kalau kau nggak keberatan, kami mau latihan lagi."

"Hng.. Baiklah, sampai jumpa."

Tepat setelah Chuhan meninggalkan ruangan mereka, Chen langsung bangkit dan berpamit pada membernya. "Hyung, aku kembali dulu." Ucapnya sambil memakai masker dan topinya. "Segera temui Sarang, Jongdae." Baekhyun berpesan dengan wajah khawatir. Dia tau kamu tidak baik baik saja.

"Pastinya,"

Kamu segera menoleh saat mendengar pintu apartement-mu diketuk diikuti bunyi password ditekan kemudian pintu terbuka menampakkan kekasihmu.

"Chuhan itu mantan trainee SM Entertaiment. Kurang lebih setengah tahun kalau nggak salah. Kami nggak sedekat yang kamu kira, Dear. Hanya sebatas sunbae dan hoobae saja. Kamu nggak perlu cemburu apalagi minder seperti itu."

Yah, Chen memang selalu peka dengan tingkah lakumu. Kamu yang sedang sedih, kelewat gembira, atau bahkan cemas. "Aku hanya takut kamu punya rasa padanya. Secara.. dia lebih cantik dariku, lebih berbakat juga pastinya dari aku yang hanya menulis." Kamu berbisik, kepalamu menunduk dalam. Bagaimana bisa kamu tidak cemburu melihat kekasihmu dipeluk seorang gadis cantik mantan trainee?

Chen tak membalas ucapanmu, melainkan hanya menatapmu dengan dalam. Tangannya kemudian menangkup kedua pipimu.

"Kamu itu cantik, sungguh. Semua orang memiliki bakatnya masing masing. Berhenti merendahkan dirimu sendiri. Kamu itu anugrah terindah Tuhan yang dititipkan ke-orangtuamu, dan dipertemukan denganku. Kamu baik, jangan berhenti untuk jadi orang baik. Jadilah perempuan yang baik, karena perempuan cantik.. sudah terlalu ramai. Semua akan ada waktunya. Nggak ada perbandingan antara matahari dan bulan, mereka bersinar saat waktunya tiba."

Tangismu mendadak pecah, tatapan dalam Chen menginvasi seluruh hatimu dengan mudahnya. Selama ini ketakutan itu terus menganggumu. Kamu selalu takut apabila suatu saat nanti Chen melepaskanmu karena memilih yang lain. Tapi mendengar ucapan itu, kamu rasa seharusnya kamu tidak perlu khawatir lagi akan hal tadi.

"Dear, udahan nangisnya. Kebiasaan nih, cengeng."

"Coba bilang begitu sama yang pernah nangis karena dilempar sendok sama Suho oppa."

"... Oke aku kalah."

____________________________
TBC..

Tuh, diingetin sama Chen gaboleh insecure ^ㅅ~☆

Hope you like♡
Enjoy and vote please☆
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang